9 Agustus 2023 14:46

Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein (kanan) berbincang pada sejumlah mahasiswa baru Universitas Jenderal Soedirman. Foto: Dok. youtube

kumparanNEWS

Bupati Banyumas Ahmad Husein yang merupakan kader PDIP menanggapi santai soal video viral saat dia menanyakan pilihan capres kepada mahasiswa baru (maba) Unsoed, Selasa (8/8).  Jadi ramai karena jawaban 3 maba itu adalah Anies Baswedan.

Anies tentu bukan kader PDIP. Ia adalah bacapres Koalisi Perubahan yang terdiri dari 3 parpol NasDem, PKS, dan Demokrat.

Lantas, apa kata Bupati soal video viral itu?

"Itu kan haknya masing-masing orang, ya. Itu kebetulan yang lari cepet di depan itu (panggung acara) 5 orang itu dari Depok semuanya, larinya cepet. Kan, saya panggil sini maju ke depan kalau berani," kata Achmad Husein saat dihubungi kumparan, Rabu (9/8).

"Ternyata berani 5 orang ini maju, yang lain kebalap itu yang duduknya di depan situ. Ternyata 3 orang itu dari Depok semua satu grup,"katanya.

Depok selama ini dikenal sebagai kandang PKS yang berkoalisi mencapreskan  Anies.

Lebih lanjut Husein menjelaskan, dia bertanya kota asal 3 mahasiswa itu setelah sesinya berakhir. Husein meyakini mahasiswa yang berasal di sekitar Jateng jika ditanya pasti akan menjawab bacapres PDIP Ganjar Pranowo sebagai pilihannya mengingat Jateng merupakan basis PDIP.

"Saya tanya kamu dari mana? [Dijawab] Dari Depok, ya pantesan. Aduh. Hehehe. Kalau dari Jateng kan [pilihan Ganjar], biasanya rata-rata sekadar survei kecil-kecilan. Saya kaget, namanya juga kaget," katanya.

Husein diundang BEM Unsoed untuk memberikan sambutan di acara Soedirman Student Summit,  acara pengenalan kampus bagi maba. Saat itu ada 7.500 mahasiswa baru hadir di Graha Widyatama Prof Rubijanto Misman Unsoed.

"Itu enggak kepikir sebelumnya, spontan saja. Itu kan tadinya sambutan biasa, saya pikir kan kalau sambutan 15 menit ternyata panitia saya tanya waktunya berapa. 5 menit maksimal, waduh saya 5 menit kan harus ngomong apa," urai dia.

"Ya sudahlah saya memberikan mereka pertanyaan saja kemudian di tengah jalan tuh saya tanya seperti itu, enggak tahu juga," sambungnya.

Husein bercerita, dari 5 yang sukarela maju ke depan, 2 orang mahasiswa lainnya itu justru berasal dari Banyumas. Nah, ia yakin kalau 2 itu ditanya siapa capres pilihannya akan memilih Ganjar.

"Yang 2 enggak ditanya (soal capres) itu dari Banyumas, tapi kan tidak saya tanya soal itu. Yang 2 itu kalau ditanya pasti jawabannya beda (jawab Ganjar). Yang 2 itu kan saya nanyanya bukan soal Pilpres, saya tanyanya mimpi Indonesia ke depan.

Kalian mimpinya Indonesia ke depan gimana," jelas Husein yang pensiun 2,5 bulan lagi.

"Nah, dari yang tentang dari mimpi itu siapa yang tepat untuk memimpin. Dari analisis saya sementara itu bahwa mereka berasal dari Depok dan satu rumpun. Satu desa Depoknya," tutup Husein.

Cerita Awal

Berikut cerita video viral sang Bupati.
 
Awalnya, Husein meminta 5 mahasiswa secara sukarela maju ke panggung. Setelah 5 sukarelawan tiba, Husein bertanya tentang mimpi tentang Indonesia kepada 2 mahasiswa. Sedang kepada 3 mahasiswa sisanya, dia bertanya soal pilihan politik di Pilpres 2024.

"Kalian setuju bahwa Indonesia tergantung ke kalian semua (mahasiswa). Kalian yang akan menentukan nasib bangsa ini. Namun, bangsa ini harus dipimpin oleh orang yang bertanggung jawab, oleh orang yang bisa memimpin dan bisa dipercaya. Jadi ada 3 orang ini [capres], mahasiswa akan menentukan nasibnya. Saya ingin tanya, nasibnya tergantung pemimpin yang di atas, kira-kira presidennya yang ingin kamu jadikan pemimpin itu siapa? Jawab aja, jujur saja. Jangan ragu-ragu, saya ingin kejujuran hakiki, kejujuran yang hakikat, " tanya Husein kepada mahasiswa di depannya.

Salah seorang mahasiswa kemudian menjawab.

"Izin jawab. Anies Baswedan, Pak,"  jawabnya disambut riuh 7 ribuan mahasiswa baru di lokasi.

Bupati berusia 57 tahun yang menjabat di periode kedua ini merespons.

"Anies Baswedan, tidak masalah, tidak masalah," ujarnya.

Jawaban serupa juga disampaikan oleh mahasiswa kedua dan ketiga.

Kelemahan Ganjar adalah:

* tidak memiliki wajah ndeso sebagai privilege.