Sumber Gambar

Polusi memang merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh bagi kualitas udara sebuah kota. Hal ini tentu sangat mengganggu aktivitas banyak orang yang bepergian ke luar rumah dan harus berhadapan dengan udara di luar. Ada banyak hal yang menyebabkan mengapa kualitas udara terus memburuk dan semakin tercemar.

Yang banyak dibicarakan adalah polusi di Jakarta yang baru-baru ini kian memburuk. Akan tetapi, bukan hanya Jakarta saja. Wilayah Jabodetabek dan sekitarnya pun sama parahnya seperti Depok dan Tangerang. Apalagi ditambah cuaca yang jarang hujan akhir-akhir ini, semakin mendukung untuk berkembangnya polusi di kota ini.

Padahal sudah ada upaya percobaan hujan buatan, akan tetapi tidak berhasil. Lalu ada juga usaha menyiram jalanan kota dengan air, tapi semuanya tetap tidak bisa menjadi solusi untuk permasalahan polusi di DKI Jakarta dan sekitarnya. Hingga pada Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PDIP, Edy Wiryanto memberikan saran kepada Kementerian Kesehatan.


Sumber Gambar

Awalnya Edy menyarankan untuk kampanye penggunaan masker, tapi kemudian ia turut merekomendasikan untuk memangil Rara pawang hujan. Ia tidak menyebut nama tapi menyebut “pawang hujan yang dulu di Sirkuit Mandalika” supaya dibawa ke Jakarta supaya mendatangkan hujan di Jakarta yang polusinya tidak terkendali ini.

Sebelum pernyataan ini, sebelumnya sudah beredar sebuah video yang berisi narasi bahwa Rara Pawang Hujan sedang melakukan ritual turun hujan untuk Jakarta dan sekitarnya. Video itu tersebar di sosial media khususnya Instagram. Dalam video tersebut dinarasikan bahwa Rara sedang melakukan ritual dengan menggunakan es batu sebagai medianya.

Dalam video tersebut, Rara tengah berlutut di depan sebuah wajan berisi banyak es batu sambil sesekali berteriak. Entah mantra atau apa. Tak lupa ia juga membunyikan mangkuk emasnya. Video ini sendiri dibagikan oleh akun Instagam rarapawang_cahayatarot. Sang pemilik akun mengajak para warganet untuk sama-sama berdoa agar hujan turun dan polusi pun menurut.


Sumber Gambar

Dalam caption yang ditulisnya, Rara mengaku sudah melakukan doa sejak tengah malam untuk berharap hujan turun. Hasilnya, Rara menyampaikan bahwa di area Jakarta Pusat, Sudirman dan Tanah Abang sudah hujan tepatnya pada pukul 2 dini hari. Buat warga JakPus, benarkah sempat hujan tengah malam sekitar satu minggu yang lalu?

Hal seperti ini tentu menimbulkan pro kontra di masyarakat. Tapi ya beginilah Indonesia, kita hidup di tengah-tengah keberagaman budaya dab kepercayaan. Jika sudah menyangkut soal kepercayaan, seharusnya sudah tidak perlu ada pro kontra lagi. Karena jelas kepercayaan masing-masing kita tidak akan pernah sama.

Mengusir atau memangil cuaca sebenarnya bukan hal yang tidak mungkin terjadi. Dalam sains sendiri ada yang namanya Teknologi Modifikasi Cuaca. Di mana teknologi ini mampu mempercepat turunnya hujan. Dengan menggunakan bahan-bahan seperti garam, proses butir-butir hujan akan meningkat dalam waktu cepat dan mempercepat turunnya hujan.


Sumber Gambar

Untuk melakukannya, teknologi ini memerlukan pesawat khusus untuk menebar garam di atas awan. Biasanya tidak sampai 30 menit, akan timbul reaksi pada awan usai diberikan garam sebelum akhirnya hujan pun turun. Teknologi seperti ini sudah banyak dipakai di Indonesia sejak 1977 dan difasilitasi oleh Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie.

Meski begitu, tetap saja pawang hujan memiliki caranya sendiri berdasarkan kepercayaan dan teknologi memiliki caranya sendiri berdasarkan penelitian. Biarkan kearifan lokal dan teknologi berjalan beriringan tanpa ada sikut-sikutan.



Menurut kalian, seberapa work sih pawang hujan?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi