Apocalypse World War 2: 6 Agustus 1945 Bom Atom "Little Boy" Dijatuhkan di Hiroshima, Tewaskan 140 Ribu Orang




Perang dunia kedua, sebuah peristiwa paling populer hingga hari ini yang juga merubah dunia sekarang seperti yang agan dan sista rasakan, Indonesia dengan demokrasinya sampai soal terkecil dari kehidupan kita semua ada karena berkat perang besar itu selesai.

Sebagaimana berhentinya sebuah perang, begitu pula dengan perang ini, jutaan masyarakat bergembira mengetahui bahwa perang telah selesai sedangkan dilain sisi lain jutaan pula warga yang menderita baik di negara yang kalah perang maupun sang pemenang perang itu sendiri, khususnya warga uni Soviet.







Kota Hiroshima, yang merupakan pusat produksi dengan populasi sekitar 350.000 orang, dipilih sebagai target utama Proyek Manhattan. Ledakan bom atom tersebut menghancurkan sekitar 70 persen bangunan di kota tersebut. Pemerintah Kota Hiroshima mencatat bahwa pada hari itu, sebanyak 115.000 warga meninggal, dari total populasi sekitar 350.000 jiwa.

Dampak dari bom atom Hiroshima sangat mengerikan. Tidak hanya ledakan yang menghancurkan bangunan, tetapi juga paparan radiasi yang berbahaya bagi manusia. Puluhan ribu orang meninggal akibat paparan radiasi dalam beberapa hari dan minggu setelah ledakan. Total korban jiwa akibat bom atom Hiroshima diperkirakan mencapai 140.000 orang.







Peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki juga telah memicu perdebatan tentang etika penggunaan senjata nuklir. Banyak yang menganggap serangan tersebut sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan kejam. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa serangan tersebut diperlukan untuk mengakhiri Perang Dunia II dengan cepat dan menghindari korban jiwa yang lebih besar.

Apapun pandangan yang dipegang, bom atom Hiroshima dan Nagasaki tetap menjadi peringatan akan bahaya senjata nuklir dan pentingnya menjaga perdamaian dunia. Sejarah ini harus diingat agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.







Perang adalah sebuah kekacauan dan tak ada satupun panglima perang dari zaman dahulu yang bisa memastikan kemenangan pasti ada di pihak mereka, pemikiran Amerika mungkin sama seperti yang pernah diucapkan oleh Hitler ketika tiba-tiba ikut mendeklarasikan perang melawan negara tersebut, padahal Hitler juga masih terkejut mendengar Pearl Harbor telah diserang, yaitu:

"Harus menyerang sekeras mungkin dan tidak membuang waktu untuk menyatakan perang"

(Narasi dan Opini Sendiri)


Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2

3