Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Kenapa Harus Kartini? Kenapa yang Diperingati Sebagai Puteri Sejati Bukan Malahayati
Kenapa Harus Kartini? Kenapa yang Diperingati Sebagai Puteri Sejati Bukan Malahayati yang Dibenci Penjajah

Jumat, 21 April 2023 | 07:15 WIB


RA Kartini. (Dok. Bank BJB)

BondowosoNetwork.com - Mengapa setiap 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini?

Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Adakah pertanyaan tersebut pernah terselip dalam pikiran?

Diketahui dari akun media sosial Instagram mustanir.info menjelaskan bahwa pada dekade 1980-an, Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsya W Bachtiar pernah menggugat masalah ini.

Ia mengkritik pengkultusan RA Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ada baiknya, kita lihat sekilas asal-muasalnya.

Kepopuleran Kartini tidak terlepas dari buku yang memuat surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabat Eropanya.

Door Duisternis tot Licht, yang oleh Armijn Pane diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang.

Buku ini diterbitkan semasa era Politik Etis oleh Menteri Pengajaran, Ibadah, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr. JH Abendanon tahun 1911.

Buku ini dianggap sebagai grand idea yang layak menempatkan Kartini sebagai orang yang sangat berpikiran maju pada zamannya.

Kata mereka, saat itu, tidak ada wanita yang berpikiran sekritis dan semaju itu.

Beberapa sejarawan sudah mengajukan bukti bahwa klaim semacam itu tidak tepat.

Ada banyak wanita yang hidup sezamannya juga berpikiran sangat maju.

Sebut saja Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (terakhir pindah ke Medan).

Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh.

Klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan.

Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda.

Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita.

Di Aceh kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh.

Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia.

Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati.

Namun, siapapun perempuan Indonesia yang pada zaman dahulu kala ikut berjuang untuk melawan penjajah di Indonesia.

Harusnya mereka adalah panutan bagi para wanita Indonesia saat ini dan selamanya.***

https://bondowoso.jatimnetwork.com/n...jajah?page=all

Iya nih, tukang temenan surat2an ama feminis radikal Londo doank yg dijunjung

Kl yg dijunjung cem Kumalahayati, Cut Nyak Dien dkk mungkin mikirnya "ah, cewe kan udah di-emansipasi, ngapain diperjuangin lagi"

Ibarat mending nonton Cinderella ketimbang nonton Joan d'Arc kali maksudnya
scorpiolama
bukan.bomat
aldonistic
aldonistic dan 7 lainnya memberi reputasi
6
1.9K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan