Paman Sam benar-benar khawatir dengan perkembangan situasi di Timur Tengah, apalagi setelah konflik Israel-Hamas kembali pecah. Mengutip artikel resmi Departemen Pertahanan AS, pada Sabtu (21/10/2023); Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Thaad dan Patriot akan dikirim ke Timur Tengah. Tapi Austin tidak menyebut secara spesifik ke negara mana kedua payung udara terkuat milik AS itu akan dikirim.

Menurut Austin, pengerahan Thaad dan Patriot digunakan untuk meningkatkan perlindungan kekuatan bagi pasukan AS yang bertugas di Timur Tengah. Sebagai pengingat bagi Agan, pengiriman dua payung udara ini dilakukan setelah pada 17 dan 18 Oktober 2023, pasukan AS yang ditempatkan di Suriah dan Irak mendapatkan serangan drone dan rudal dari proksi Iran di negara tersebut. Selain melindungi pasukan AS, kedua payung udara itu juga akan digunakan untuk melindungi Israel jika diperlukan.

Selain di Timur Tengah, Patriot kini juga sudah ditempatkan di Ukraina untuk melindungi objek vital. Thaad juga telah dikerahkan ke luar negeri, salah satunya di Korea Selatan. Thaad (Terminal High Altitude Arwa Defense) digunakan untuk menembak rudal balistik pada fase akhir penerbangannya, yakni saat rudal tersebut bertransisi keluar dari bagian tengah penerbangan dan turun menuju sasarannya. Thaad dapat mencegat rudal balistik lebih cepat serta memiliki jangkauan yang lebih jauh dibandingkan Patriot, menyediakan tingkat pertahanan rudal anti balistik tingkat atas yang melengkapi Patriot.



Sekilas informasi, Thaad memakai radar AN/TPY-2 yang dapat mendeteksi dan melacak rudal balistik pada jarak 700 sampai 1.000 km. Rudal yang ditembakkan Thaad dirancang punya jangkauan 200 km dan ketinggian 150 km. Sementara rudal Patriot generasi terbaru termasuk PAC-2, PAC-3, serta MSE mampu mencegat dan menghancurkan rudal balistik dengan jangkauan 15 hingga 20 km. Sementara radar Patriot mampu mendeteksi dan melacak ancaman udara pada jarak 150 km.

Selain dua sistem pertahanan udara, Paman Sam juga telah mengirim dua kapal induk ke Mediterania Timur, kapal tersebut yakni USS Gerald R. Ford dan USS Dwight D. Eisenhower. Kehadiran dua kapal induk ini untuk mencegah Iran dan proksinya ikut campur konflik Hamas-Israel, di sisi lain pada 19 Oktober lalu, kapal USS Carney mencegat beberapa drone dan rudal yang diluncurkan Houthi di Laut Merah. Diduga drone dan rudal itu hendak diarahkan ke Israel. Saat ini situasi di Timur Tengah semakin rapuh, ancaman pecahnya konflik yang lebih besar terus menghantui.







Referensi Tulisan: Departemen Pertahanan AS
Sumber Foto: sudah tertera