Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Carok Massal di Bangkalan, Budayawan: Warga Madura Barat Sudah Biasa Tenteng Celurit
Carok Massal di Bangkalan, Budayawan: Warga Madura Barat Sudah Biasa Tenteng Celurit


Ilustrasi carok, tradisi perkelahian yang dilakukan masyarakat Madura. (Pexels)
Bangkalan, Beritasatu.com - Budayawan Madura Ibnu Hajar menyoroti kebiasaan warga Madura Barat, khususnya Bangkalan-Sampang yang sudah terbiasa menenteng celurit ketika berpergian. Ibnu Hajar meminta agar Polres Bangkalan secara berkala dapat memberikan pemahaman aturan larangan membawa senjata tajam oleh warga.

"Terutama di wilayah Madura barat (Bangkalan-Sampang), warga bawa senjata tajam celurit di jalan ya banyak ditemui. Karena dalam bahasa maduranya nyekep, berarti untuk jaga-jaga. Ini tradisi yang saya pikir harus disadari bersama tidak benar," kata Ibnu Hajar kepada Beritasatu.com, Kamis (8/6/2023).

Sebelum insiden carok massal berdarah yang terjadi di Kecamatan Tanah Merah, di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (4/6/2023), Ibnu menerangkan beberapa waktu sebelumnya juga sempat terjadi adegan vulgar dimana sekelompok warga membawa senjata tajam dan melakukan aksi mengepung kantor kecamatan beberapa waktu lalu.

"Masa tidak ada undang-undang darurat di Bangkalan. Ayo kita sama-sama membangkitkan kesadaran komunal. Bahwa nenteng celurit di jalanan itu salah," imbuhnya.

Ibnu Hajar dalam kajiannya juga menguraikan, ada perbedaan tingkat emosi antara warga Madura yang tinggal di wilayah Barat dan Timur.

"Warga Madura timur seperti Sumenep dan Pamekasan cenderung lebih dingin atau tidak emosian. Mungkin karena dekat dengan Keraton yang notabene menjunjung tinggi nilai kedamaian. Nah yang di wilayah Barat ini, termasuk lokasi terjadinya konflik itu, memang karakter masyarakatnya lebih mudah emosi," ungkapnya.

Dalam kehidupan masyarakat Madura di masa lampau, carok kerap terjadi akibat perseteruan warga mengenai harga diri.

"Ada yang karena persoalan wanita, saling berebut batas tanah, soal kekuasaan. Tapi sekali lagi ini bukan budaya. Orang Madura memang kasar dalam bicaranya, tetapi bukan berarti mengakui carok sebagai bagian dari budayanya," tegas Ibnu Hajar.

Dalam kesempatan terpisah, budayawan D Zawawi Imron juga menegaskan carok yang dalam prakteknya dilakukan oleh dua pria saling bertarung menggunakan senjata celurit, ini dinilai bukan budaya masyarakat Pulau Madura.

"Dulu carok memang ada. Tapi ini berlangsung saat nilai-nilai di masyarakat Madura belum berkembang seperti saat ini. Sementara sekarang, orang Madura harus lebih menghargai intelektualitas, lebih maju ke depan, bukan malah mengulangi masa lalu," terang Budayawan Madura, D Zawawi Imron, Selasa, 6 Juni 2023.

Budayawan yang berjuluk "Si Celurit Emas" ini juga menegaskan penggunaan nama budaya yang melekat pada dirinya sebagai simbolisasi bahwa benda celurit ini bukan untuk kekerasan.

"Celurit emas, saya harus bergerak ke arah perbaikan pendidikan di Pulau Madura. Meningkatkan taraf hidup di masyarakat. Celurit emas itu sama bernilainya dengan emas. Harus memiliki gerak yang bernilai, membantu sesama, bukan malah menyusahkan sesama. Jadi, ayo sama-sama menerapkan hal ini dalam kehidupan kita," ajak Zawawi Imron.

Secara khusus, Zawawi Imron berharap konflik carok massal di Bangkalan dapat segera selesai dan ditemukan solusinya.

"Saran kepada warga yang terlibat konflik, mari kita kembali ke kerukunan. Ada yang terluka, yang meninggal rugi, yang menang masuk penjara, bisa hingga 10 tahun. Mari menjadi orang Madura yang lebih rasional," tambah Zamawi Imron.


https://www.beritasatu.com/nusantara...ng-celurit/all
Baru tahu pada bawa senjata tajam di jalanan macam zaman kerajaan dulu dan polisi pun nggak nertibin ? Takut dikepung Polsek sama warga?


Tak Hanya Celurit, Peserta Carok Massal Bangkalan Juga Bawa Senpi


Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya. (Beritasatu.com / Didik Setia Budi)
Bangkalan, Beritasatu.com - Saksi mata menyebut ada pria yang membawa senjata api (senpi) saat terjadinya carok massal di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, Minggu (4/6/2023) lalu.

Hal ini juga berdasarkan laporan yang ditulis Kodim Bangkalan tentang rincian luka para korban saat di tempat kejadian perkara. Dalam laporan tersebut, salah seorang warga berinisial S menderita luka tembak dan luka bacok.

Carok massal dua kelompok yang bertikai ini melibatkan sekitar tiga warga melawan 10 warga lainnya. Kedua kelompok teridentifikasi berasal dari desa yang berbeda.

Setelah kejadian, sejumlah pria yang terluka dan ambruk sempat direkam oleh seseorang di pinggir jalan Desa Tanah Merah Laok. Video yang direkam pria misterius ini lantas viral di jagat maya.

Sang pria misterius merekam sambil berujar, "bedhe carok ning Tanah Merah Laok (ada carok di Tanah Merah Laok)".

Korban carok massal yang terjadi di Desa Tanah Merah, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Jawa Timur sempat direkam oleh pria misterius di pinggir jalan. Video yang diunggahnya viral di jagat maya. Saksi di lokasi menyebut, selain membawa celurit, warga yang terlibat carok juga membawa senjata api.
Sebelumnya, Polres Bangkalan telah menetapkan satu tersangka berisial H dalam kasus pecahnya carok massal.

"Sementara baru satu tersangka. Berinisial H warga Desa Tanah Merah Laok. Yang bersangkutan ada di TKP dan sudah memenuhi unsur," terang Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya, Rabu (7/6/2023) kemarin.


Polisi juga tengah mendalami dugaan keterlibatan anggota DPRD Bangkalan dalam kasus carok massal ini.

"Soal keterlibatan anggota DPRD masih dalam lidik. Kalau berkasnya selesai, nanti kita sampaikan," kata Febri.

Diberitakan sebelumnya, carok massal terjadi di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Jawa Timur, pada Minggu, (4/6/2023) lalu. Sebanyak tujuh orang terluka parah dalam kejadian ini, dan satu di antaranya meninggal dunia.

https://www.beritasatu.com/nusantara...uga-bawa-senpi

Ada yang bawa senjata api emoticon-Matabelo



Tersangka Carok Massal Bertambah, Polisi Belum Periksa Oknum Anggota DPRD Bangkalan

Didik Setia Budi / BW
Kamis, 8 Juni 2023 | 17:12 WIB
Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya.
Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya. (Beritasatu.com / Didik Setia Budi)
Bangkalan, Beritasatu.com - Polres Bangkalan, Jawa Timur, kembali menetapkan satu tersangka dalam kasus carok massal yang terjadi di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, pada Minggu (4/6/2023) lalu. Namun, polisi belum juga memeriksa oknum anggota DPRD Bangkalan.

Hal ini disampaikan Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya kepada wartawan, Kamis (8/6/2023).


"Yang sudah kami tahan sudah dua orang. Untuk inisialnya nanti kami rilis secara resmi. Untuk anggota dewan itu belum, tidak termasuk. Belum kita dimintai keterangan," kata AKP Bangkit Dananjaya.

Dengan adanya tambahan satu tersangka, maka saat ini sudah ada dua tersangka yang ditetapkan. Sebelumnya pada Rabu (7/6/2023), polisi juga telah merilis satu tersangka berinisial H, yang merupakan warga Desa Tanah Merah Laok.

Oknum anggota DPRD Bangkalan tersebut diduga terlibat dalam kasus carok massal tersebut.
Saat ini, menurut Bangkit, pihaknya sudah mengamankan barang bukti senjata tajam pascainsiden carok massal.

"Barang bukti sajam ada. Soal senpi masih kita dalami. Memang diduga ada yang luka seperti terkena senpi. Yang diduga kena luka tembak masih dalam perawatan," tegasnya.

Peredaran senjata api di Bangkalan kini menjadi atensi jajaran Satreskrim Polres Bangkalan setelah insiden carok massal.

Menurut Bangkit, jajaran anggota reskrim akan mendalami kemungkinan adanya distributor senpi ilegal di Kabupaten Bangkalan.

"Kami akan menyelidiki peredaran senpi, apakah ada distributor senpi di Bangkalan. Itu nanti bagian dari tugas reserse untuk melakukan penyelidikan," katanya.

Polres Bangkalan juga merilis jumlah semua korban carok massal yang terjadi di Desa Tanah Merah.

"Total korban ada tujuh ya semuanya. Pemeriksaan masih terus kita lakukan," pungkas AKP Bangkit Dananjaya.

Diberitakan sebelumnya, carok massal terjadi di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Jawa Timur, pada Minggu (4/6/2023) lalu. 7 orang terluka parah dalam kejadian ini, satu di antaranya meninggal dunia.
https://www.beritasatu.com/nusantara...-bangkalan/all




Rumah Sakit Dijaga Ketat, Satu Korban Carok Massal Bangkalan Masih Kritis


Polisi menjaga ketat ruang perawatan di RSUD Syamrabu Ratoh Ebuh Bangkalan, tempat perawatan empat korban carok massal yang terjadi pada Minggu, 4 Juni 2023. (Beritasatu.com / Didik Setia Budi)
Bangkalan, Beritasatu.com - Korban carok massal di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan yang terjadi pada Minggu (4/6/2023) masih dirawat di RSUD Syamrabu Ratoh Ebu. Ada empat pasien yang masih dirawat, dengan rincian tiga pasien di ruang rawat inap, satu pasien lainnya masih berada di ruang ICU.

"Ada tiga pasien yang kondisinya mulai membaik. Tetapi ada satu pasien yang masih dirawat di ICU," kata salah seorang perawat di RSUD Syamrabu Ratoh Ebu, Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (8/6/2023).

Selain empat pasien ini, ada dua pasien lain yang dibawa ke rumah sakit di Surabaya. Pemisahan ini dilakukan agar keluarga dan para pendukung dua kelompok yang bertikai tidak saling bertemu.

Sebelumnya pada Rabu (7/6/2023) kemarin, Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya menjamin keamanan para korban yang saat ini dirawat di rumah sakit.

"Empat korban yang dirawat di rumah sakit kita jaga. Ada anggota yang standby di rumah sakit," kata AKBP Febri Isman Jaya.

Carok massal yang terjadi di Bangkalan ini menuai perhatian luas, karena banyaknya warga yang terlibat. Selain itu, penyebab pecahnya carok massal juga terbilang sepele.

"Ya itu tadi, cuma karena bersenggolan motor, dan tidak terima waktu diingatkan," imbuh Febri.

Dalam uraian laporan Kodim Bangkalan, disebutkan rincian luka yang dialami korban tidak hanya akibat senjata tajam saja. Satu korban berisial S menderita luka tembak akibat senjata api.

Saat ini, polisi telah menetapkan satu tersangka pecahnya carok massal di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Jawa Timur. Polisi juga sedang mendalami dugaan keterlibatan anggota DPRD Bangkalan dalam carok massal ini.

Diberitakan sebelumnya, carok massal terjadi di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Jawa Timur, pada Minggu, (4/6/2023) lalu. Sebanyak tujuh orang terluka parah dalam kejadian ini dan satu di antaranya meninggal dunia.
https://www.beritasatu.com/nusantara...n-masih-kritis

sampai dijagain polisi takut diserang kah?
nomorelies
fachri15
aldonistic
aldonistic dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.9K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan