Sumber Gambar

Mie Gacoan merupakan salah satu gerai atau kedai mie yang namanya cukup terkenal di masa kini. Khususnya di kota-kota besar, Mie Gacoan merupakan salah satu kedai atau resto yang memiliki banyak cabang. Dan hebatnya, setiap cabang selalu penuh dengan pelanggan. TS sendiri tidak pernah melihat Mie Gacoan sepi. Kalau sepi, pasti TS langsung mampir karena ya kapan lagi wkwk.

Salah satu faktor yang membuat antiran Mie Gacoan begitu ramai adalah harganya. Mie ini dikenal memiliki harga yang cukup murah yaitu di kisaran 10 ribu rupiah saja. Meski begitu, tapi porsi yang diberikan cukup banyak dan mengenyangkan. Dari segi rasa pun lumayan, bukan mie yang dibuat dengan asal-asalan. Cukup memiliki rasa yang enak.

Namun sayangnya, baru-baru ini keramaian di antrian Mie Gacoan justru berakhir ricuh. Kejadian ini terjadi di Surabaya tepatnya di Mie Gacoan Ambengan. Dalam video yang beredar di TikTok, tampak bagian dalam Mie Gacoan itu berantakan usai terjadinya kericuhan. Bahkan dalam video juga tampak seorang ojek online yang sampai mengangkat-angkat barang ke arah kasir.


Sumber Gambar

Banyak orang lainnya yang kemudian marah-marah. Kursi, meja semua berantakan. Beberapa pelayan mulai ketar-ketir menenangkan mereka supaya tidak semakin rusuh. Ada juga yang kebingungan lagi enak-enak makan tiba-tiba ribut, sementara pelayan lain hanya bisa minta maaf atas ketidaknyamanannya.

Kalau dari yang TS lihat sih, sebenarnya beberapa pelayan juga ada yang ikut tersulut emosi karena dari gesturnya menunjuk-nunjuk ke seseorang sambil menyeret kursi. Sayang sekali ya, orang-orang selalu begitu. Kalau marah barang apa pun selalu dijadikan alat untuk melampiaskan emosi. Padahal itu fasilitas miliki resto yang kalau rusak bisa kita yang kena ganti.

Hal ini lantas terdengar sampai ke Polsek Genteng, AKP Suwito selaku Pawas Polsek datang untuk melakukan mediasi. Setelah dimintai keterangan mengenai insiden yang terjadi, disimpulkan bahwa hal ini terjadi karena salah paham saja. Antara pelayan dan juga pembelinya, dan sedikit tidak sabaran juga mungkin ya.


Screenshot Pribadi

Banyak netizen yang lantas berasumsi mengenai penyebab ricuhnya Mie Gacoan tersebut. Paling banyak menduga kalau awal masalahnya karena antirannya yang terlalu lama sampai para driver ojol kena notifikasi. Ya, antiran memang kadang menyebalkan apalagi kalau tidak jalan-jalan. Tapi ya gimana lagi? Kita tak tahu apa yang terjadi di depan.

Mie Gacoan sendiri merupakan salah satu tempat yang memang ramai oleh ojol. Jadi seharusnya, kalau memang antirannya membludak maka jumlah kasirnya yang harus ditambah. Belum lagi melayani yang makan di tempat kan. Harus antar makanan sana-sini, pasti kewalahan dan pelanggan pun jadi menunggu lama.

Bukan hanya kasir sih, tapi semua staff harus ditambah demi mendukung lancarnya transaksi di restoran ini. Tidak ada antrian berkepanjangan yang membuat pelanggan lelah duluan sebelum makan. Tapi ya mau bagaimana lagi, resiko makan di restoran murah meriah jadi harus bersabar dengan orang lain yang juga mau makan.


Sumber Gambar

Dengan harga yang begitu murah, wajar jika Mie Gacoan akhirnya banyak diserbu orang. Rasa mie-nya sangat memanjakan lidah mereka yang menyukai pedas. Tidak terlalu banyak variasi rasa di sini, hanya saja memiliki tingkat kepedasan yang cukup beragam sehingga bisa disesuaikan dengan kemampuan pengunjungnya.

Untuk mengurangi rasa pedasnya, mie gacoan juga punya varian manis pedas. Jadi tidak terlalu terasa mais karena sedikit netral dengan adanya rasa manis. Tapi kalau TS jelas suka yang rasa asin gurih karena ada tambahan bumbu dan ebi di atasnya yang membuat mie ini semakin nikmat dengan harganya yang murah.

Topping Mie Gacoan juga terbilang lumayan. Dulu TS satu porsi seharga 10 ribu sudah ada topping pangsi t isi semacam adonan batagor mungkin, dan itu dapat 2 pcs. Dan pedasnya bukan gimmick, semakin tinggi levelnya ya akan semakin pedas. Jadi kalau penasaran dan ingin merasakan rasanya serta keramaiannya, silakan berkunjung sendiri. Wkwk.



Menurut kalian apakah worth it mengantri untuk Mie Gacoan?


Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi