arai01Avatar border
TS
arai01
Vinland Saga dan Alasan Kenapa Anda Harus (Tetap) Menontonnya


Hai gan! Sudah lama sekali anetidak buat thread. Makin sepi, makin kesepian untuk ngaskus. Ane cuma berharap thread ini dibaca sama temen2 ane di AMH.

Jadi gini, saat ane nulis ini thread, lagi kenceng2nya anime Vinland Saga. Agak kontroversial di banyak forum karena tone shifting antara season 2 yang sedang tayang, dibandingkan dengan season 1 beberapa tahun lalu. Ane rangkum dulu sinopsisnya bagi yang belum tau konteks di anime ini:


Sinopsis
Ini ceritanya bangsa Viking, tokoh utamanya Thorfinn, dimana dia merupakan anak Thor, mantan warrior yang dibunuh warmonger bernama Askeladd. Cerita season 1 memberikan impresi bahwa inti cerita anime ini bertumpu pada balas dendam Thorfinn terhadap Askeladd. Ini anime juga di season 1 tone-nya lebih deket ke shonen, dengan motif utama mirip AoT, yaitu revenge. Dark shonen begitu lah.. padahal sudah jelas2 ini seinen.


Eksplorasi Tema


Setidaknya, itulah yang banyak penonton sangka dari menonton season 1, tak terkecuali ane sendiri. Epik Viking dibalut intrik politik Askeladd dalam menyatukan kerajaan2 yang sudah ada, dengan bumbu tema 'real warrior'. Hingga episode akhir di season 1 berjudul "The End of the Prolog", dimana Askeladd malah terbunuh oleh orang lain dan menghembuskan nafas terakhir di lengan Thorfinn. Ane jadi bertanya2, "Lho, terus gimana ya nantinya?"


Meski ada tersirat tema2 mendalam di season 1, ane kira tema utama bakal terus bertahan di revenge. Tapi dengan ending season 1 seperti itu, sepertinya kreator anime ini ada pesan lain yang ingin disampaikan. Setelah agak mikir2, ane pun menyadari misdirection yang ada sepanjang season 1. Dengan banyak aksi bertensi tinggi, taktik perang dan gore, kesan glorifikasi violence amat kentara. The hell bahkan openingnya pun membara. Ini yang ane, bahkan ane yakin banyak orang pun, agak kecewa dengan dimatikannya Askeladd di akhir prolog. Banyak yang mengira Askeladd adalah protagonis cerita, dan bukanlah Thorfinn yang bersifat 1 dimensi di seluruh season 1. 


And then..season 2 begins. Bentar dulu, ane mau nyalain OST-nya yang bikin depresi.emoticon-Ultah



Episode 1...kok pacing-nya lambat bener, ada karakter baru: Einar. Eh ternyata Thorfinn jadi budak di perkebunan gandum. Farmland Saga begins..
Episode 2... "kok tone-nya beda banget sih," says everyone (baca: manga only). Mana gelut2nya?
Episode 3... Wah ada aksi2, eh kok bentar banget?
Episode 4... Bleh. Instantly drop.

Meanwhile, ane yang penasaran dengan 'sebenarnya apa yang ingin disampaikan anime ini.. tetap lanjut aja sampe episode terbaru (12).. Ane rasa ane paham sekarang. Mengapa banyak orang yang bilang ini masterpiece yang diadaptasi dengan masterfull, dan juga mengapa banyak orang yang lost interest. Masing-masing sih, tapi meskipun alasannya klasik, tapi memang stereotipe main besar disini. Orang yang datang buat nonton Vinland Saga ekspektasinya bakal diselewengkan, khususnya mereka yang mengharapkan aksi generik ala shonen. Ini tipikal penonton muda (kebanyakan) yang masih membedakan antara tontonan dan tuntunan. 


Pesan Utama


Dibutakan oleh kesan glorifikasi terhadap kekerasan dan peperangan yang dikemas dengan keren, sehingga lebih seperti meromantisasikannya menjadi 'terhormat', ane pun sempat lupa ada karakter yang sangat penting di dalam anime ini, yang sudah lama sekali terlupakan esensinya, yaitu Thors. Di mata penonton, karakter Thors lebih berkesan sebagai karakter yang kuat, true masculinity, yang sayangnya ini menutupi karakterisasi yang sebenarnya ingin kreator sampaikan: penyayang, lembut, dan true pacifist. Dan sayangnya lagi, Thorfinn tidak menyadari ini sepanjang season 1 karena dibutakan juga dengan amarah dan dendam. Ini membuatnya melakukan hal-hal yang buruk, sangat buruk yang sayang sekali tidak ia sadari. Mungkin dalam benak ane, sambil menyemangati Thorfinn memenggal para prajurit musuh, ane agak merasa kasihan. Kok bisa ya anak sekecil itu memiliki hidup penuh amarah dan kekejaman, tidak merasakan apa-apa saat membunuh banyak orang. Hingga realisasi yang terjadi di season 2 rasanya sangat menohok, bahwa menyedihkannya hidup Thorfinn, tidak punya apa-apa selain kebencian itu. Thorfinn tidak sadar kalau dia telah menjadi budak dari masa lalunya, dan ane disetir oleh kesalahpahaman tersebut hingga menyemangatinya dalam usahanya balas dendam. Ini membuat ane sempat termenung. Pertama kali ane merasakan karya fiksi yang sangat menyindir penontonnya dalam mengglorifikasikan kekerasan. Ane sangat tersentil oleh penuturan kisah hidup Thorfinn, dan merasa malu sendiri dengan anggapan ane sewaktu nonton season 1.


Hingga adegan di season 2 episode 9, dimana Thors berkata ulang kepada Thorfinn dalam mimpinya.


Quote:


Sekali lagi, ane tak bisa berkata apa-apa. Dari semua aksi yang tergambarkan, semua jiwa-jiwa yang terbuang tanpa alasan, sebenarnya pesan itulah, pesan sederhana itulah yang menjadi kulminasi dari karakter Thors, karakter yang bisa dikatakan dapat menguasai puncak dunia, namun sangat bijaksana, dan anti kekerasan hingga prinsip hidupnya sangat ekstrim setara malaikat, setara mesiah. Jika pesan ini disampaikan oleh karakter yang lemah lembut dan tidak memiliki kapasitas seperti Thors, ane yakin enggak bakal mengena. Justru karena Thos-lah yang menyampaikan, pesan tersebut sangat bermakna, hingga ane seperti yang diajak bicara langsung sama Thors.


Terkesan naif? Tentu saja. Namun apakah mengurangi bobotnya sebagai petuah? Tidak juga. Pesan ini yang ingin disampaikan oleh kreator kepada para pembaca dan penonton. Bahwa tidak ada hal baik dari kekerasan dan penganiayaan. Manusia selama ini sebenarnya berdelusi dan membuat musuh mereka sendiri. Ada ego sedemikian rupa yang membuat kita menciptakan konflik yang tak perlu. Kita dapat berubah ke versi terburuk dari kita kalau terus mengikuti ego tersebut. Anime ini ingin mengubah hal itu, dan menuntun kita untuk menjadi diri kita yang lebih baik, setidaknya dengan banyak bersabar, dan bertoleransi, tenggang rasa. Good message, right? Ini tidak serta merta menjadikannya 'menggurui', semua karya fiksi bisa jadi tuntunan jika kita menyikapinya dengan bijak juga.


If you watch Vinland Saga season 1 and feel joyful, then you don't get it. And if you watch Vinland Saga season 2 and feel bored, also then you don't get it. And that's okay, my friend.


Jawaban Apa yang Ditawarkan oleh Vinland saga


Sekarang masuk ke intisari dari cerita. Dari semua konflik, peperangan, dan perbudakan yang ada di dunia manusia, adakah solusi yang ideal, dan dapat memuaskan semua pihak, termasuk pembaca? Sampai saat tulisan ini dibuat, ane baru dapet satu yang sudah clear. Thorfinn ingin melenyapkan, atau setidaknya mengurangi jumlah peperangan yang terjadi. Baru ditanya lagi, gimana caranya supaya ngurangi jumlah peperangan, sedangkan orang2 danish sendiri sukanya perang, malah menganggapnya sebagai profesi dan kehormatan di antara para lelakinya.. Thorfinn termenung, lalu berucap, "Vinland"


Quote:


Tiba-tiba, setelah entah berapa lamanya ane tidak mendengar kata "Vinland" dari para karakter di anime ini, seketika pemandangan tanah yang terhampar luas nan subur terbayang-bayang. OH, jadi ini yang kreator ingin sampaikan. Pengasingan damai yang jauh dari konflik. Terasa hopefull, dan meskipun berkesan fairy tale, tapi justru disitu yang membuat hati tergerak. Ane paham, bisa jadi Vinland hanya fairy tale, tidak ada bentuk fisiknya, dan hanya legenda semata. Kalaupun memang ada, dari deskripsi yang Thorfinn ungkapkan, cukup mustahil juga untuk dicapai. Jadi saat ini ane menyikapinya sebagai "unrealistic goal that keeps us moving forward".


Jawaban ini meskipun tergolong konklusif untuk karakter protagonis kita, namun tidak untuk yang lainnya. Dengan hijrahnya Thorfinn dkk ke "Vinland", ini tidak menyelesaikan permasalahan yang ada di tanahnya sendiri. Konflik dan peperangan akan tetap ada. Perbudakan pada masa itu juga bukanlah hal yang tabu. Ini yang masih ane cari jawabannya di animenya. Jawaban selain Vinland. 


Ini juga sebenarnya cukup relatable dengan kondisi sekarang di dunia nyata. Katakanlah masa sekarang lebih 'damai' dibandingkan masa pertengahan. Padahal, perang juga masih ada, konflik-konflik yang memakan korban jiwa terjadi setiap hari. Perbudakan juga MASIH ada. Negara-negara saling membangun misil-misil nuklir dengan dalih memperkuat pertahanan. Bayangkan saja ada satu impostor ngomporin negara2 tersebut, satu misil kepencet aja, bisa jadi umat manusia mati konyol karena kesalahan sendiri, bukan karena kiamat oleh Tuhan.


Balik lagi ke Vinland, ceritanya menawarkan jawaban dengan cerita yang sangat menarik. Meskipun jawaban sebenarnya masih belum ane temukan. The hell, mungkin saja Vinland bagi kreatornya merupakan Valhalla, mau damai ya jauhi konflik sebisa mungkin, jauhi dosa sebanyak mungkin, kalo emang sial kena bunuh orang baru tiba di Vinland, tanah yang dijanjikan. Tapi ini yang ane nantikan juga sih gimana kelanjutannya...


Vinland Saga Diantara Beberapa Anime Shonen


Disini kita jadi tau mengapa Vinland Saga bisa lebih menonjol daripada battle shonen lainnya, katakanlah MHA, Naruto, DS, dan lain yang ane yakin kalo disebutin makin banyak orang yang gak terima. Dengan power system realistis, Vinlang Saga tidak serta merta menunjukkan aksi untuk showcase kekuatan para karakternya. Ini akan menjadikannya lebih relatable dan membumi. Minus aja si Thorkell sih, emang eksistensinya sengaja dibuat absurd. Sedangkan karakter Thorfinn sendiri mempunyai chara development yang teramat bagus. Season 1 dia tidak menonjol, karena memang itu prolog cerita buat Askeladd. Semenjak kematiannnya, Thorfinn jadi salah satu orang yang paling terdampak. Tanpa Askeladd, Thorfinn menjadi orang yang kosong tanpa tujuan. Makanya di season 2 ini jelas banget jadi seasonnya Thorfinn untuk berkembang, menemukan jawaban, dan mengemban keyakinan baru di masa-masa yang amat menantang. Di season inilah karakter Thorfinn bersinar. 


Ini juga terjadi pada AoT, dimana sepanjang season 1 s.d. 3 part 1, Eren masih terkesan karakter 1D. Sifatnya dia ya terbatas di pemikiran revenge, kill the titans, kill the enemies. Season 1-3 pt 1 character arc Eren masih jadi sampingan saja, dan bang haji justru lebih memoles para karakter pendukungnya macem hanji levi dan erwin. Namun season 3 pt 2, Eren mulai menyadari kebenaran dan mengalami krisis eksistensi. Dan saat season 4, Eren jadi berubah drastis baik dalam bentuk fisik dan ideologi. Disinilah Eren baru menarik sebagai karakter. Bukankah kalian merasakan hal yang sama?


Pada akhirnya, kalau penonton memang niat untuk mendalami penceritaan, character treatment itu penting. Bisa jadi suatu anime punya aksi yang keren, namun dia akan lantas mudah dilupakan kalau tidak ada karakter yang berkesan di mata penonton. Pesona karakter yang sebenarnya bukan dari seberapa lincah dia bergerak, namun lebih substansial dari itu.


Vinland Saga Diantara Seinen Lainnya


Pernah mendengar istilah 3 big seinen? Mereka adalah Berserk, Vagabond, dan Vinland Saga. Ketiganya merupakan karya yang banyak menuai pujian, dan pujian itu kebanyakan karena ceritanya. Orang yang setia menonton cerita-cerita seinen bertahan karena ada kisah yang menarik di dalamnya.


Ketiga judul tersebut berbeda secara tema, latar, dan karakterisasinya. Vagabond fokus di pencarian makna menjadi orang terkuat sambil melemparkan tanya "Apa yang sudah saya berikan pada tanah ini?". Musashi sepanjang cerita merupakan orang yang sangat menarik untuk diikuti kisah dan rivalitasnya. Namun pada arc farming (buset kan farmland saga juga), dia krisis eksistensi dan berkembang untuk coba peduli dengan lingkungannya.


Pada Berserk, well... dunianya kelam banget sih. Guts udah terlanjur jadi orang yang 'rusak', kadang kasian sendiri liatnya. Kekerasan yang dilakukan Guts sekarang karena dia memang ngelawan makhluk demonic, yang mana menjadikan insting survivalnya nyala terus, makanya dia terkenal sebagai struggler, orang yang selalu berjuang. Tapi sekali ada momen teduh, Berserk seketika melankolis dan amat berkesan.


Sedangkan Vinland Saga, karakter Thorfinn yang sebenarnya bergulat dengan konflik yang halus. Bagaimana menyelesaikan konflik kekerasan tanpa ikut andil nonjok orang, atau setidaknya meminimalisir hal tsb. Ini justru lebih sulit karena caranya bakal muter. Untuk orang sekelas dia, kekerasan bisa menjadi metode pertama yang paling mudah untuk menyelesaikan konflik. Namun sebagai pacifist? Tantangan akan lebih besar sekali. Makanya di dalamnya ada konsep "true warrior". Bagaimana menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Farmland Saga intinya disitu tuh. Jujur aja, ane rela kalo seluruh season ini isinya Thorfinn, einar, Arnheid, Sverkel, Snake, hanya menghabiskan waktu dengan damai di kebun gandum. I'm not even going to compain about that.


Penutup
Buset dah ane nulis banyak banget. In conclusion, ane sangat mengagumi Vinland Saga karena jarang-jarang anime seinen sekelas ini dapet adaptasi, adaptasi yang bagus pula. Butuh berapa belas taun untuk Vinland Saga supaya dapet anime. Ane ga yakin Vagabond bakal dapet juga dalam beberapa tahun ke depan. Thread ini tidak ada motif untuk nge-dis anime shonen atau apa, tidak juga mencoba untuk menjadi thread elitist. Ane hanya ingin mengapresiasi good fiction yang dapat di ambil pesannya. Peace, my friend. You have no enemies.emoticon-Jempol


Tambahan:
Episode 20 waw sekali ganemoticon-Ngakak
Next week mungkin ada spill "jawaban" yang bakal ditawarkan oleh Thorfinn.
riadysk
terbitcomyt
rictuserectus
rictuserectus dan 14 lainnya memberi reputasi
15
3.9K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan