inspirasi.69Avatar border
TS
inspirasi.69
Viral! Cicil Rumah Syariah di Bogor, Rumah Nggak Jadi-jadi-Pengembang Kabur
Konten Sensitif
Jakarta -

Baru-baru ini, di media sosial TikTok ramai video mengenai orang yang sudah mencicil KPR, namun rumah tak kunjung jadi. Lebih parahnya, developer alias pengembang rumah itu pun kabur.

Hal ini dibagikan oleh pengguna TikTok @kurniasalim24 melalui video yang diunggahnya. Dalam video itu, disebutkan bahwa perumahan tersebut menggunakan konsep syariah. Adapun, perumahan tersebut terletak di GMV, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Video tersebut sudah ditonton 2,7 juta kali, disukai lebih dari 30 ribu kali, ada lebih dari 2.900 komentar, dan lebih dari 1.000 kali dibagikan. Sebagai informasi, detikProperti sudah mendapat izin untuk mengutip video tersebut.

Di video tersebut tampak sebuah marketing gallery perumahan yang terlihat kosong. Jalanan di perumahan tersebut bahkan tampak belum selesai dibuat, hanya jalanan di depan marketing gallerynya saja yang sudah rapi. Terlihat memang sudah ada beberapa rumah yang sudah jadi dan ditempati, namun masih ada juga rumah yang belum selesai dibangun.


Salah satu korban yang mencicil di perumahan tersebut, sebut saja Salim, mengaku sudah membayar DP rumah tersebut sejak 2019, lalu pada 2020 sudah mulai mencicil rumah tersebut. Ia sudah mencicil selama 8 bulan.

Ia dijanjikan 15 bulan setelah akad pembelian akan dilakukan serah terima kunci. Namun, hingga saat ini ia tak menerima rumah yang sudah dicicilnya.

Pada awalnya ia mendapatkan informasi dari saudaranya terkait perumahan syariah. Ia dan saudaranya sama-sama mengambil rumah tersebut karena tertarik.

"Pas datang ke sana, lihat brosurnya, memang kantor marketing sudah ada, jalan utamanya sudah ada, cuman jalan yang di kompleknya itu lagi dibuat, jadi jatuhnya kayak inden gitu. Yaudah, akhirnya saya minat. Syaratnya juga dulu cuma KTP sama KK, nggak ada survei bank segala macam," tuturnya kepada detikProperti, ditulis Kamis (7/12/2023).

Kala itu, ia hanya membayar booking fee sebesar Rp 500.000, apabila cocok dengan rumahnya dan melakukan akad pembelian, ia dijanjikan akan serah terima kunci setelah 15 bulan. Ia pun segera melakukan akad dan mulai membayar angsuran DP sejak Januari 2019 hingga Desember 2019. Adapun, DP yang harus dibayarkan sebesar Rp 30 juta.

Salim membeli rumah tipe 30/60 dengan harga sekitar Rp 197.500.200. Ia pun membayar cicilan sekitar Rp 997.025 per bulan.

"Setelah DP setahun, masuk bulan ke-15, saya ke sana lagi mau lihat progresnya. Ternyata pas saya sesuaikan dengan site-plannya itu jalan di gang-nya saja belum jadi buat ke blok saya. Jadi rumahnya benar-benar belum jadi sama sekali setelah 15 bulan. Saudara saya juga yang sudah setahun lebih dulu (beli rumah) dari saya, rumahnya tinggal finishing, tapi benar-benar nggak di-finishing, nggak ada perkembangan lagi," ungkapnya.

Salim dan saudaranya akhirnya memutuskan untuk membatalkan pembelian rumah karena tidak sesuai dengan yang dijanjikan developer. Setelah melakukan akad pembatalan pembelian rumah pada Maret 2021, dirinya dijanjikan akan dikembalikan uang yang telah dibayarkan dalam 5 bulan.

"Akhirnya setelah akad cancel di tahun 2021 bulan Maret, kalau nggak salah, itu dijanjiin lagi 5 bulan setelah akad cancel dana dibalikin. Itupun dibalikinnya 5 kali bayar, 5 kali tahap lah nggak langsung sekaligus. Sampai di bulan ke-5 nggak ada angsuran sama sekali yang ditransfer," jelasnya.

Saat itu, Salim mulai mengira bahwa ia telah ditipu beli rumah. Sebab, ia merasa proses pembelian hingga pengembalian uangnya cukup aneh. Ia juga sempat menyambangi kantor pusat developer, namun masih belum ada hasil.

"Saya di situ sudah kayak 'aduh, kayaknya ini penipuan' soalnya gelagatnya sudah nggak beres, akhirnya saya cari kantor pusatnya, ternyata ada di Depok. Saya datang ke sana, tapi kok masuk perumahan ternyata info satpam di situ ternyata itu rumah sewa, rumahnya juga kecil paling 72 m2. Orangnya juga lama keluarnya, akhirnya setelah keluar kita ngobrol dan dijanjiin lagi 'nanti diusahain 2 bulan lagi (refund uang pembelian rumah), sebagai jaminan boleh bawa 1 unit PC yang ada di sini' katanya gitu," paparnya.

Akan tetapi, ia masih tak kunjung mendapatkan uangnya kembali setelah dijanjikan oleh pihak developer hingga akhirnya hilang kontak. Ia mencoba untuk datang ke kantor marketing gallery di perumahan tersebut, namun seluruh karyawannya sudah resign.

"Saya datang ke kantor marketingnya itu di perumahan itu sudah kosong, karyawannya sudah pada resign semua. Kata satpam di situ 'sudah berapa bulan gitu nggak digaji-gaji adminnya di sana, jadi ya pada berhenti semua'," katanya.

Akibat hal ini Salim mengalami kerugian hingga puluhan juta.

"Kalau (kerugian) saya sekitar Rp 30 jutaan lah. Saudara saya sampai Rp 90 juta, bahkan ada juga yang sampai Rp 100 juta," tuturnya.

Ternyata, korbannya bukan hanya Salim saja, tetapi ada ratusan orang lainnya. Mereka semua saat ini melakukan berbagai cara untuk mendapatkan haknya kembali, mulai dari membuat laporan ke polisi, bekerja sama dengan perangkat desa untuk menyelesaikan kasus tersebut, hingga menempuh jalur hukum.


https://www.detik.com/properti/berit...gembang-kabur.

antiketek
junaedi1982new
mavve512
mavve512 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1K
58
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan