Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Meski Gencatan Senjata, Nyatanya Israel Tetap Serang Tepi Barat


REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan Israel melanjutkan serangan militer dan penculikan di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat pada Jumat (24/11/2023). Padahal gencatan senjata di Gaza dimulai pada waktu yang bersamaan.

Menurut laporan Anadolu Agency, tentara Israel melakukan penggerebekan di beberapa kota besar dan kecil di Tepi Barat. Tindakan ini mengakibatkan penangkapan banyak warga Palestina.

Dalam insiden terpisah, sumber medis Palestina memberi tahu, setidaknya satu warga Palestina terluka dalam serangan Israel ke kawasan Kota Tua Nablus. Saksi mata melaporkan, bahwa pasukan Israel menahan dua warga Palestina dalam penggerebekan di Nablus, dengan dua mobil warga Palestina dibakar sebelum pasukan mundur dari kota tersebut.
Ketegangan masih tinggi di Tepi Barat sejak pecahnya pertempuran antara kelompok Palestina dan Israel di Gaza pada 7 Oktober. Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan Hamas mulai berlaku di seluruh wilayah Jalur Gaza pada Jumat, menghentikan sementara serangan untuk pertukaran tahanan dan bantuan.
 

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejak 7 Oktober, 220 warga Palestina di Tepi Barat telah dibunuh oleh tentara Israel dan serangan oleh pemukim Israel. Tentara Israel telah melaporkan menahan lebih dari 1.800 warga Palestina dalam kurun waktu yang sama atas tuduhan bahwa sebagian besar dari mereka memiliki hubungan dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Sejak awal 2023, 416 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat dalam operasi militer Israel, serangan oleh pemukim Israel, atau serangan pribadi. Kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat telah meningkat sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Tindakan itu pun menarik perhatian Barat, meski hanya menyoroti tindakan para pemukim Israel, bukan militer. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan,  meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh ekstremis di wilayah pendudukan Tepi Barat harus dihentikan. “Kita harus mencegah kekerasan menyebar, dan oleh karena itu hidup berdampingan secara damai hanya mungkin terjadi melalui solusi dua negara,” kata Von der Leyen pada konferensi pers di Kanada bersama Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel.


Awal pekan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga mengatakan, bahwa AS siap mengeluarkan larangan visa terhadap ekstremis yang menyerang warga sipil di Tepi Barat. Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron juga mendesak Israel untuk menindak  kekerasan yang sama sekali tidak dapat diterima yang dilakukan oleh pemukim di Tepi Barat.
"Orang-orang sebenarnya menargetkan dan kadang-kadang membunuh warga sipil Palestina, itu benar-benar tidak dapat diterima dan orang-orang yang bertanggung jawab atas hal itu, tidak cukup hanya dengan menangkap mereka, mereka harus ditangkap, diadili, dan dipenjarakan. Ini adalah kejahatan," kata Cameron.
Mantan perdana menteri Inggris ini melakukan kunjungan ke Ramallah di Tepi Barat. dia terlibat dalam diskusi dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan para pemimpin terkemuka Palestina lainnya.

Cameron mendesak Israel untuk mengambil tindakan tegas untuk mengekang insiden semacam itu dan menekankan pentingnya menegakkan standar hak asasi manusia di wilayah tersebut. “Laporan mengenai warga sipil Palestina yang dibunuh oleh pemukim di Tepi Barat sungguh mengerikan. Israel harus mencegah tindakan kekerasan ini dan meminta pertanggungjawaban mereka,” tulis Kementerian Luar Negeri di X.

Israel menduduki Tepi Barat dalam perang Timur Tengah pada 1967. Sejak saat itu, mereka membangun permukiman Yahudi di sana yang dianggap ilegal oleh sebagian besar negara. Israel membantah hal ini dan mengutip hubungan historis dan alkitabiah dengan tanah tersebut.
Tepi Barat adalah rumah bagi tiga juta warga Palestina yang tinggal di antara lebih dari setengah juta pemukim Yahudi. Perluasan pemukiman yang berkelanjutan adalah salah satu isu yang paling diperdebatkan antara Israel, Palestina, dan komunitas internasional. 

sumber

penggugatmk
banteng.muda
banteng.muda dan penggugatmk memberi reputasi
2
398
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan