Tegas, Malaysia Dukung Hamas dan Tak Takut dengan Sanksi Amerika Serikat, Rakyat Palestina Tidak Bisa Dikotomi!










Negara tetangga Indonesia ini memang juga sama seperti Indonesia yang secara tegas mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel, namun yang menjadi pembeda adalah Malaysia secara gamblang mendukung perjuangan Hamas dan tetap melanjutkan hubungannya dengan organisasi penguasa di Jalur Gaza tersebut walau mendapat tekanan dari Amerika Serikat.

Saya mengacungkan jempol keatas keteguhan dari pemerintah Malaysia ini, secara jantan dia mengakui mana yang harus dia bela bukan semata-mata berteriak bahwa kami membela Palestina dan selalu bersama rakyatnya. Rakyat yang mana yang dimaksud, apakah anggota Hamas bukan termasuk rakyat Palestina?







Pemerintah Malaysia, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim, kembali menegaskan dukungan negaranya terhadap Hamas dalam konflik di Jalur Gaza. Hari Selasa kemarin Anwar Ibrahim, mengungkapkan bahwa Malaysia tidak takut akan sanksi dari Amerika Serikat atas sikapnya ini.

Dalam pidato di majelis umum, Anwar Ibrahim menyatakan bahwa Malaysia memiliki kewajiban moral untuk mendukung rakyat Palestina yang berjuang melawan penindasan dan agresi Israel. Ia menegaskan bahwa dukungan terhadap Hamas adalah sebuah tindakan yang adil dan bertanggung jawab dalam menjunjung tinggi hak asasi manusia.

"Apapun yang terjadi adalah hak dan perjuangan sah rakyat Palestina!" Demikian yang diungkapkan oleh Anwar Ibrahim kepada parlemen pada tanggal 7 November 2023.







Dalam menghadapi kritik terhadap sikapnya, Anwar Ibrahim menegaskan bahwa dunia harus bersuara tegas untuk menghentikan kekerasan yang terjadi di Gaza. Ia menegaskan bahwa Israel harus mendengar suara masyarakat internasional dan menghentikan tindakan agresifnya.

Meskipun pemerintah Malaysia menyadari kemungkinan adanya sanksi dari Amerika Serikat atas sikapnya ini, Anwar Ibrahim menegaskan bahwa mereka tidak takut akan hal tersebut. Dukungan Malaysia terhadap Hamas tetap teguh dan berdasarkan pada prinsip keadilan dan kemanusiaan.







Sedangkan untuk sebuah organisasi perlawanan, pemberontak, milisi, sukarelawan perang dan yang lainnya apa yang harus diharapkan dari mereka, haruskah mereka bertempur selayaknya sebagaimana tentara reguler yang sudah memiliki rudal pemandu yang berguna untuk menentukan target dan meminimalisir korban rakyat sipil? Sedangkan yang mereka punya hanyalah sebuah roket yang meluncur dengan acak!

Dan kelakuan Hamas juga sepertinya sama dengan organisasi perlawanan lain di dunia ini semisal IRA Irlandia Utara, FSA Suriah, Taliban atau Fretilin di tahun 80an yang cenderung brutal dan tanpa ampun. Adakah pejuang yang begitu bersih dalam perjuangannya, mungkin bisa dilihat dari betapa memilukannya nasib para warga sipil Hindia Belanda dari keturunan eropa dan campuran saat Masa Bersiapdahulu di Indonesia di tahun 1945.

Anwar Ibrahim menegaskan kembali bahwa tidak akan mengakui sanksi sepihak dari Amerika Serikat, yaitu undang-undang pencegahan pembiayaan internasional Hamas dan justru sanksi apapun terhadap Malaysia maka itu akan berdampak buruk bagi perusahaan-perusahaan Amerika di Malaysia.

'Narasi dan Opini Sendiri'

Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1


2