Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Normalisasi Hubungan Saudi-Israel, Bagaimana Respon Palestina dan Iran ?
Quote:


Salah satu berita terkini yang sedang ramai dibahas media luar negeri adalah upaya normalisasi hubungan antara Saudi dan Israel, bukan sekadar wacana saja, tapi keduanya sudah mulai melakukan perundingan untuk segera mewujudkannya. Tentu normalisasi kedua negara ini akan penuh kepentingan politik bagi keduanya.

Dalam sebuah wawancara dengan media Amerika, yakni Fox News, pada 20 September 2023. Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan bahwa, setiap hari mereka semakin dekat dengan kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel. MBS menyebut jika kesepakatan ini terwujud, akan menjadi kesepakatan terbesar dalam sejarah setelah usainya Perang Dingin.

Sementara itu, Amerika selama bertahun-tahun telah mengatakan bahwa, hubungan resmi antara kedua sekutunya di Timur Tengah adalah prioritas utama. Diplomat AS Antony Blinken menambahkan, normalisasi Saudi-Israel juga menjadi kepentingan nasional Amerika. Upaya normalisasi ini tentu akan jadi angin segar bagi Amerika. Dirangkum dari Al Jazeera, berikut ini adalah beberapa persyaratan yang diajukan Saudi untuk normalisasi hubungan dengan Israel:

1. Pencabutan pembatasan pembelian senjata

Salah satu persyaratan yang diajukan Saudi untuk normalisasi hubungan dengan Israel adalah pencabutan pembatasan pembelian senjata. Setelah kematian jurnalis Jamal Khashoggi, AS dan beberapa negara Eropa memberlakukan pembatasan penjualan senjata kepada negara tajir ini. Hal ini membuat langkah Saudi untuk memperkuat militernya jadi terhambat.


2. Dukungan untuk membangun program nuklir sipil

Persyaratan kedua adalah, Saudi ingin meminta bantuan untuk membuat program nuklir sipilnya sendiri. Dalam wawancara dengan Fox News, MBS mengatakan negara lain telah banyak membuat program nuklir untuk kepentingan sipil, jadi dia ingin Saudi juga memiliki program yang sama.


3. Pembentukan negara Palestina

Dalam wawancara 20 September lalu, MBS mengatakan setiap kesepakatan yang berkaitan dengan normalisasi hubungan dengan Israel harus memiliki dampak besar untuk pembentukan negara Palestina. Hal ini yang tampaknya sulit untuk dikabulkan oleh Israel.

Sebagai tambahan informasi, Arab Saudi telah menjadi pendukung Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002. Upaya untuk normalisasi hubungan dengan Israel serta penarikan diri dari wilayah Palestina dan Dataran Tinggi Golan di Suriah. Inisiatif tersebut mencakup pembentukan negara Palestina serta menemukan solusi yang adil untuk jutaan pengungsi Palestina dan keturunan mereka yang sebagian besar tinggal di kamp pengungsi di negara-negara tetangga.

Namun, Israel dibawah pimpinan Netanyahu termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir telah menolak pembentukan negara Palestina, termasuk pembekuan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian dari syarat normalisasi hubungan.



Bagaimana Respon Israel ?


Israel tentu senang mendengar kabar upaya normalisasi yang diutarakan Saudi, dengan begitu mereka bisa mendapat berbagai keuntungan, salah satunya dalam segmen ekspor teknologi dan senjata. Selain itu, normalisasi dengan Saudi akan memperkuat posisi mereka di Timur Tengah serta melemahkan posisi Iran yang sering terlibat perang proksi dengan Israel.

Pada  Kamis 21 September 2022, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menyampaikan optimismenya terkait normalisasi Saudi-Israel. Dia mengatakan ada kemungkinan bahwa, pada awal tahun 2024 kesepakatan dengan Saudi bisa terwujud. Untuk pembatasan senjata, tentu Israel tidak ada masalah. Sementara untuk nuklir sipil, Israel menyebut program ini tidak akan membahayakan negara di kawasan Timur Tengah. Karena sudah banyak negara yang memiliki program nuklir sipil.

Tetapi, satu hal yang jadi masalah adalah pembentukan negara Palestina dan pemberian kendali Tepi Barat yang telah diduduki. Tetapi, menanggapi persyaratan terkait Palestina, Eli Cohen mengatakan masalah tersebut masih bisa didiskusikan lagi. Dia optimis persyaratan yang diminta Saudi terkait Palestina bisa diselesaikan.


Tanggapan Palestina dan Iran


Menurut laporan dari The Wall Street Journal, delegasi pejabat Otoritas Palestina bulan Agustus lalu telah pergi ke Saudi. Tujuannya adalah untuk mengajukan persyaratan sebagai imbalan untuk normalisasi hubungan Saudi dengan Israel. Persyaratan yang diminta tersebut adalah sebagai berikut:

- Pembukaan kembali konsulat Amerika di Yerusalem Timur yang  ditutup oleh mantan Presiden AS Donald Trump pada tahun 2019.

- Otoritas Palestinameminta Amerika Serikat untuk mendukung perwakilan penuh Palestina di PBB.

- Otoritas Palestina diberikan kendali lebih besar atas beberapa bagian Tepi Barat yang kini diduduki dan menyingkirkan pos-pos ilegal yang didirikan Israel.


Quote:


Sikap Palestina kali ini telah melunak, tidak seperti saat Bahrain dan UEA mengumumkan normalisasi dengan Israel pada 2020 lalu. Di mana waktu itu mereka mengatakan normalisasi dengan Israel merupakan upaya penikaman dari belakang. Sementara itu, beberapa negara yang telah berdamai dengan Israel sampai saat ini terdiri dari UEA, Bahrain, Sudan, Yordania, Mesir dan Maroko.

Melunaknya sikap Palestina ini salah satunya setelah Saudi berjanji akan melanjutkan pemberian bantuan, sebagai pengingat, Saudi jadi salah satu negara yang telah memberikan banyak bantuan kepada Palestina. Jika, Palestina mulai melunak, maka Iran justru sebaliknya. Iran dengan tegas menolak normalisasi tersebut dan memperingatkan Saudi untuk tidak menjalin kesepakatan apa pun dengan Israel.

Penolakan oleh Iran tersebut disampaikan Presiden Ebrahim Raisi saat menghadiri sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York pada 20 September 2023. Raisi mengatakan,  kesepakatan Saudi-Israel akan menjadi tikaman dari belakang untuk perjuangan rakyat Palestina.

Quote:


Di sisi lain, normalisasi Saudi-Israel, jika benar terjadi; tentu akan menjadi sebuah kesepakatan besar. Kesepakatan ini tentu tidak hanya menguntungkan kedua negara saja, tapi juga negara lain yang jadi sekutunya. Sementara itu, kebijakan liar negeri Saudi telah bayak berubah dalam setahun terakhir. Yang terbaru saat mereka menormalisasi hubungan dengan Iran pada 10 Maret 2023.

Dibandingkan dengan Iran, normalisasi dengan Israel tentu bukan hal mudah. Pertanyaannya kini adalah, apakah Saudi mampu melakukan normalisasi hubungan dengan Israel ? Sebuah pertanyaaan yang baru bisa kita ketahui jawabannya pada 2024.




----------------------




Referensi Tulisan: The Wall Street Journal& Al Jazeera
Sumber Foto & Ilustrasi: sudah tertera
gepyan
jlamp
jlamp dan gepyan memberi reputasi
2
178
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan