NB: Maaf, judul asli kepanjangan, jd gw singkat

Judul asli: Dokter Tony Tak Bisa Disanksi, Asosiasi Medis Singapura Tolak Mentah-mentah Permintaan IDI

6 March 2023


dr. Tony Setiobudi. (foto: spring-hope)

Jakarta-Sigapore Medical Association (SMA) atau Asosiasi Medis Singapore menolak mentah-mentah permintaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) agar mengadili Dokter Tony Setiobudi. Sebab, SMA tidak memiliki hak untuk mengadili Dokter Tony berkaitan dengan pandangannya yang disampaikan melalui media social.

Hal itu terungkap melalui surat President Sigapore Medical Association, Dr. Tan Yia Swam yang ditujukan kepada Ketua IDI, Dr. Mohammad Adib Khumaidi pada 30 Januari 2023 yang diperoleh redaksi pada Minggu (5/3/2023). Surat Tan Yia Swam ini merupakan balasan atas surat IDI tertanggal 6 Januari 2023.

Dalam surat itu, Tan Yia Swam menjelaskan, pihaknya secara resmi telah membahas surat IDI dalam rapat dewan SMA pada bulan Januari 2023. Dalam rapat itu, semua poin dalam surat email IDI telah dipertimbangkan secara mendetail dan dibahas panjang lebar oleh anggota dewan SMA.

SMA mencatat, Dokter Tony Setiobudi telah bertindak atas kemauannya sendiri, memposting dalam kapasitas pribadinya di akun media sosial pribadinya, dan menyuarakan pendapat pribadinya tentang perawatan kesehatan Indonesia. Meskipun pendapatnya telah disuarakan secara terbuka, namun tetap merupakan pandangan pribadinya dan tidak mewakili pendapat SMA, meskipun dia adalah anggota SMA. Namun, SMA memahami bahwa pos dr Tony Setiobudi telah menimbulkan keresahan di antara anggota IDI, tetapi SMA tidak diberikan otoritas pengaturan, tidak memiliki yurisdiksi untuk mengadili hal-hal seperti itu.

Meskipun SMA tidak memiliki otoritas regulasi profesional, mengingat hubungan persahabatan degan IDI sebagai asosiasi medis yang bertetangga, anggota dewan SMA akan menghubungi dr. Tony Setiobudi atas keprihatinan yang tercermin dari IDI. “Kami berharap bahwa upaya kami dalam berbicara dengan dr.setiobudi akan sedikit banyak membantu dalam kejadian ini,” tulis Tan Yia Swam.


Surat balasan President SMA untuk Ketua IDI.(foto: ist)

Sebelumnya diberitakan, sesuai surat IDI yang beredar di beberapa grup media sosial, Surat IDI itu diteken Ketua Umum IDI Mohammad Adib Khumaidi , MD tertanggal 4 Januari 2023, dengan Nomor: 2341.PB/0000.SMA/01/2023, yang ditujukan kepada Presiden SMA Dr. Tan Yia Swam.

Surat itu, antara lain, menganggap Dokter Tony melakukan fitnah kepada organisasi medis Indonesia dan mencampuri kebijakan kesehatan Indonesia.

Untuk itu, IDI meminta agar Dokter Tony diberikan ganjaran. Namun, IDI juga terbuka untuk berdialog dengan SMA dan Dokter Tony.

Dokter Tony pernah menyoroti adanya organisasi profesi kedokteran Indonesia yang menghalangi upaya pemerintah Indonesia memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.

Selain itu, Dokter Tony juga sangat kritis terhadap sistem kesehatan di Indonesia. Apalagi, sorotan ini mendapat publikasi dari media ternama Singapore The Strait Times.

Di kesempatan lain, Dokter Tony juga menyoroti diskriminasi yang terjadi karena ada organisasi yang sangat berkuasa untuk menentukan siapa yang boleh praktik dan siapa tidak boleh.

Dia juga menyoroti organisasi profesi yang menolak omnibuslaw dengan berbagai alasan, meski sebenarnya sekadar melanggengkan kekuasaan.

Tony Setiobudi adalah seorang ahli bedah ortopedi di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Dia menyelesaikan gelar sarjananya di Universitas Flinders di Adelaide, Australia Selatan. Kemudian melanjutkan pendidikan di Royal College of Surgeons of Edinburgh, Inggris dalam bedah ortopedi. Selain itu, dia juga melanjutkan pendidikan di Brisbane, Australia.
Saat ini, dr. Tony adalah dosen senior klinis di National University of Singapore. Pada 2015, ia menerima Long Service Award.(den)

https://www.sinarharapan.net/dokter-...ermintaan-idi/

Sukur deh kl gitu, udah beda negara jg, cmn takutnya kl dr Tony balik ke Indo, apa masih aman tuh