pilotproject715Avatar border
TS
pilotproject715
Siasat Kepala Sekolah di Surabaya Tilap Dana Koperasi Guru Buat Bangun Rumah Megah


SURYAMALANG.COM , SURABAYA - Kasus penggelapan dana simpanan di sekolah dengan nilai miliaran rupiah terbongkar di Surabaya.

Dalam kasus ini ratusan guru SD di Kecamatan Rungkut Surabaya yang jadi korbannya.

Guru-guru ini baru menyadari jika uang mereka yang disimpan di Koperasi, KPRI Tegar, ternyata ditilap oleh bendahara koperasi yang merupakan mantan kepala sekolah.

Baru terungkap jika dana koperasi guru berjumlah Rp 2,3 miliar habis digunakan untuk keperluan pribadi bendahara Koperasi yang kini merupakan pensiunan kepala sekolah bernama H Muhammad Iskak.

H Muhammad Iskak bahkan sudah mengakui jika dana koperasi milik para guru yang nilainya miliaran rupiah itu ia gunakan untuk membangun rumah pribadi.

Para gurupun tidak menyangka jika mereka jadi korban siasat licik Iskak yang selama ini ternyata telah menghabiskan uang simpanan guru di koperasi untuk membangun rumah pribadi yang memang terlihat megah.

Kasus ini terbongkar ketika para guru melakukan audit.

Total dana KPRI Tegar itu sebenarnya sebanyak Rp 2,8 miliar.

Saat dilakukan audit bersama anggota dalam pembukuan menyisakan Rp 2,3 miliar.

Namun yang menyakitkan, dana Rp 2,3 miliar ini tidak berwujud. 

Sebanyak 170 lebih anggota KPRI pun panik.

Mereka awalnya secara baik-baik menagih uang seluruh anggota.

Iskak menyatakan sanggup mencicil. Namun terhenti di cicilan Rp 200 juta.

Puncaknya Rabu (21/6/2023) kemarin, para guru SD menggeruduk rumah Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Akhirnya Iskak yang sudah pensiun mengakui kalau uang Rp 2,3 miliar sudah diwujudkan bangunan rumahnya yang megah, kosan, dan lapak pasar untuk disewakan.

Ketua Paguyuban KPRI Tegar, Anselmus mengungkap jika mantan Kepala sekolah, H Muhammad Iskak saat ini menjabat sebagai Bendahara Koperasi Tegar.

Iskak sudah menjadi bendahara koperasi yang beranggotakan guru-guru PNS SD selama dua puluh tahun.

Iskak sebelumnya juga disebut pernah menjabat sebagai ketua Koperasi Tegar.

Para guru itu percaya penuh pada Iskak karena sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kasek di sejumlah SDN di Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Para guru juga melihat rumah Iskak terlihat megah dan juga diketahui punya bisnis kos kosan dan punya persewaan lapak pasar sehingga menilai punya kemampuan bisnis.

Namun kepercayaan ratusan guru SD itu justru dimanfaatkan oleh Iskak.

Siapa sangka jika usaha kos, persewaan lapak pasar hingga rumah megah Iskak itu semuanya dibangun dari uang koperasi para guru.

"Kan sudah lama megang koperasi. Jadi kami percaya," kata Ketua Paguyuban KPRI Tegar, Anselmus Kamis (22/6/2023).

Anselmus melihat KPRI Tegar minim pengawasan. 

Sebelumnya, seluruh Kasek SDN di Kecamatan Rungkut masuk pengawas KPRI.

Namun karena banyak yang pensiun, pengawasan makin melemah.

Anggota koperasi yang lain mulai curiga.

Tiba-tiba sejak 2019, banyak kasek-kasek malah menarik simpanan dan deposito secara masif.

"Dari situlah, kami mendesak SPJ. Begitu pergantian pengurus termasuk Bendahara Koperasi Tegar, diketahui kalau uang sudah digunakan Pak Iskak selaku bendahara," ucap Anselmus.

Anselmus menyebut jumlah simpanan guru-guru SD itu di atas Rp 10 juta.

Bahkan ada yang Rp 75 juta. Ada guru yang seluruh gajinya disimpan ke KPRI ini. Biasanya diambil saat pensiun. 

Iskak mampu menutupi aksi tilapnya dengan tetap memenuhi hak para guru

Misalnya saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Lebaran, Iskak bisa membayar semuanya dengan cara meminjam bank tanpa sepengetahuan anggota KPRI.

Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji yang mendampingi pertemuan para guru dan Iskak mencoba menengahi dengan cara aset yang dibangun Iskak dari dana koperasi kini pengelolaannya dipegang oleh para guru.

"Solusinya, pasar dan kosan diambil alih pengelolaanya oleh guru SD," kata Cak Ji. 

Iskak mengakui bahwa dirinya menggunakan uang milik anggota koperasi itu.

"Waktu sepuluh tahun saya jadi bendahara. Saya pakai dulu buat bangun rumah dan pasar," jelas Iskak saat didatangi para guru di rumahnya.

Dana itu diakui tidak digunakan sekaligus.

Karena sudah 20 tahun jadi bendahara, Iskak mengakui telah mengambil sedikit-sedikit uang koperasi yang bukan haknya untuk mendirikan bangunan- bangunan.

"Akhirnya uang KPRI katut," ucap Iskak yang asli Yogyakarta.

Tapi dia menyebut jika sudah cicil untuk mengembalikan dana koperasi.

Saat ini sisa Rp 2,3 miliar yang belum bisa ia kembalikan.

"Saya akan tanggung jawab. Nanti dijual. Ini sudah saya cicil Rp 200 juta," kata Iskak mengakui. 

Pengakuan ini membuat jengkel para guru karena Iskak seakan tidak merasa bersalah.

tribunnews
beeSide
Proloque
BALI999
BALI999 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
1.7K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan