Uang yang dimaksud adalah pecahan lama seperti uang 'plastik' pecahan Rp 100 ribu bergambar Soekarno-Hatta, pecahan Rp 20 ribu bergambar Ki Hajar Dewantara, dan Rp 10 ribu bergambar Cut Nyak Dien. Menurut direktur eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, uang ini memiliki nilai khusus sebagai uang kuno atau koleksi.

Sebagai uang kuno, uang tersebut memiliki nilai sejarah dan kebudayaan yang tinggi. Uang kuno dapat menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada saat itu, dan menjadi bukti penting dari masa lalu suatu negara atau masyarakat. Mereka juga dapat memberikan wawasan tentang teknologi, seni, dan bahkan politik pada saat uang tersebut dicetak.

Namun, sebagai uang kuno atau koleksi, nilai uang tersebut sangat subjektif. Nilai dari suatu koleksi dapat berbeda-beda antara satu kolektor dengan kolektor lainnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai suatu koleksi antara lain jarangnya barang tersebut, kondisi barang, dan sejarah yang ada di balik barang tersebut.

Dalam hal ini, meskipun beberapa uang Kakek Sarneli tidak dapat ditukar, mereka masih memiliki nilai sebagai koleksi. Namun, nilai tersebut mungkin berbeda-beda tergantung pada sejarah dan kondisi uang tersebut.

Terlepas dari nilai koleksi, penting bagi GanSist untuk memahami betapa pentingnya menjaga keaslian uang dan tidak menyalahgunakannya. Kita harus menghargai sejarah dan kebudayaan yang terkandung dalam uang kuno dan memperlakukannya dengan cara yang pantas.

Sebagai bagian dari budaya dan sejarah suatu negara, uang kuno memiliki nilai yang lebih dari sekedar nilai tukar. Mereka memiliki nilai intrinsik sebagai benda seni dan sejarah, dan sering kali menjadi saksi bisu dari peristiwa sejarah yang penting.

Misalnya, pecahan uang kertas pecahan Rp 100 ribu bergambar Soekarno-Hatta merupakan uang kertas pertama yang dicetak oleh Republik Indonesia pada tahun 1952. Pecahan uang ini merupakan saksi bisu dari perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta simbol dari kesatuan dan persatuan bangsa.

Sementara itu, uang kuno pecahan Rp 20 ribu bergambar Ki Hajar Dewantara menunjukkan betapa pentingnya pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara sendiri adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal sebagai bapak pendidikan nasional.

Demikian pula, uang kuno pecahan Rp 10 ribu bergambar Cut Nyak Dien merupakan simbol dari perjuangan wanita Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kebebasan. Cut Nyak Dien adalah seorang pahlawan wanita dari Aceh yang dikenal sebagai pemimpin perang melawan penjajah Belanda.

Oleh karena itu, menjaga keaslian dan keberadaan uang kuno sangatlah penting bagi melestarikan sejarah dan budaya suatu negara. Hal ini membutuhkan peran aktif dari GanSist, termasuk kolektor uang kuno, untuk tidak menyalahgunakan uang kuno dengan menjual atau memperdagangkan uang kuno yang palsu atau palsu.

Dalam upaya mempertahankan dan memelihara uang kuno, Bank Indonesia juga memiliki peran penting. Bank Indonesia bertanggung jawab atas pengawasan, perawatan, dan perlindungan uang kuno serta memiliki wewenang untuk mencabut uang kuno yang telah melewati batas masa edarnya. Dalam hal ini, penting bagi masyarakat untuk menghormati kebijakan Bank Indonesia dalam pengelolaan uang kuno.

Nah Agan dan Sista, demikian sekilas ulasan tentang bagaimana memperlakukan uang kuno dengan baik. Semoga ulasan ini dapat memberikan edukasi kepada Agan dan Sista semua yaa. Terima kasih sudah membaca, see you on the next thread.

Narasi : Ulasan Pribadi

Sumber Referensi :

https://finance.detik.com/moneter/d-...o-atau-koleksi

Copyright @albyabby912023, All right reserved