- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pembayaran pake Bambu? Inovasi Baru dari Mahasiswa Berupa Pasar Pring Sewu.
TS
robby345
Pembayaran pake Bambu? Inovasi Baru dari Mahasiswa Berupa Pasar Pring Sewu.
Beberapa kelompok mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) telah bekerja sama untuk menciptakan inovasi yang dikenal dengan nama Pasar Pring Sewu. Pasar ini terletak di Dusun Binangun, Desa Plintahan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Kelompok mahasiswa ini terdiri dari anggota dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), ISS MBKM, dan KKN tematik. Selama mereka berada di Dusun Binangun, fokus utama kegiatan mereka adalah mengembangkan sektor pariwisata di desa tersebut serta meningkatkan potensi sumber daya manusia. Program ini telah berlangsung sejak tahun sebelumnya. Setelah berhasil mengidentifikasi potensi wisata di Coban Binangun, pada tahun ini mereka memperkenalkan inovasi baru berupa Pasar Pring Sewu.
Awal Mula Pasar Pring Sewu
Keunikan Pasar Pring Sewu
Salah satu fitur unik yang dapat ditemui di pasar ini adalah penggunaan koin bambu saat bertransaksi pembelian barang. Alasan di balik penggunaan koin bambu ini adalah untuk memberikan pelajaran tentang manajemen keuangan kepada masyarakat di sekitarnya. Penggunaan koin bambu ini juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan pemanfaatan bambu sebagai bahan tradisional. Selain itu, sistem ini juga mencakup pengelolaan hasil dan proses pertukaran koin, dengan tujuan utama pemberdayaan masyarakat. Ketika program ini selesai, diharapkan masyarakat akan memiliki kemampuan mandiri dalam mengelola keuangan dan mengatur pasar. Demikian dijelaskan oleh seorang mahasiswa semester 7 dari Program Studi Teknik Elektro di Umsida.
SUMBER : [url=https://S E N S O R/kelompok-mahasiswa-umsida-kelola-pasar-pring-sewu/]S E N S O R[/url]
Kelompok mahasiswa ini terdiri dari anggota dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), ISS MBKM, dan KKN tematik. Selama mereka berada di Dusun Binangun, fokus utama kegiatan mereka adalah mengembangkan sektor pariwisata di desa tersebut serta meningkatkan potensi sumber daya manusia. Program ini telah berlangsung sejak tahun sebelumnya. Setelah berhasil mengidentifikasi potensi wisata di Coban Binangun, pada tahun ini mereka memperkenalkan inovasi baru berupa Pasar Pring Sewu.
Awal Mula Pasar Pring Sewu
Rohman Dijaya SKom MKom, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pengabdian Masyarakat di Umsida, menjelaskan tentang awal kerjasama dalam pembangunan desa wisata ini. Menurutnya, Umsida telah menjalin kesepakatan kerjasama (MoU) dengan Dusun Binangun sejak tahun sebelumnya melalui Program PPK Ormawa 2022, yang bertujuan untuk mengembangkan objek wisata air terjun Binangun. Pada tahun 2023, mereka kembali mengajukan proposal PPK Ormawa untuk mengembangkan sektor UMKM. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk mengintegrasikan kegiatan tersebut dengan menggabungkan UMKM lokal, potensi pertanian, budaya, dan kesenian.
Sebagai hasil dari kolaborasi ini, muncullah ide konsep Pasar Wisata yang diadakan secara berkala dengan nama Pasar Pring Sewu. Pasar ini diadakan setiap dua minggu sekali dan pertama kali dibuka pada tanggal 1 Oktober 2023. Waktu operasional pasar ini adalah dari pukul 06.00 pagi hingga 12.00 siang.
Pasar Pring Sewu adalah tempat di mana pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas selama akhir pekan. Konsepnya bertujuan untuk memperkenalkan budaya lokal, dengan penampilan seni budaya lokal, permainan tradisional, makanan tradisional, dan permainan anak. Di pasar ini, pengunjung dapat menikmati berbagai makanan seperti cenil, horok-horok, ketan, dan lain sebagainya. Ada juga area makan yang terbuat dari bambu yang membuat suasana tempat ini sejuk dan rindang berkat pepohonan bambu. Semua ini menjadikan pasar ini sebagai destinasi wisata yang menarik untuk wilayah Pasuruan dan sekitarnya di masa depan.
Keunikan Pasar Pring Sewu
Salah satu fitur unik yang dapat ditemui di pasar ini adalah penggunaan koin bambu saat bertransaksi pembelian barang. Alasan di balik penggunaan koin bambu ini adalah untuk memberikan pelajaran tentang manajemen keuangan kepada masyarakat di sekitarnya. Penggunaan koin bambu ini juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan pemanfaatan bambu sebagai bahan tradisional. Selain itu, sistem ini juga mencakup pengelolaan hasil dan proses pertukaran koin, dengan tujuan utama pemberdayaan masyarakat. Ketika program ini selesai, diharapkan masyarakat akan memiliki kemampuan mandiri dalam mengelola keuangan dan mengatur pasar. Demikian dijelaskan oleh seorang mahasiswa semester 7 dari Program Studi Teknik Elektro di Umsida.
SUMBER : [url=https://S E N S O R/kelompok-mahasiswa-umsida-kelola-pasar-pring-sewu/]S E N S O R[/url]
bukan.bomat dan 3 lainnya memberi reputasi
4
385
29
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan