harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Penulis Lebih Rentan Terkena Gangguan Jiwa? Begini Penjelasannya!

Sumber Gambar

Profesi penulis adalah salah satu jenis profesi di pekerjaan kreatif yang sedang banyak dibutuhkan saat ini. Seperti copywriter, menulis iklan dan deskripsi sampai menulis buku. Dalam menulis, dibutuhkan keterampilan untuk mengungkapkan ide, perasaan dan suatu peristiwa ke dalam tulisan yang dapat dimengerti.

Menulis juga melibatkan perasaan dan ekspresi, hal tersebut memang benar apalagi kalau menulis cerita fiksi. Sangat valid. Tapi ada anggapan populer di luar sana bahwa katanya seseorang yang menjadi penulis lebih rentan terkena gangguan jiwa. Penulis-penulis luar seperti JK Rowling, Sylvia Plath, dan William Styron adalah contoh penulis yang mengalami depresi.

Sebenarnya tidak ada hasil penelitian yang akurat yang bisa menjelaskan bahwa menulis dan depresi memiliki keterkaitan. Tapi seorang peneliti yang juga seorang psikiatri dengan gelar profesor bernama Kay Redfield Jamison, PhD membenarkan bahwa tingkat depresi yang mungkin dialami oleh penulis lebih tinggi dari profesi lainnya.


Sumber Gambar

Penyebabnya bisa banyak bisa jadi karena tuntunan menulis seperti deadline, mendapat penolakan dari editor atau lain sebagainya. Tapi yang paling menarik dari penjelasan Kay adalah karena seorang penulis terlibat emosional dengan apa yang ia tulis. Dan TS sangat setuju dengan hal tersebut, apalagi saat menulis fiksi seperti novel dan puisi.

Ketika menulis fiksi seperti novel, cerpen atau puisi. TS biasanya akan berusaha sebisa mungkin untuk masuk ke dalam cerita pada saat menulis. Sehingga kalau tokoh dalam cerita itu mengalami kesedihan, TS juga harus merasakan kesedihannya. Kalau kesedihannya tidak terasa, maka biasanya TS akan mencari hal-hal yang membuat sedih. Seperti lagu, atau adegan-adegan film.

Sayangnya mungkin bagi sebagian penulis, perasaan saat menulis itu terbawa saat sedang tidak menulis. Sehingga mood seorang penulis bisa terpengaruh oleh apa yang sedang ditulisnya. TS pernah merasakannya, sedih sehabis menulis tapi tidak tahu sedihnya karena apa. Mau cerita ke orang lain pun bingung gimana ceritanya.


Sumber Gambar

Dee Lestari penulis Supernova pun mengungkapkan hal yang sama. Kalau penulis punya 2 dunia yakni dunia nyata dan dunia kreatif atau dunia yang dia buat sendiri. Jika tidak bisa memilah, dunia ciptaannya sendiri yang nanti malah mendominasi kehidupannya. Lagi-lagi TS setuju, apalagi kalau si penulis sudah sampai mengisolasi diri dan kurang interaksi dengan orang saking terobsesi dengan ceritanya.

Hal ini juga berlaku dengan perasaan-perasaan lainnya tergantung cerita apa yang ditulis. Misalnya horor, maka ketakutannya pun harus kita rasakan dulu. Karena menurut TS sendiri, cerita tidak akan maksimal kalau belum merasakan perasaan si tokoh dan masuk ke dalam cerita. Kalau sudah memenuhi kedua hal itu, maka menulis akan sangat lancar dan mengasikkan. Berpetualang dalam dunia ciptaan sendiri seru.


Sumber Gambar

Bukan hanya penulis ya, gangguan jiwa juga kerap terjadi pada pelaku kreatif lainnya seperti pelukis, musisi dan lainnya. Dalam seni lukis, Vincent van Gogh merupakan salah satu pelukis yang terkena gangguan jiwa sampai akhirnya bunuh diri.

Meski begitu, menulis sejauh ini tetap menyenangkan. Menulis merupakan ekspresi jiwa, banyak hal yang tidak bisa dijelaskan secara lisan tapi lebih mudah dijelaskan melalui tulisan. Menulis juga termasuk salah satu cara untuk kita meninggalkan jejak di dunia ini.

emoticon-2 Jempol

Jadi, tertarik menulis fiksi?emoticon-Bingung (S)

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi


emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
RyuDan2255
albyabby91
bruce12345
bruce12345 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
2.2K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan