Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kutarominami69Avatar border
TS
kutarominami69
Belum Ada Capres-cawapres Angkat Isu Penghayat dan Aliran Kepercayaan
Akademisi Kritik Belum Ada Capres-cawapres Angkat Isu Penghayat dan Aliran Kepercayaan

Oleh : Yudha Satriawan

"Jangankan dibicarakan, ajakan ke politik saja jarang. Banyak hal yang membuat para calon di Pilpres atau legislatif tak melirik keberadaan kami (penghayat)."



Akademisi dari UGM Samsul Maarif. (Foto: KBR/Yudha Satriawan)


KBR, Solo - Akademisi menilai belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2024 yang memberikan perhatian atau peduli pada kelompok minoritas seperti masyarakat adat dan penganut aliran kepercayaan atau penghayat.

Ketua Program Studi Agama dan Lintas Budaya atau (CRCS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Samsul Maarif mengatakan dampak elektabilitas politik dan situasi sosial membuat kelompok marginal ini semakin tersingkir dan jarang dibicarakan.

"Selama ini kelompok rentan, marginal, yang diusung para calon di Pemilu dan Pilpres hanya anak, perempuan, dan disabilitas. Penganut aliran kepercayaan maupun masyarakat adat jarang diangkat. Ini observasi kami di lapangan. Jangankan dibicarakan, ajakan ke politik saja jarang. Banyak hal yang membuat para calon di Pilpres atau legislatif tak melirik keberadaan kami," kata Samsul di sela-sela konferensi ICIR di Pusat Studi Javanologi Universitas Sebelas Maret UNS Solo, Rabu (22/11/2023).


Samsul mengatakan selama ini ada penganut aliran kepercayaan yang mau maju ke dunia politik, seperti menjadi calon anggota legislatif atau pemilihan kepala daerah, namun selalu tersingkir.

"Ongkos politik mahal. Kami minoritas, takut menggerus elektoral atau elektabilitas kandidat, berseberangan dengan agama mayoritas, dan lainnya," kata Samsul.

Lebih lanjut Samsul menjelaskan pemahaman budaya sering bertolak belakang dengan umat beragama di kancah politik.

Selain jumlah penghayat kepercayaan yang dianggap relatif kecil, biaya pencalonan juga mahal. Ada potensi eletabilitas politisi dari penghayat tergerus karena muncul pertentangan di masyarakat jika partai politik maupun caleg mengangkat isu kelompok minoritas ini.

Samsul mencatat ada seitar 2 juta penganut aliran kepercayaan di Indonesia. Namun data pemerintah hanya sekitar 100an ribu yang memiliki KTP dengan kolom aliran kepercayaan. Saat ini ada 180-an jenis penghayat dan aliran kepercayaan di Indonesia.

Editor: Agus Luqman

https://m.kbr.id/nusantara/11-2023/a...an/113372.html

Coba bebaskan kolom agama di ktp diisi agama apa aja

pesulap.merah
glass69
glass69 dan pesulap.merah memberi reputasi
2
200
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan