Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Surat dari 2050 [Kompetisi KGPT]


Aku terbatuk saat mereka melepas masker oksigen dari wajahku. Kucoba bernapas dan rasanya sakit sekali di dada ini. Segera aku berlari memasuki area ber-purifier sebelum kulit atau bagian tubuhku yang lain mengalami kerusakan.

Sekarang adalah tahun 2050. Jika mengingat Bumi di tahun 2020, apa yang terjadi saat ini tak ubahnya seperti neraka. Tak ada lagi rerumputan hijau dan langit biru, yang ada hanya asap debu tebal yang menyelimuti seluruh kota. Polusi, debu, asap, dan racun radioaktif telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Kualitas udara semakin memburuk. Kabut asap polusi kerap menyelimuti langit, menimbulkan masalah serius bagi kesehatan masyarakat. Emisi gas buang dari kendaraan yang merusak organ dalam adalah makanan setiap hari.

Hewan dan tumbuhan bermatian. Ekosistem hancur. Tak ada lagi yang namanya kelezatan rempah dan masakan khas daerah. Semua sama-sama memakan makanan sintetis yang tak berasa.

Udara di Bumi sudah benar-benar tidak mendukung kehidupan. Manusia tak lagi bisa tinggal di alam terbuka sehingga pemerintah membangun kubah besar dengan lapisan pemurni udara untuk mencegah polusi dari luar. Kualitas udaranya tetap tak sebersih udara di masa lalu, tetapi itulah yang terbaik yang bisa kami dapatkan.

Semua sudah tercemar. Udara, tanah, air. Di jaman ini air bersih adalah sesuatu yang lebih berharga dari emas. Apa yang menjadi minuman orang-orang sekarang adalah air kontaminasi yang dibersihkan dengan kaporit. Tak ada lagi wajib minum delapan gelas sehari, kebanyakan orang hanya minum satu gelas per hari.

Mandi juga sudah menjadi sebuah mitos. Orang-orang mencukur rambut menjadi botak agar tak perlu susah payah mengurusnya. Semua orang mengenakan pakaian sekali pakai dan menyebabkan sampah menggunung di mana-mana. Tak ada lagi kulit putih bersih. Semua orang punya kulit yang serupa, pucat dekil.

Hujan sudah tak bisa diandalkan. Rasanya seperti Bumi terus menerus diterjang kemarau. Kalaupun ada hujan, pasti itu hujan asam. Hujan asam mencemari tanah lebih jauh sehingga semua bahan makanan harus ditumbuhkan di ruang tertutup. Tak ada lagi hewan ternak. Tak ada air yang cukup untuk mengurus mereka.

Semua manusia sudah keracunan. Angka harapan hidup tak lebih tinggi dari 30 tahun dan terus menurun. Tak ada pertanda semua akan kembali membaik dan tak ada juga yang menaruh harapan. Walau dunia sudah serusak ini, manusia tetap tak bisa berhenti menebar polusi kendaraan dan para pengusaha juga tak berniat menghentikan produksi perusahaan yang menghasilkan limbah.

Lautan jernih, angin sepoi-sepoi, awan putih kapas, semua itu sudah tinggal kenangan. Orang-orang yang masih mengingat masa itu pun tak lagi punya waktu lama untuk hidup. Anak-anak generasi ini hanya akan mengenal semua itu melalui foto dan video. Dan kemudian, mereka akan mati tanpa pernah merasakan tegukan air yang begitu menyegarkan tubuh.

Kira-kira apa dosa yang telah manusia lakukan sampai harus mengalami semua ini? Siapa sebenarnya yang salah? Pengusaha yang membuang limbah sembarangan? Pemerintah yang menerima sogokan para pengusaha? Rakyat yang gemar membakar sampah tiap pagi? Orang-orang yang terus membuang sampah di sungai? Atau pengguna jalan yang lebih memilih duduk santai di dalam mobil ber-AC mereka?

Semua orang sibuk menyalahkan satu sama lain, tetapi langit biru itu tak akan pernah kembali. Inilah hasil dari jutaan pilihan di masa lalu dan masa lalu tidak akan kembali. Satu-satunya yang bisa kami lakukan saat ini hanyalah berusaha agar udara besok tak terlalu melukai paru-paru kami.


--END--
Diubah oleh ih.sul 23-08-2023 18:39
rubah007
ratumarmerta
bagasdiamara269
bagasdiamara269 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
1.1K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan