Seperti yang dikatakan pada judul, lukisan ini dijual seharga Rp 1,5 triliun, bukan laku dijual seharga Rp 1,5 triliun. Niatnya sih begitu, tapi bermimpi di dalam mimpi pun itu nggak akan mungkin terjadi

Lukisan ini adalah lukisan cat minyak yang terbagi dalam 3 buah kanvas ukuran 30×20cm. Jadi secara total ukurannya adalah 30×60cm. Dibuat pada bulan Oktober 2021, dengan judul "All Three" atau dalam bahasa Indonesia "Ketiganya", yang merepresentasikan bahwa tubuh wanita itu indah terlepas dari apapun warna kulit atau rasnya. Mungkin ini nggak penting bagi anda, tapi saya menyukai ketiganya!

Jadi maksud sebenarnya dari thread ini adalah saya sedang mencari peminat yang mau membeli lukisan ini seharga Rp 2,5 juta. Apakah ada agan2 yang berminat?

Mungkin akan cocok dipajang secara privat bagi anda penggemar erotica atau bisa dipamerkan di tempat umum seperti cafe, bar, club, dsb. Yah, saya punya beberapa lukisan lain juga yang lebih cocok untuk itu. Kemudian jika diizinkan saya akan secara aktif mempromosikan lukisan-lukisan saya pada platform ini. Lalu bila berminat mohon pantau instagram saya juga di sini: Instagram Mufarari

Saya sering berpikir bahwa popularitas seni rupa sangat rendah di Indonesia, tapi tidak ada bukti untuk itu. Pemikiran barusan hanyalah sebatas pengalaman pribadi saya yang tinggal di daerah. Jadi hanya karena karyamu tidak dihargai di lingkunganmu, bukan berarti satu Indonesia jadi kena getahnya! Tapi hanya sekedar curhat, daerah tempat tinggal saya adalah kawasan industri migas, dari kecil kami selalu didorong untuk mengikuti jejak karir ayah kami, yaitu kerja migas. Jadi walaupun saya menyukai seni sejak usia belia, karir saya sudah ditentukan oleh lingkungan sosial saya.

Tentunya saya sempat berkarir di bidang tsb, hingga tahun 2019 saya memutuskan berhenti, lalu merantau ke jawa mengandalkan tabungan dan pesangon. Tapi tiba-tiba covid datang, dan kalian pasti tahu kelanjutan ceritanya. Perjuangan!

Memulai untuk hidup sebagai seniman sangat penuh dengan cobaan, butuh bertahun-tahun dulu sampai kita mendapatkan ketentraman. Kita tidak memerlukan pengakuan, seniman hanya akan bisa dimengerti oleh sesama seniman, juga penikmat seni yang selalu membukakan jalan.

Sampai sekarang saya masih melukis tanpa tujuan, tapi syukurlah lukisan saya cukup laris di pasaran. Namun saya masih tetap memerlukan arahan, tawaran kerja sama yang bagus dari suatu institusi adalah hal yang sangat saya nantikan. Karena saya selalu ingin melakukan pameran, agar karya saya bisa diperlihatkan, bukan diiklankan.

Demi keindahan, demi keagungan, demi kepuasan, dan demi kebahagiaan, demikian.