Wali Kota Medan Muhammad Bobby Nasution, belakangan ini tengah viral dibahas oleh publik di media sosial terkait statement yang diberikan untuk penindakan tegas kepada begal dan geng motor meskipun harus ditembak mati.

Dukungan Bobby Nasution tersebut disampaikan kepada pihak Kepolisian beberapa waktu lalu, dimana begal dan geng motor diketahui cukup membuat resah masyarakat Medan sehingga perlu penindakan secara tegas untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa.

Namun, statement dan pernyataan Bobby Nasution terkait penindakan tegas kepada pelaku kejahatan pembegalan termasuk dengan hukuman tembak mati tersebut ternyata menuai pro kontra GanSis. Adapun salah satu pihak yang kontra terhadap pernyataan Wali Kota Medan dan mengecam pernyataan tersebut yaitu KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan.

Adapun KontraS menilai pernyataan Wali Kota Medan Bobby Nasution sebagai bentuk dari arogansi dan mengabaikan Hak Asasi Manusia (HAM), dan seolah-olah mendukung kesewenang-wenangan pihak Kepolisian.

Pihak KontraS berharap Wali Kota Medan menarik pernyataannya dan juga meminta maaf.

Menanggapi kecaman dari beberapa LBH dan KontraS, Bobby Nasution bersikap santai pernyataannya dipertentangkan.

Bobby Nasution meminta KontraS atau pihak-pihak yang menolak atau mengecam pernyataannya kepada masyarakat secara langsung terkait perlu dan tidaknya pelaku begal ditembak mati saat melakukan aksinya, karena sejauh ini masyarakat lah yang terus merasa terancam dan sering menjadi korban kejahatan begal di jalanan.

Terkait pro kontra pernyataan Bobby Nasution yang mendukung pihak Kepolisian untuk menindak tegas begal dan geng motor, warganet di media sosial sangat setuju dengan pernyataan Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

Netizen menjelaskan bahwa para pelaku begal sendiri tidak segan-segan menyakiti atau menghabisi nyawa korban, itulah yang harus dipertimbangkan untuk tegas dan berani dalam mengambil sikap guna memberantas pelaku pembegalan yang selama ini bebas dan merasa aman melancarkan aksi mereka.

Bukan hanya itu, netizen juga mempertanyakan terkait HAM yang dibahas oleh KontraS yang cenderung mendukung pelaku kejahatan, sedangkan para pelaku kejahatan dan salah satunya begal, mereka beraksi tanpa memperdulikan HAM dari para korban.

Sejauh ini dapat dikatakan pembegalan memang masih menjadi tindak kejahatan yang cukup marak terjadi di jalanan dan meresahkan masyarakat.

Pelaku pembegalan sendiri bukan hanya mengambil harta atau kendaraan dari target, melainkan juga tega menganiaya bahkan menghabisi korban yang nekat mempertahankan apa yang menjadi miliknya.

Tentu dari banyaknya fakta bahwa pelaku pembegalan tega dan nekat melakukan aksi kejahatan dengan keji tanpa ampun, tentu perlu dipertimbangkan jika tindakan tegas tembak mati pelaku begal masih juga dikecam dan mendapatkan penolakan.

Menurut TS pribadi, seseorang atau sekelompok orang yang tidak menghargai atau menghormati HAM orang lain, maka mereka juga tidak lagi berhak atas HAM nya sendiri, sebab apakah mereka masih bisa disebut sebagai manusia itu juga perlu untuk dipertanyakan.