Si Subhuman Orang yang Gemar Mencaci Maki dan Menghina Orang Lain, Hindari Berinteraksi dengan Mereka Gansist!


Sumber Gambar
Seiring tumbuh dan berkembangnya zaman sepertinya kita sangat beruntung telah dilahirkan saat ini yah Gansist, dari mulai kita bisa tetap berkomunikasi dengan orang tua kita yang jauh berada di kampung padahal sekarang hari lebaran tapi tidak pulang kampung sampai pada bisa berinteraksi dengan orang lain di sosial media, hidup lebih berwarna sepertinya daripada orang tua kita dulu!

Namun karena kemampuan berkomunikasi kita lebih sering terjadi maka tentu membuat kita mengalami beberapa problem yang orang tua dulu kita pun jarang mengalaminya, yaitu dari mulai sering mendapat kritikan yang bagus terhadap diri kita sampai pada hal cacian yang sangat menyakiti hati, itu sepertinya sering terjadi dan bukan hanya tokoh terkenal seperti ibu Puan Maharani saja yang mengalami hinaan yang sangat menyakitkan (kepalanya diubah dengan kepala hewan) tapi sering kali pun kita sendiri yang bukan orang terkenal kena juga caci maki dari netizen (budiman)


Ya biasa aja lah Gansist, kalau nggak mau dicerca dimaki di medsos ya tinggal nggak perlu medsosan lagi, hapus semua akun akun kita atau bila perlu jual ponsel kita, gitu aja kok repot?

Begitu kata Gusdur

Namun itulah kenyataan bahkan yang sering kali menghina itu pun selalu menganggap dirinya sebagai orang berpendidikan lagi tajir melintir tapi kalau dilihat dari kalimatnya nggak mencerminkan sikap dan perkataan orang ningrat.


Saya selalu berprinsip orang ningrat adalah ia yang bersikap sebagaimana orang ningrat dan si jelata maka dialah yang sikapnya sebagaimana umumnya jelata jadi mau menganggap diri ningrat sekalipun percuma kalau sikapnya subhuman?

Dan kembali ke perkembangan hebat zaman ini, begitu modern beserta paham paham modern lainnya saat ini seperti demokrasi, kapitalisme, emansipasi, penghormatan pada hak asasi manusia setinggi tingginya yang kesemuanya pasti menolak adanya sistem kasta yang memisahkan tiap golongan orang berdasarkan kemampuan diri mereka karena dianggap sikap seperti itu adalah rasist dan tidak sesuai zaman yang mengagungkan perikemanusiaan.

Perikemanusiaan yang seperti apa?

Oke jika kasta itu memang sudah hilang dan harus dihilangkan namun sepertinya kasta tetaplah ada karena kenyataannya masih ada setidaknya terlihat dari sikap seseorang berkomentar (di sosmed) mengindikasikan dirinya kasta rendahan, malah kalau orang Jerman zaman dahulu anggap subhuman.

Lebih ngeri lagi sekarang pun subhuman ngakunya bangsa arya yang tajir melintir, sungguh mengharukan


Benarkan sebenarnya kasta itu masih ada dalam pergaulan kita atau harus kita anggap ada Gansist?

Dan bagaimana cara menanggapi cacian dan makian kepada kita maka menurut saya supaya jangan dipedulikan Gansist, apalagi sampai berkoar koar di medsos memperlihatkan kesakitan kita akibat dicela orang lain, satu tindakan aja sudah cukup yaitu kamu mau ngomong apa juga saya nggak peduli karena kastamu dengan kastaku berbeda!

Betul Gansist, pernahkah kita melihat ada beberapa rumah sangat berbeda dengan disekelilingnya, rumah mereka dipagar tinggi dan dijaga ketat namun itu bukanlah sikap diskriminatif tapi hak mereka, karena mereka jika bergaul dengan orang dibawah mereka pun akan merusak diri mereka sendiri.

Jalan terbaik, pagar rumah tinggi tinggi dan bergaul dengan sesama dan yang sederajat.

Sebagaimana air dan minyak, arya dan subhuman tak mungkin bisa bersatu!

Tangerang, 28 April 2023

@amekachi