TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Anti Korupsi Malaysia atau SPRM membekukan 41 rekening bank milik organisasi nirlaba AMAN Palestin Berhad setelah menemukan dugaan penyeleweangan dana sebesar 70 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp232,88 miliar untuk tujuan lain.

SPRM dalam keterangan tertulisnya di Kuala Lumpur, Kamis, 23 November 2023, mengatakan dengan dilakukannya investigasi atas tuduhan terhadap AMAN Palestin Berhad yang diduga menyalahgunakan sumbangan masyarakat untuk Palestina yang dilakukan sejak 17 Oktober 2023, komisi anti-rasuah itu membekukan 41 rekening bank milik organisasi nirlaba tersebut pada Rabu.


Pembekuan juga dilakukan kepada rekening dari beberapa entitas perusahaan lainnya, dengan total dana RM15.868.762 atau sekitar Rp52,79 miliar.

SPRM menggeledah kantor AMAN Palestin dan memperoleh sejumlah dokumen terkait pengelolaan keuangan dan operasional selama lima tahun terakhir.

Investigasi, menurut pernyataan itu, dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pelanggaran berdasarkan Undang-Undang SPRM 2009, Akta Pencegahan Pencucian Uang, Akta Pencegahan Pendanaan Terorisme dan Hasil Kegiatan Ilegal 2001 (AMLATFPUAA 2001) dan KUHP (UU 574).


SPRM mengatakan telah mencatat keterangan beberapa saksi penting dan penyelidikan awal telah mengidentifikasi beberapa masalah yang melibatkan penggelapan dana yang diperkirakan berjumlah RM70 juta, yang diduga disalurkan untuk tujuan selain tujuan pendirian perusahaan tersebut yakni membantu masyarakat Palestina.
 

Di situs webnya, tertulis Aman Palestin mulai beroperasi pada akhir 2004 sebagai inisiatif untuk membantu dan menyalurkan donasi serta menjaga kesejahteraan dan hak asasi manusia rakyat Palestina.

"Aman Palestin selalu berupaya untuk memastikan bahwa setiap ringgit yang disumbangkan oleh masyarakat Malaysia dan dunia internasional pada umumnya tidak hanya menjangkau, namun seluruh bantuan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya di Palestina," demikian tertulis di laman organisasi ini.

https://dunia.tempo.co/read/1800669/...ysia-dibekukan