harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Paket dari Alam Gaib - KUNCEN



Quote:




Tring!

Suara dari handphone-ku berbunyi kala sedang istirahat di bawah pohon rindang. Seketika aku menyalakan layar handphone dan melihat adanya orderan yang masuk. Segera aku terima orderan itu dan segera beranjak ke motor yang terparkir di pinggir jalan.

Aku sendiri memang berprofesi sebagai ojek online. Saat ini, aku menjadi salah satu driver yang aktif pada malam hari atau orang sebut ngalong. Biasanya waktu-waktu tengah malam masih ada sisa-sisa pegawai yang pulang dari stasiun. Tapi kali ini orderan yang aku terima berbeda. Bukan mengantar orang, melainkan paket.

Tidak biasanya ada orderan paket tengah malam begini. Mungkin paket urgent dan harus segera dikirim, untuk itu aku segera mempercepat motorku menuju lokasi. Awalnya aku agak ragu karena jalan yang aku lewati mulai sepi dan tidak ada rumah-rumah. Hanya ada perkebunan warga di sisi kiri dan kanan jalan. Tapi setelah lewat perekebunan, aku menemukan perumahan. Di sanalah alamat paket yang hendak aku jemput.

Aku sampai di depan rumah pemesan. Si pemesan merupakan perempuan dengan usia kisaran 25 tahun dengan kulit yang putih bersih. Ia memberikan paket berupa sebuah dokumen yang terbungkus oleh amplop cokelat besar. Segera kuterima dan kuamankan.

“Mas, hati-hati ya udah malem. Jagain paket saya,” ucap si pemesan.

“Baik, Mbak. Makasih ya!”

Aku pun segera melaju dari rumah si pengirim paket. Alamat yang dituju tidak terlalu jauh, akan tetapi aku tidak pernah ke sana sehingga masih membutuhkan petunjuk maps. Kulewati perumahan warga, berbelok ke luar dan kembali ke area perkebunan yang gelap dengan semak di sebelah kiri dan kanan jalan.

Usai melewati jalan sepanjang 3 kilometer, akhirnya aku semakin dekat dengan titik. Jalanan masih berupa jalanan yang kurang penerangan dengan sisi kiri sesekali ada rumah warga, tapi lebih didominasi pepohonan. Tiba-tiba dari arah kiri, aku melihat ada beberapa orang keluar sambil membawa senjata tajam. Mereka menunjuk ke arahku sambil berteriak, tapi aku tidak paham mereka teriak apa.

Karena takut menjadi korban begal, aku pacu sepeda motor agar segera melewati lokasi ini. Tubuhku gemetar saat itu saking takutnya, tapi beruntung aku masih sempat menghindar dan melewati kawanan begal tersebut. Aku berusaha menenangkan diri, sebentar lagi sampai. Titik lokasi pengantaran tinggal beberapa ratus meter di depan, aku menguatkan diriku untuk segera melanjutkan perjalanan.




Singkat cerita, aku sampai di sebuah rumah besar yang ada di pinggir jalan. Rumah itu sendiri gelap dan sepi. Tapi aku yakin ada orang di dalamnya karena ada mobil yang terparkir di garasi depan. Aku turun dari motor dan mengambil paket yang dititipkan. Aku segera berjalan ke depan gerbang, kemudian membunyikan bel.

Ternyata tidak seperti dugaanku, si pemilik rumah dengan cepat keluar. Seorang pria berkaos polos dan berkacamata mendekat ke arah gerbang. Ia membuka sedikit gerbang rumahnya dan menyapaku yang berdiri di luar area rumah.

“Ada apa ya, Mas?” tanya pria itu.

“Ini rumah Pak Surya, kan? Ini ada paket,” jawabku menjelaskan.

“Iya saya sendiri. Paket dari siapa ya, Mas? Saya gak ada tuh pesan paket atau apa, kok malam-malam gini kirimnya?” Pria itu malah kebingungan.

“Dari Frieska, Pak!” Aku menyerahkan paket yang kubawa. Dan pria itu menerima dan melihat nama serta alamat si pengirim. Sontak pria itu menghela napas sambil menggaruk kepala sesekali. Ia seperti ingin bilang sesuatu tapi tidak ditahan. Sambil membenarkan kacamatanya, ia mengangkat kepala dan menatap serius ke arahku.

“Mas, sebelumnya mohon maaf kalau merepotkan nih,” ucap pria itu. “Frieska ini adik saya. Dia itu anaknya rajin, kerja keras dan berani. Dan kalau dia masih hidup sekarang, pasti udah jadi salah satu pimpinan di perusahaan keluarga kami.” Pria itu menjelaskan.

“Hah? Kalo masih hidup?” tanyaku bingung.

Pria itu hanya mengangguk. “Ya. Frieska itu udah meninggal, Mas. Satu tahun lalu. Dan mungkin adik saya ingin menyampaikan paket ini dengan Mas. Jaid tenang saja ya, ini uangnya saya ganti kok.”

“Ah, yang bener, Pak? Tadi orangnya beneran ada kok! Masih hidup!” kataku yang tidak percaya.

“Ya kelihatannya mungkin gitu, tapi dia udah meninggal, Mas.”

“Jadi, jadi yang saya temui tadi?” aku mulai ketakutan.

“Ya itu mungkin arwahnya, harap maklum ya, Mas.” Pria itu membuka dompet. Mengeluarkan dua lembar uang berwarna biru dan menyodorkannya padaku sebagai pembayaran paket ini. Aku pun mengambil uang itu.

Ya, jadi sosok wanita pengirim paket yang aku temui tadi merupakan sosok hantu!
Si pria menyarankan supaya aku pulang ke rumah dan isirahat. Dan jujur saja, aku setuju dengan saran dari pria itu. Aku sudah dapat uang banyak hari ini, termasuk dari si pria tadi. Setelah urusan selesai dan aku sudah lebih tenang, kembali ku kendarai motor dan menuju ke rumah secepat-cepatnya.




Dengan perasaan yang masih shock, aku berjalan cepat. Saat sedang melamun sambil memperhatikan jalan. Tapi tiba-tina dua orang bapak-bapak muncul dari semak-semak dan berusaha memberhentikan motorku. Sontak aku pun berhenti mendadak.Bapak-bapak dengan peci putih dan satu lagi hanya memakai bawahan sarung serta kaos oblong.

“Ada apa ya, Pak?” tanyaku saat diberhentikan oleh mereka.

“Kamu dari mana?” tanya si bapak berpeci putih.

“Nganter paket, Pak!” jawabku.

Kedua bapak-bapak itu pun sampai tepat di sampingku. “Ke mana nganternya?”

“Itu ke rumah Bapak Surya di sana!” ucapku sambil menoleh ke belakang dan menunjukkan jalan yang tadi aku lewati.

“Ke sana itu kuburan, Mas! Gak ada rumah!” ungkap salah satu bapak-bapak menjelaskan.

“Hah? Apaan sih, Pak? Di sana rumah kok, ada rumah!” ucapku tidak percaya.

Salah satu bapak-bapak kemudian mengeluarkan senter dan menyorotkan senter ke pinggir jalan. Menyorot sebuah papan besi bertuliskan “Pemakaman Umum 100m.” Ya, ada petunjuk jalan yang memberi tahu kalau 100 meter ke depan adalah kuburan.

“Gak ada rumah di sana, Mas!” kata bapak-bapak itu. “Mas tadi kami panggil, kami teriak-teriak manggil tapi gak denger. Malah ngebut kaya orang ketakutan.” Tambahnya.

“P-Pak, gak mungkin ah pak!” Aku masih tidak percaya.

“Silakan balik lagi deh, Mas. Supaya percaya kalo di sana itu pemakaman. Gak ada rumah,” kata si bapak-bapak berusaha menjelaskan.

“Jadi yang tadi? Bapak Surya yang terima paket itu siapa?” Aku kebingungan.

“Wallahualam, demit kali.”

"Dikerjain nih pasti."

"Tapi orangnya baik kok Pak Surya itu, dia ngobrol biasa sama saya!" Aku masih berusaha membantah.

Salah satu bapak menghela napas. "Ya terserah, Mas! Yang jelas di sana tadi kuburan. Gak ada jalan lagi. Itu kalau Masnya lurus terus ikutin jalan, tembusannya ke jurang ke arah sungai, Mas," kata mereka menjelaskan.

"Hahaha, tadi niatnya kita mau selametin. Dipanggil-panggil kok malah ngebut," ucapnya menambahkan.

"M-masa sih," gumamku sambil terus menatap ke arah belakang dan seakan tak percaya.

Karena masih tak percaya, aku kembali ke rumah Pak Surya dan mengecek bagaimana kondisi di sana. Salah satu dari bapak-bapak itu ikut bersamaku. Dan benar saja, tidak ada apa-apa selain Tempat Pemakaman Umum.Sepanjang jalan hanya ada batu nisan dan pohon-pohon. Tidak ada rumah sama sekali. Rumah besar milik Pak Surya benar-benar tidak ada. Kondisi sekitar berubah 100%.

Aku sangat shock!

Kedua bapak-bapak tersebut akhirnya menyuruhku untuk mampir ke pos ronda untuk menenangkan diri Di pos ronda aku diberi minum teh hangat dan santai sejenak. Aku juga bercerita ke pada mereka. Ternyata para begal yang hendak menyerangku bukanlah begal, melainkan bapak-bapak ini yang ternyata mau memperingatkan aku bahwa di sana ada pemakaman umum. Tapi entah mengapa pengelihatanku seolah dikaburkan dan dibuat seolah-olah mereka itu begal.

"Sudah banyak korbannya, sampai taksi pun pernah nyasar ke sini," kata warga menjelaskan padaku.

Jadi inti dari kejadian malam ini, aku dikerjai dua makhluk sekaligus. Pertama adalah wanita yang mengirimkan paket yang kabarnya sudah meninggal. Kedua, aku juga dikerjai oleh sosok Pak Surya yang semula aku kira adalah orang. Karena dia yang memberitahu ak kalau si pengirim bukan manusia. Tapi ternyata dia juga bukan manusia. Setelah sudah bisa tenang, aku pun berjalan pulang ke rumah.

Belum selesai, keesokan harinya aku juga mengecek ke rumah Frieska si pengirim. Ternyata saat aku datangi lokasi rumahnya di siang hari, rumahnya hanya berupa bangunan setengah jadi yang tidak terawat. Penuh ilalang panjang dan sudah ditumbuhi tanaman merambat. Sudah pasti tidak ada yang tinggal di bangunan mangkrak itu.




Usai mendatangi kedua lokasi ini untuk kedua kalinya. Akhirnya aku yakin, bahwa kesimpulannya. Pengirim dan penerima paket semalam adalah makhluk dari alam lain. Dan mereka saling berkirim paket lewat aplikasi ojek online. Baru kutahu kalau dunia mereka ternyata secanggih ini. Tidak akan kulupakan malam yang cukup gila ini.

Tamat



Quote:


emoticon-Belgia

Jangan lupa bagi cendolnya ya gan!

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
jenggalasunyi
iwena
pulaukapok
pulaukapok dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.1K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan