Ternyata Konten Hoax! Penyebar Hoax 'Anak BEM UNY Lecehkan Maba' Akhirnya Ditangkap, Alasan Karena Sakit Hati Ditolak Masuk Komunitas Mahasiswa!







Dalam bermedia sosial sepertinya gampang sekali ya gansist cara kita untuk menghancurkan reputasi seseorang, tinggal buat akun baru dengan tujuan memprovokasi dan menuduh orang lain berbuat kejahatan atau kita buat akun yang namanya mirip dengan nama akun orang tersebut hingga jika akun itu membuat konten yang tidak benar maka yang terkena adalah akun asli yang ditargetkan untuk direndahkan tersebut.

Kasus menjadi korban hoaks pun kini kembali lagi viral saat salah satu pengurus BEM UNY dituduh telah melakukan pelecehan seksual oleh sebuah akun di media X pada Jum'at, 10 November 2023. Konten ini langsung bikin heboh gansist, apalagi ditambahi oleh para konten kreator yang tiba-tiba bersemangat untuk membumbui perkara ini yang ternyata diungkapkan oleh Ditreskrimsus Polda DIY Kombes Idham Mahdi adalah konten hoaks.







Sebelum penangkapan, salah seorang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (BEM FMIPA) UNY diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswa baru. Hal ini membuat BEM FMIPA UNY mengeluarkan surat keputusan untuk membekukan status tersangka. Surat tersebut bertujuan untuk mengecam tindak kekerasan seksual dan memastikan kelancaran proses investigasi terhadap isu tersebut.

Kejadian ini mencuat setelah RAN mengunggah narasi hoax tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengurus BEM UNY berinisial MF (21) di media sosial. Narasi yang ditulis RAN mengundang perhatian banyak orang dan memicu kontroversi di kalangan mahasiswa.







Menurut keterangan Kombes Idham saat rilis kasus di Mapolda DIY pada hari Senin, 13 November menyatakan kalau motivasinya pemuda berinisial RAN (10) ini adalah menyebarkan berita bohong gara-gara sakit hati ditolak masuk komunitas mahasiswa.

Jadi pelajaran ya gansist agar tak mudah tersulut ikut mengabarkan atau menyebarluaskan berita bohong, karena yang dikhawatirkan adalah bisa jadi anda nanti bisa ikut-ikutan terkena kasus hukum. Khususnya menurut saya, jangan ambil wacana dari yang hanya viral di media perbincangan saja seperti di X atau Twitter dan Instagram. Setidaknya berita tersebut harus ada di media berita nasional, apalagi yang cukup kredibel seperti Kompas, Tempo, Detik dan yang lainnya.

Padahal media yang saya sebut diatas juga belum tentu juga tak luput dari hoaks, apalagi jika hanya menyandur dari konten netizen di dua media sosial ini yang tidak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.

'Narasi dan Opini Sendiri'


Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2