Pada kesempatan yang sangat berharga ini, gue akan membahas tentang 9 bahan alami yang telah terbukti secara ilmiah dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati anemia.
Anemia merupakan suatu keadaan di mana kadar hemoglobin atau jumlah sel darah merah kurang dari nilai normal. Anemia dapat disebabkan karena perdarahan hebat, penyakit ginjal, kekurangan gizi, infeksi cacing, pengobatan kanker, leukemia, malaria dan menstruasi berat. Gejala-gejala dari anemia, antara lain pusing, mata berkunang-kunang, kulit pucat, lemah, lesu dan mudah lelah.
Anemia paling sering menyerang gadis remaja dan wanita dewasa usia subur. Hal ini disebabkan karena gadis remaja dan wanita dewasa usia subur mengalami perdarahan menstruasi setiap bulannya. Sebaliknya, anemia sangat jarang menyerang remaja laki-laki dan pria dewasa. Hal ini disebabkan karena laki-laki tidak mengalami perdarahan menstruasi. Selain itu, hormon testosteron yang banyak terdapat pada laki-laki merangsang sumsum tulang laki-laki untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah daripada perempuan.
Jangan pernah menganggap remeh anemia. Anemia yang dibiarkan secara berlarut-larut bisa berakibat fatal.
.
Akan tetapi, Anda tidak perlu cemas. Faktanya, ada beberapa bahan alami dari tumbuh-tumbuhan di Indonesia yang secara ilmiah telah terbukti dapat dimanfaatkan untuk mencegah dan mengobati anemia.
, langsung saja yuk, kita ke topik utamanya.
Berikut adalah 9 bahan alami yang telah terbukti secara ilmiah dapat mengobati anemia.
9 Bahan Alami Yang Telah Terbukti Dapat Mengobati Anemia
1. Ciplukan
Ciplukan merupakan salah satu bahan alami yang telah terbukti dapat mencegah sekaligus mengobati anemia. Kandungan kimia yang terkandung di dalam ciplukan, antara lain asam klorogenat, asam sitrat, asam malat, fisalin, alkaloid, tanin, gula, vitamin C, kriptoxantin dan asam elaidat. Berdasarkan hasil studi etnofarmakologi, ciplukan dapat digunakan sebagai obat anti kanker, anti diabetes, antibakteri, anti hepatitis, anti malaria dan anti anemia.
Suatu penelitian mengungkapkan bahwa pemberian ekstrak tanaman ciplukan dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah dengan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sekitar 52 orang (80%) dari 65 remaja putri mengalami peningkatan kadar hemoglobin. Campuran rebusan ciplukan juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri saat menstruasi, karena memiliki efek farmakologis sebagai pereda nyeri.
Satu hal yang perlu diingat adalah jika digunakan untuk mengobati anemia, ciplukan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Sebab,
kandungan asam klorogenat dan tanin di dalam ciplukan dapat menghambat penyerapan zat besi di saluran cerna, sehingga konsumsi ciplukan secara berlebihan justru dapat menyebabkan anemia.
2. Buah kurma
Di bulan Ramadhan seperti sekarang ini, buah kurma menjadi primadona sebagai menu untuk berbuka puasa. Namun, tahukah Anda, bahwa buah kurma merupakan salah satu bahan alami yang telah terbukti dapat mengobati anemia?
Berdasarkan suatu penelitian yang meneliti tentang pemberian buah kurma pada remaja putri dengan anemia yang dilakukan di salah satu SMA di Kabupaten Lampung Selatan, mengungkapkan bahwa hasil penelitian dari 50 responden setelah pemberian buah kurma, terjadi peningkatan kadar hemoglobin dari 10,5600 mg/dL menjadi 12,4930 mg/dL. Penelitian lainnya yang meneliti tentang pengaruh pemberian sari buah kurma pada remaja putri dalam meningkatkan kadar hemoglobin di salah satu SMP di Palangkaraya juga mengungkapkan bahwa hasil penelitian dari 35 orang responden setelah pemberian sari buah kurma, terjadi peningkatan kadar hemoglobin sebesar 0,9771 poin. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan zat besi pada kurma yang berkhasiat untuk mencegah dan mengobati anemia. Selain bermanfaat untuk mencegah dan mengobati anemia, buah kurma juga bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung, kanker usus besar dan menjaga kesehatan mata.
3. Kacang hijau
Setelah donor darah, biasanya pihak unit donor darah akan memberikan bubur kacang hijau untuk mengembalikan tenaga yang hilang selama donor darah. Pemberian bubur kacang hijau tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, kacang hijau merupakan salah satu bahan alami yang menurut hasil penelitian telah terbukti dapat mencegah sekaligus mengobati anemia.
Kacang hijau merupakan salah satu makanan yang banyak mengandung mineral yang dibutuhkan dalam proses eritropoiesis (pembuatan sel darah merah). Salah satunya adalah zat besi. Kandungan zat besi pada kacang hijau sebesar 6,7 mg/100 gram. Sehingga, kacang hijau diyakini dapat mencegah dan mengatasi anemia. Sari kacang hijau menunjukkan aktivitas dalam meningkatkan hemoglobin dari 10,60 menjadi 10,63 pada 10 responden remaja putri di salah satu SMA di Kudus. Selain itu, penelitian yang lainnya juga mengungkapkan bahwa menurut hasil uji statistik, setelah pemberian jus kacang hijau didapatkan kenaikan kadar hemoglobin rata-rata 0,72 ± 0,57 gr% pada kelompok kontrol dan 3,81 ± 1,90 gr% pada kelompok intervensi dengan nilai p kurang dari 0,001. Itu artinya, terdapat pengaruh kacang hijau dalam meningkatkan kadar hemoglobin.
4. Buah naga
Buah naga merupakan salah satu buah yang bermanfaat untuk mencegah dan mengobati anemia, khususnya pada remaja putri.
Hasil dari suatu pengamatan tentang pengaruh konsumsi buah naga terhadap kadar hemoglobin pada siswi anemia di salah satu SMA di kota Kediri didapatkan nilai kadar hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan buah naga mengalami peningkatan sebesar 0,90 gr% dengan nilai p sebesar 0,000 (kurang dari 0,05). Hal ini disebabkan karena kandungan vitamin C dan zat besi dalam buah naga yang cukup tinggi, sehingga mampu merangsang produksi hemoglobin pada penderita anemia. Didukung dengan hasil penelitian lainnya, pemberian jus buah naga selama 14 hari kepada mencit dapat menaikkan jumlah sel darah merah mencit secara signifikan.
5. Buah pepaya
Buah pepaya secara turun temurun telah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah anemia. Hal ini disebabkan karena buah pepaya mentah mengandung vitamin C sebanyak sekitar 19 mg, sedangkan buah matangnya mengandung vitamin C sebanyak 78 mg. Selain itu, buah pepaya mengandung zat besi sekitar 0,4 mg ketika masih mentah dan sekitar 1,7 mg ketika sudah matang. Suatu penelitian menyatakan bahwa pemberian buah pepaya sebanyak 100 gram dan zat besi 250 mg kepada 50 responden remaja putri penderita anemia di salah satu MTs di Sumedang dapat membantu penyerapan zat besi, sehingga dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa pemberian tablet zat besi dengan dikombinasikan dengan buah pepaya telah terbukti lebih efektif daripada pemberian tablet zat besi saja. Dilihat berdasarkan hasil penelitiannya, sejumlah responden remaja putri mengalami peningkatan kadar hemoglobin untuk kelompok intervensi sebesar 1,86 poin dan untuk kelompok kontrol sebesar 1,03 poin.
6. Bayam merah
Bayam merah telah digunakan secara turun temurun sebagai obat untuk mengatasi kurang darah atau anemia. Hal ini telah terbukti secara ilmiah. Hasil uji secara in vivo perasan daun bayam merah yang diberikan kepada tikus Wistar telah terbukti mampu meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Hal ini sejalan dengan suatu penelitian yang menyatakan bahwa pemberian bayam merah kepada 20 remaja putri di salah satu SMK di Kudus mampu meningkatkan kadar hemoglobin, di mana mereka mengalami peningkatan kadar hemoglobin dari 10,30 gram/dL menjadi 10,89 gram/dL. Penelitian lainnya juga mengungkapkan bahwa kadar zat besi dalam darah lebih tinggi setelah pemberian bayam merah dibandingkan dengan suplemen penambah darah. Hal tersebut disebabkan karena kandungan zat besi pada bayam merah cukup tinggi dibandingkan sayur lainnya. Faktanya, dalam 100 gram bayam merah terdapat 7 gram zat besi. Zat besi merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan dalam proses pembuatan sel darah merah (eritropoiesis). Selain itu, terdapat pula faktor lainnya, seperti vitamin C, vitamin B6 dan asam folat yang membantu proses terjadinya pengaktifan zat besi di dalam tubuh. Bayam merah juga mengandung karotenoid dan flavonoid. Kedua zat ini berkhasiat sebagai antioksidan. Karotenoid utama yang terkandung di dalam bayam merah yaitu beta karoten, sedangkan flavonoid utama yang terkandung di dalam bayam merah yaitu lutein dan kuersetin.
7. Daun kelor
Daun kelor merupakan salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk mengobati anemia dan masalah menstruasi pada remaja putri. Kandungan yang terdapat pada daun kelor, antara lain senyawa alkaloid, fenolat, triterpenoid, steroid, flavonoid dan tanin. Senyawa flavonoid yang terkandung di dalam daun kelor diduga dapat memberikan aktivitas anti inflamasi dengan mekanisme yang sama dengan ibuprofen dan diklofenak. Salah satu senyawa dari golongan flavonoid ini yaitu kuersetin. Kuersetin merupakan suatu komponen yang memiliki aktivitas biologis sebagai anti inflamasi dan diyakini dapat memperlancar siklus menstruasi. Daun kelor dapat dimanfaatkan dengan cara dibuat rebusan, dimasukkan ke dalam masakan, atau dapat dibuat dalam bentuk minuman seduhan seperti teh. Berdasarkan hasil dari suatu penelitian, setelah pemberian teh daun kelor pada remaja putri, terjadi peningkatan kadar hemoglobin dan siklus menstruasi yang teratur, dari yang mulanya menderita anemia dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa pemberian teh daun kelor terbukti dapat meringankan nyeri saat menstruasi.
Satu hal yang perlu diingat adalah jika digunakan untuk mengobati anemia, daun kelor tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Sebab,
kandungan tanin di dalam daun kelor dapat menghambat penyerapan zat besi di saluran cerna, sehingga konsumsi daun kelor secara berlebihan justru dapat menyebabkan anemia.
8. Buah jambu biji merah
Jambu biji merah banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis, sehingga sering diolah menjadi jus. Kelebihan lainnya pada jambu biji merah yaitu kandungan vitamin C-nya yang tinggi. Faktanya, vitamin C pada buah jambu biji merah lebih tinggi jika dibandingkan dengan buah-buah lainnya, karena di dalam 100 gram jambu biji merah terkandung 228 mg vitamin C. Vitamin C sendiri mampu menghambat terbentuknya hemosiderin yang sulit dimobilisasi untuk membebaskan zat besi yang diperlukan. Peran vitamin C yang lainnya yaitu dapat memindahkan zat besi dari transferrin di dalam plasma darah ke ferritin. Ferritin adalah protein penting yang berfungsi untuk menyimpan zat besi yang membentuk hemoglobin dan sel darah merah. Hal ini sejalan dengan suatu penelitian yang mengungkapkan bahwa pemberian jus jambu biji merah dapat meningkatkan kadar ferritin pada remaja putri penderita anemia. Selain itu, penelitian lainnya juga mengungkapkan bahwa pemberian jus jambu biji merah dengan takaran 400 gram kepada remaja putri di kota Padang Panjang selama empat hari berturut-turut menunjukkan adanya peningkatan kadar hemoglobin.
9. Buah kelapa
Tidak banyak yang tahu bahwa buah kelapa merupakan bahan alami yang dapat digunakan untuk mencegah sekaligus mengobati anemia. Akan tetapi, suatu penelitian sudah membuktikan bahwa buah kelapa dapat digunakan untuk mencegah dan mengatasi anemia. Suatu penelitian yang dilakukan terhadap remaja putri yang anemia di salah satu MA di Kabupaten Ogan Hilir menunjukkan bahwa pemberian jus buah kelapa mampu meningkatkan kadar hemoglobin. Dilihat berdasarkan hasil penelitiannya, didapatkan rata-rata kadar hemoglobin sebanyak 12 orang responden sebelum pemberian jus kelapa sekitar 11,116 gram/dL. Setelah pemberian jus kelapa, kadar hemoglobinnya meningkat menjadi 11,976 gram/dL. Peningkatan kadar hemoglobin ini terjadi karena terdapat kandungan gizi di dalam buah kelapa yang ikut membantu pembentukan sel darah merah seperti asam folat. Asam folat diperlukan dalam proses eritropoiesis dan pematangan sel darah merah di dalam sumsum tulang. Selain itu, pemberian air kelapa juga secara ilmiah telah terbukti mampu mengatasi nyeri saat menstruasi. Oleh karena itu, tidak usah diragukan lagi apabila pohon kelapa dijuluki sebagai
the tree of lifeatau pohon kehidupan.