Hallo Sobat Kaskuser dimana sahaja berada, salam damai!


Mengenai Madura, hampir semua Rakyat Indonesia mengenalnya dan jika kita di wilayah perantauan semisal Jabodetabek maupun daerah perkotaan di Indonesia lainnya pasti sering berhubungan erat dengan mereka, kalau Ane pribadi sih hampir berinteraksi tiap hari dengan mereka karena warung terdekat adalah warung Madura, sebenarnya sama sahaja dengan warung lainnya cuma yang beda itu mereka berjualan selama 24 jam nonstop dan biasanya satu buah warung cuma dijaga dua orang (suami dan istrinya), betapa mencengangkan daya juang berniaga mereka!

Selain dalam perniagaan, dalam kepemerintahan pun mereka mirip dengan suku Batak, Minang, Sunda dan yang lainnya mungkin dari kalian tahu siapa itu Badrodin Haiti, Anang Hermansyah, Adjie Masaid, Mahfud MD dan yang lainnya...

Mereka dari Madura yang telah berkecimpung didunia perpolitikannya Indonesia sekarang dan sebelum Indonesia berbentuk negara kesatuan pun orang Madura banyak melahirkan tokoh tokoh terkenal lain semisal Pangeran Trunojoyo, Sunan dan Nyai Cendana (putra sunan ampel) dan Ranggalawe,





Ranggalawe adalah putra bupati Songeneb (sumenep) Arya Wiraraja, ksatria Ranggalawe termasuk dari beberapa pengikut setia Raden Wijaya yang punya jasa besar dalam perjuangan mendirikan Majapahit, kerajaan terbesar di Nusantara pada masanya

Sekitar tahun 1292 Ranggalawe diutus ayahnya untuk membantu Raden Wijaya membuka hutan tarik didekat sungai Brantas yang akan dijadikan pemukiman penduduk bernama Majapahit, konon nama Ranggalawe sendiri adalah pemberian dari Raden Wijaya yang kagum akan kesaktian ksatria Madura itu, Rangga artinya ksatria dan Lawe artinya kemenangan, alias ksatria kemenangan yang dimana pada masa itu Raden Wijaya sangat membutuhkan satu kemenangan besar untuknya!

Ranggalawe ikut pula dalam gabungan koalisi Majapahit, Mongol dan sekutunya menggempur kota Kediri, dan dia berhasil mengalahkan Sagara Winotan sang pemimpin benteng kuat tersebut, setelah berhasil bersama sama mengusir Mongol dan mendirikan kerajaan Majapahit atas kerja keras dan pengabdiannya Raden Wijaya mengangkat Ranggalawe menjadi Bupati Tuban

Kerajaan Majapahit terus membesar dan damai dimasa kepemerintahan Raden Wijaya sampai Raja Wijaya mengangkat anaknya sendiri Jayanagara sebagai raja muda di istana Daha




Pararaton 1295

Seorang pejabat Majapahit bernama Mahapati memprovokasi ke Ranggalawe bagaimana seorang yang tidak becus seperti Nambi dijadikan patih kerajaan besar seperti Majapahit ini padahal di negeri ini mempunyai Lembu Sora yang sangat berjasa membangun Majapahit bersama sama Ranggalawe dulu?

Ranggalawe sebagai keponakan Lembu Sora pun murka mendengar hasutan Mahapati, dia bersumpah siap mati dalam memperjuangkan hak yang lebih pantas didapat pamannya itu

Dengan gagah berani, Ranggalawe yang pemberani dan emosional itu datang ke ibukota dan memasuki istana kerajaan, dihadapan Raden Wijaya dan para punggawanya (termasuk Nambi dan Lembu Sora) dengan lantang Ranggalawe menuntut Nambi digantikan lembu Sora, namun alangkah terkejutnya Ranggalawe yang menemukan kenyataan ternyata Lembu Sora sendiri mendukung pengangkatan Nambi menjadi patih negara ini

Mendapatkan kenyataan yang pahit sekaligus membingungkan itu Ranggalawe ngamuk dan membikin kekacauan di istana, takut kekacauan makin tambah membesar Lembu Sora yang masih paman Ranggalawe itu meredakan amarah Ranggalawe dan menyuruhnya untuk minta maaf kepada Raden Wijaya atas kekacauan yang telah ia perbuat, namun Ranggalawe lebih memilih pulang ke Tuban




Melihat rencana pertamanya gagal Mahapati menyusun rencana kedua, dia mulai mendekati Nambi dan melaporkan bahwa kemungkinan besar melihat pergerakan prajurit militer di Tuban dia mengkhawatirkan kemungkinan Ranggalawe akan memberontak terhadap Kerajaan Majapahit, Nambi melaporkan dugaan itu ke Raden Wijaya dan atas izin raja Mahapatih Nambi bersama Lembu Sora dan Kebo Anabrang memimpin pasukan Majapahit menuju Tuban

Mendengar adanya pasukan besar Majapahit menuju Tuban Ranggalawe segera mempersiapkan bala tentaranya menghadang pasukan Majapahit di daerah Sungai Tambak Beras dan pertempuran besar pun tak terhindarkan, berawal Ranggalawe berhadapan dengan patih Nambi dan berhasil mengalahkannya tapi Nambi selamat hanya kudanya yang tewas ditikam Ranggalawe, akhirnya Kebo Anabrang mengambil alih komando, mengepung Ranggalawe dari 3 penjuru mata angin (timur, barat, utara) namun tetap tak berhasil juga hingga terjadi kejar kejaran berkuda antara Ranggalawe dan Kebo Anabrang naasnya kuda Ranggalawe jatuh ke Sungai Tambak Beras dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh Kebo Anabrang untuk terjun ke sungai dan berduel face to face melawan Ranggalawe didalam sungai, sehingga Kebo Anabrang yang lebih piawai berenang akhirnya berhasil membunuh Ranggalawe dengan kejam,

Melihat keponakannya disiksa sampai mati darah Lembu Sora naik pitam maka Kebo Anabrang pun dibunuh dari belakang olehnya, kelak kejadian pembunuhan Kebo Anabrang ini pula yang akan menjadi penyebab kematian Lembu Sora tahun 1300









Sedikit dari Saya tentang "Kisah Ranggalawe Putra Madura yang Gugur Akibat Intrik Politik Dalam Istana!" jika ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan maupun isi mohon dikoreksi, baik untuk Saya!

Nama besar Ranggalawe sangat melekat dalam ingatan Masyarakat Jawa, banyak kisah kisah yang tersebar namun sebenarnya tak sesuai dengan bukti bukti sejarah seperti saat Ranggalawe ditugaskan melawan Menak Jingga, namun dalam pertarungan Menak Jingga berkali kali tak bisa membunuh Ranggalawe karena selalu dilindungi payung pusakanya, mungkin dalam pewayangan kesaktian Ranggalawe bisa diibaratkan mirip Raja Karna dari Angga

Masyarakat Tuban sampai sekarang masih menganggap Ranggalawe sebagai pahlawan bukanlah pemberontak dan hari pengangkatan Ranggalawe sebagai Adipati Tuban 12 November 1293 dijadikan diperingati sebagai hari jadi Kota Tuban!

"narasi dan opini sendiri"


Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2

3

4

5