Kisah Inspiratif dari Banten Kakek Sarneli cuma Pengembala Bebek namun Mampu Menabung Hingga 104 Juta, Tapi Miris Uang Tabungannya Ada yang Tidak Bisa Ditukar di Bank!



Hemat pangkal kaya dan rajin pangkal pandai itu adalah sebuah kepastian walau banyak yang berkata sistem kurikulum di Indonesia sekarang dirasa kurang memuaskan karena terpaku pada pelajaran hafalan bukan metode tepat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan atau pernah saya tuang kan juga kebaikan menabung eh malah di kritik bahwa orang kaya sekarang lebih bagus menginvestasikan uangnya daripada disimpan sebagai tabungan.

Oke lah dia benar dan menjadi sangat benar jika investasinya berhasil, tapi kalau nggak berhasil apalagi sampai ditipu orang gimana dong?

Tetap saya meyakini kalau semboyan leluhur kita yang bijak tentang hemat pangkal kaya dengan cara gemar menabung itu adalah sebuah keniscayaan, setidaknya uang tabungan kita masih bisa berguna jika kita dalam keadaan sulit seperti sedang menderita penyakit atau yang lainnya, akan lebih mudah mendapatkan perawatan toh sekarang walau sudah ada BPJS Kesehatan namun kenyataannya masih sering terjadi perawat maupun dokter lebih mengutamakan yang memakai duit cash.




Namun dalam menabung kita juga harus sepintar mungkin karena ada kejadian juga dari kakek Sarneli (70) yang sangat inspiratif walau hanya seorang pengembala bebek namun dalam waktu beberapa tahun mampu mendapatkan tabungan hasil berhematnya senilai 104 juta rupiah.

Kali ini yang menjadi viral membuat perbincangan banyak netizen dan diliput oleh media itu bukan keuletannya tapi justru nasib malang yang menimpa kakek dari Serang, Banten tersebut yaitu uang tabungannya dinilai tidak laku lagi gegara uangnya adalah uang lama padahal keadaan kakek Sarneli sendiri sekarang sedang sangat membutuhkan uang tersebut.

Sepengetahuan saya uang lama mungkin masih bisa untuk ditukar dengan uang terbaru tapi selayaknya kegigihan kakek sarneli sangat patut untuk kita jadikan contoh, dirinya mampu menabung walau hanya bermodal ember dan kantong plastik untuk menyimpan uang tersebut.




Dengan bantuan warga dihitung hingga mencapai nilai total keseluruhan 104 juta ternyata banyak juga uang tabungan era rezim Soeharto tapi hanya sekitar 10 jutaan yang dinilai rusak atau robek, namun pemikiran saya bahwa uang lama masih bisa ditukar uang baru ternyata salah lho Gansist, benar sekali ternyata pemikiran saya itu salah bahkan salah besar!

Sebab mendengar kabar yang viral di Banten ini Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten yang diwakili oleh Syahrun Romadhoni mengunjungi kediaman kakek Sarneli dan menjelaskan bahwa uang tersebut sebagian tak bisa ditukar lagi sebab adalah uang emisi lama tahun 1998 dan 1999 yang menurut Peraturan Nomor 10/3/PBI/2008 telah habis masa penukarannya.

Kakek sarneli memang sangat dikenal pandai menyisipkan uang dari masa dirinya masih sehat dulu, namun ketika sekarang dia ditanya kenapa menyimpan uangnya tidak di bank saja, kakek sarneli menjawab ....


"Wis mari/sudah berhenti"


Bisa dijadikan simbol keuletan orang zaman dahulu yang mungkin jarang dimiliki oleh orang zaman sekarang padahal itu adalah nilai baik yang harusnya kita contoh, tapi cukup miris mendengar adanya uang yang tidak bisa ditukar, memang lho Gansist ternyata menabung juga mirip kayak investasi karena kalau kurang pintar menabung ya bisa kejadian seperti kakek Sarneli itu!

Dan adapun peraturan adalah peraturan, setiap warga harus menaatinya, kalau uang itu tidak laku dan tidak bisa ditukar ya salah yang nabung itu sendiri, jangan salahkan pemerintah!

Dari 104 juta yang bahkan perlu waktu 3 hari untuk menghitungnya ini sebanyak 77.183.000 telah ditukar karena lusuh dan semoga uang itu bisa bermanfaat untuk kakek Sarneli mirip sekali dengan kakek saya, suka menabung walau duit cuma mangpe tapi tetap disisihkan, bukan kalau kembalian di warung nggak ada ya ditukarkan dengan permen


Kebiasaan buruk!



"narasi dan opini sendiri"

Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2

3