Sumber Gambar

Tunjangan hari raya adalah hal yang wajar diterima oleh para pegawai yang bekerja di suatu perusahaan. Hal ini merupakan tradisi sebagai bentuk kepedulian perusahaan kepada kesejahteraan pegawainya di hari raya besar keagamaan. Untuk hari raya besar umat Islam, biasanya THR diterima maksimal H-7 sebelum lebaran Idul Fitri.

Dengan begitu, para pegawai bisa mempersiapkan hal apa saja yang dibutuhkan dalam menyambut hari raya tersebut. Tapi rupanya bukan hanya pegawai, ada pihak-pihak lain yang juga ingin dapat THR. Seperti yang terjadi di Tajur Halang, Kabupaten Bogor berikut ini. Oknum Ketua RW di salah satu desa meminta THR ke seorang owner toko

Tidak main-main, bahkan si Ketua RW bahkan mengirim surat dengan kop surat resmi kepada pemilik toko. Gila, akamsi mau malak aja sekarang ada surat edarannya cuy! Surat itu kemudian difoto dan menjadi viral usai di-posting dalam akun Instagram @bogor_update.


Sumber Gambar

Banyak orang yang ikut kesal dengan adanya surat permohonan tunjangan hari raya itu. Bahkan ada beberapa yang mengaku meski sudah kerja tapi tidak dapat THR, sedangkan orang-orang ini kerja saja tidak tapi kok minta THR. Disitulah kemudian letak kekesalan netizen yang ikut menanggapi surat yang agak lain ini.

Terkait hal ini, Iwan Setiawan selaku Plt Bupati Bogor memberikan komentarnya saat ditanya oleh awak media. Menurutnya sebaiknya masyarakat berhenti mengatasnamakan organisasi, instansi atau apapun itu sebagai alat untuk meminta uang tidak jelas me masyarakat. Apalagi THR, tidak ada aturannya masyarakat harus kasih THR ke RW.

Iwan menegaskan bahwa pihaknya akan segera mengirim surat ke Kades agar melakukan penindakan terhadap Ketua RW itu supaya hal serupa tidak terjadi lagi.
Memang aneh jika ada warga lokal yang mengaku-ngaku sebagai ormas tertentu meminta-minta uang THR ke toko, pedagang bahkan perusahaan yang berdiri di sekitar lingkungannya. Bahkan kali ini sudah membawa-bawa nama RW, apa urgensinya? Dan kalau uangnya dikasih, terus buat apa dan untuk siapa THR-nya? Itu yang jadi pertanyaan.


Sumber Gambar

Apalagi sudah berani pakai surat kerja dengan kop seolah-olah resmi. Ngeri bener mainannya, jabatan kok disalahgunakan. Pemintaan uang THR ini sendiri memang tidak jelas dasarnya dan tidak salah kalau kita sebut sebagai pemalakan. Hanya bedanya, pemalakan ini pakai surat kerja. Agak beda memang, para akamsi sudah pintar. Kita harus lebih pintar lagi.



Jadi gimana GanSis? Kalau kalian diminta THR kaya gini apa mau ngasih?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi