Kisah Pilot TNI AU Terbang Rendah Pakai Cureng Bombardir Markas PKI, Jangan Lupakan Pengorbanan Mereka!



















Jika kita mengenang sejarah perjuangan dan jerih payah para pendahulu kita untuk mempertahankan keberlangsungan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat maka sangatlah harus kita mengingat dan menghormati pengorbanan mereka Gansist!

Bagaimana tidak, musuh kita waktu itu selain Belanda yang sangat kuat sampai bisa berhasil menaklukkan dua ibukota RI juga punya musuh dari orang Indonesianya sendiri alias musuh dalam selimut yaitu semacam DII/TII dan PKI, emang ngenes sih karena yang dari tentara Belanda NICA pun banyak orang Indonesia, pemberontak juga Indonesia dan kondisi Tentara Rakyat Indonesia pun masing sering ribut sendiri, terutama antara tentara hijrah dari Jawa Barat Divisi Siliwangi dengan tentara Divisi Penembahan Senopati.

Mungkin rongrongan terberat tentu pemberontakan PKI di Madiun pada 18 September 1948 yang diketuai oleh Amir Sjarifuddin dan Muso yang berkeinginan kuat untuk membentuk Republik Indonesia Soviet dan mengganti Pancasila dengan ideologi komunisme.



















Korban kekejaman PKI sangat banyak sekali waktu itu baik dari tentara, pejabat, ulama, wartawan, guru dan tokoh masyarakat salah satunya Kolonel Inf Marhadi dan Patih Madiun RM Sardjono

Namun walau mendapatkan tekanan dari banyak musuh tersebut akhirnya TNI bisa mengatasinya, pemberontakan Madiun sebenarnya kekalapan PKI di basis terkuatnya di Solo akibat munculnya Divisi Siliwangi yang pro pemerintah dan sangat anti kiri hingga menjadikan Solo berubah jadi wilayah mutlak sayap kanan pro pemerintah.

PKI yang ketakutan nasibnya akhirnya melakukan aksi nekad makar menyerbu kantor kantor pemerintahan dan mengumumkan lewat radio pemberontakan mereka "dari Madiun kemenangan dimulai".




















Aksi makar PKI itu pun direspon dengan operasi militer khusus yang dipimpin oleh Gatot Soebroto dan Nasution yang menjanjikan akan menyelesaikannya dalam waktu dua minggu agar jangan sampai Belanda turun tangan/ikut campur dengan masalah ini.

Digempur habis habisan di Madiun akhirnya ribuan anggota PKI mundur ke arah Purwodadi, Blora Kudus dan Pati mereka bahkan masih sempat menguasai kilang minyak di Cepu tanggal 27 September 1948

Dikarenakan kilang minyak Cepu sangat vital untuk perjuangan bangsa maka Brigade 1/Siliwangi segera mengepung Cepu dan Gatot Soebroto mengajukan permintaan bantuan kepada Panglima Soedirman untuk memerintahkan AURI melakukan support udara guna melancarkan operasi tersebut.

Bantuan lewat udara pun segera dilaksanakan oleh AURI dengan menggunakan sebuah pesawat Cureng peninggalan Jepang yang di nahkodai Kadet Udara 1 Aryono sementara Kapten Mardanus dibelakang menjadi observer udaranya, Aryono yang sangat tahu jelas daerah Purwodadi sangat membantu pesawat tersebut untuk menemukan sasarannya.

















Melewati pematang terbang sangat rendah setinggi pohon (10 meter) Aryono membombardir Komplek Gedung Kabupaten yang ternyata sedang diadakan rapat para petinggi PKI digedung tersebut hingga membuat anggota PKI kocar kacir melarikan diri keluar dari Purwodadi.

Pesawat Cureng Aryono kembali ke Maguwo disana sudah ditunggu oleh Komodor Soerjadarma yang memberi selamat atas keberhasilan pemboman mereka juga teguran keras ke Aryono keputusannya sebagai pilot untuk terbang rendah itu sangat berbahaya karena mudah ditembak musuh jika terjadi sangat merugikan TNI sebab waktu itu jalur pembelian persenjataan Republiken sedang di blokade oleh Belanda.

8 Oktober 1948 lewat pertempuran sengit akhirnya kilang minyak Cepu berhasil direbut, sedikit cerita tentang betapa beratnya perjuangan para pahlawan dulu mempertahankan kemerdekaan RI, untuk jangan sampai dilupakan...

Kemuliaan untuk para pahlawan!



"narasi dan opini sendiri"



Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2

3