Sumber Gambar

Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor merupakan salah satu tempat wisata pilihan orang Jakarta untuk melakukan healing, tapi lokasinya tidak terlalu jauh dari ibukota. Puncak memang sangat ideal bagi yang ingin liburan tapi hari liburnya hanya sedikit. Mengingat jaraknya yang dekat walau kadang macet saking banyaknya orang yang ingin datang ke sini.

Tempat ini sendiri merupakan dataran tinggi di Bogor yang memang memiliki pemandangan indah. Biasanya para wisatawan akan mencari vila untuk menginap dengan view yang bagus. Yang paling favorit adalah vila dengan pemandangan kebun teh dan Gunung Gede-Pangrango di belakangnya. Walau kadang pemandangannya kabut doang sih.

Ada juga wisatawan yang datang ke Puncak hanya sebentar, kemudian pergi lagi. Alias mereka tidak menginap dan nongkorng-nongkrong saja. Biasnaya mereka akn memilih warung-warung dengan view yang bagus. Yang sering jadi pilihan adalah Warpat atau Warung Patra. Tempat yang menjadi favorit untuk menghabiskan waktu di Puncak.


Sumber Gambar

Sayangnya, baru-baru ini ada kabar kurang bagus dari Warpat. Yaitu berita mengenai adanya parkir liar yang menetapkan harga tidak wajar. Bayangkan saja, ada yang kena getok harga parkir sebesar 40 ribu untuk lima menit. Pengemudi mobil yang merasa tidak wajar itu pun merekam percakapannya dengan si tukang parkir yang meminta uang 40 ribu itu. Videonya pun menjadi viral.

Setelah ditelusuri oleh kepolisian, ternyata parkir itu adalah parkir liar. Bahkan kabarnya mereka mengarahkan wisatawan yang tak dapat parkir untuk parkir di trotoar dan bahu jalan. Atas dasar keselamatan dan penyalahgunaan jalan, polisi pun menertibkan mereka. Apalagi usai viralnya tarif getok harga 40 ribu yang dilakukan salah satu oknum tukang parkir tersebut.

Mungkin karena melihat Warpat parkirannya ramai dan banyak yang tidak kebagian lahan parkir, mereka pun memanfaatkan ini. Mereka arahkan untuk parkir di pinggir jalan dan menjamin kendaraan aman karena dijaga oleh mereka. Dan sebagai bayaran karena telah menjaga, mereka pun meminta bayaran. Tapi bayarannya gak ngotak juga.


Sumber Gambar

Lagian, parkir di pinggir jalan hanya akan mengganggu pengguna jalan yang lain. Sebagian bahu jalan mungkin akan terpakai dan membuat jalan jadi terasa sempit. Mobilitas kendaraam di titik jalan itu pun menjadi sedikit tersendat. Lebih ngeri lagi, kalau sampai ada kecelakaan akibat parkir liar tersebut. Lebih bahaya lagi, kan?

Sebetulnya, Warpat sendiri hanya sekedar warung sederhana. Hanya saja posisinya yang strategis dengan view perbuktian dan perkebunan teh membuat orang banyak datang ke sini bukan untuk makan dan minum saja. Tapi menikmati suasana. Kini Warpat tentu sudah semakin ramai dikunjungi orang, apalagi saat weekend. Masih bisakah kita menikmati suasana?


Sumber Gambar

Warpat juga kini sudah menggunakan nama “Wisata Kuliner” untuk menarik lebih banyak pengunjung untuk datang. Mungkin Warpat sendiri sudah semakin berkembang dan memiliki banyak menu makanan yang lebih beragam ya. Walau kalau TS lihat, kebanyakan orang ke sini paling makan Indomie Telur sama minum kopi saja.

Semoga saja Warpat semakin berkembang dan menjadi tempat wisata yang dikelola secara serius oleh manajemen yang baik. TS belum pernah ke sini sih, tapi banyak yang bercerita bahwa Warpat merupakan tempat penuh akan kenangan. Kalau begitu, kenangan itu harus dijaga dengan baik, kan? Begitu juga Warpat.



Kalau kalian pernahkah ke Warpat? Berapa bayar parkirnya?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi