Korban Polusi Udara, Warga Rusunawa Marunda Pasrah: Sampai Kapan Pun Akan Begini, Kok Bisa Ngomong Seperti Itu?






Telapak kaki anak-anak di Marunda hitam karena debu batu bara. Dok Kennial Laia/Betahita/dokumen tertanggal 10 Maret 2023


Perkataan pasrah adalah indikasi dari hati seseorang yang sedang kebingungan dan seakan tanpa harapan tentang apa lagi yang harus ia kerjakan untuk mengatasi masalah atau kepada siapa lagi dirinya meminta tolong, sedangkan orang yang dimintai pertolongan pun sudah dia yakini takkan mampu membantunya.

Satu kata ini ada kaitannya dengan polusi udara yang kini lagi hangat dibicarakan mengenai sebagian warga masyarakat ibukota Jakarta lho gansist, khususnya oleh warga di pemukiman rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.







Peta situasu Rusunawa Marunda dan sekitarnya. Infografik Betahita


Sedangkan menurut warga rusunawa Marunda sendiri yaitu Cecep (49), polusi ini kembali terjadi dan semakin memburuk, ini dalam artian dulu-dulu pun sebenarnya sudah pernah dan sekali lagi kini warga dipaksakan untuk berdamai dengan keadaan.

Kembali Cecep menuturkan, warga rusunawa sudah melakukan berbagai cara dari berdemo sampai meminta kepada beberapa organisasi lingkungan hidup macam Walhi dan Greenpeace agar menyuarakan keinginan mereka untuk bisa hidup sehat karena itu kewajiban pemerintah kepada kami (Cecep dan warga), jika tidak dipenuhi maka itu sudah termasuk pelanggaran HAM.









Aktivitas industri tampak dari Rusunawa Marunda Blok D, Cilincing, Jakarta Utara. Dok Kennial Laia/Betahita


Semoga bisa dijadikan pertimbangan dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah lingkungan yang sedang terjadi sekarang ini di Jakarta, karena pemerintah Indonesia di daerah manapun bukan hanya di Jakarta saja sebenarnya pemimpin rakyatnya sebab tidak bisa seseorang dikatakan atau disebut sebagai pemimpin jika tidak mempunyai dedikasi tinggi dan keuletan!

"Seorang pemimpin adalah pemberi harapan bagi para pengikutnya" (Napoleon Bonaparte).


@amekachi

Sumber Tulisan:

1

2