Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yellowmarkerAvatar border
TS
yellowmarker
Dihapus dari UU Kesehatan, Apa Itu Mandatory Spending?

Jumat, 14 Juli 2023 | 06:30 WIB

Pemerintah telah memutuskan untuk mengubah arah anggaran kesehatan dari status sebelumnya sebagai anggaran wajib (mandatory spending) menjadi anggaran yang berbasis kinerja. (Sumber: Kemenkes)

Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV -DPR RI telah mengesahkan rancangan Undang-Undang Kesehatan menjadi Undang-Undang (UU) pada Selasa (11/7/2023) lalu.

Hal tersebut menuai pro dan kontra, terlebih menyoal penghapusan Mandatory Spending atau anggaran wajib minimal di bidang kesehatan.

Melansir laman resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), mandatory spending adalah belanja atau pengeluaran negara yang sudah diatur oleh undang-undang.

Untuk informasi, sebelumnya mandatory spending di bidang kesehatan sempat diatur dalam UU Nomor 9 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 171 ayat (1) dan ayat (2).

Dalam pasal tersebut, tertera kewajiban penganggaran kesehatan minimal 5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta 10 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Namun, pada UU Kesehatan tersebut yang baru disahkan Selasa (11/7), tidak ada besaran minimal alokasi anggaran wajib yang mengatur hal tersebut.

Padahal, menurut WHO sesuai Deklarasi Abuja tahun 2001, direkomendasikan agar pemerintah mengalokasikan 15 persen dari anggaran untuk sektor kesehatan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikit mengatakan Indonesia tidak perlu meniru negara lain dalam menghamburkan uang anggaran terlalu banyak di bidang kesehatan, tetapi fasilitasnya tidak bagus.

Menkes Budi Gunadi menganggap besarnya mandatory spending tidak selalu memberikan kualitas yang sebanding.

"Kami mempelajari di seluruh dunia mengenai spending kesehatan. Besarnya spending tidak menentukan kualitas dari outcome," kata Budi, Selasa (11/7/2023) dikutip dari Kompas.com. 

Sebagai pengganti, Kemenkes akan memberikan anggaran kesehatan sesuai dengan performance based atau penganggaran berbasis kinerja.

"Perfomance based bugedting jadi berdasarkan kinerja, kita siapkan input, output, outcome-nya. Itulah target yang akan kita lakukan. Uangnya berapa. Rencana dulu clear baru uang, uang sesuai dengan kebutuhan," kata Kepala Pusat Kebijakan dan Desentralisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yuli Farianti, Minggu (9/7/2023) dikutip dari Kontan.

Sumber : Kompas TV/Kompas.com/WHO/Kemenkeu/Kontan


Bagus sih.
Jadi ibarat dokter gigi hitungannya berdasar berapa gigi yang berhasil ditambal gitu kan ya kira2.

Diubah oleh yellowmarker 14-07-2023 01:25
beeSide
chromie
extreme78
extreme78 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
799
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan