Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

booksboyzAvatar border
TS
booksboyz
Ini Dia Komik Bisu Yang Artnya Bisa Bikin Kamu Membisu - Komik LAO SAM 1892
Satu lagi karya Pak Toni Masdiono yang terbit di Indonesia, meski di bilang Indonesiapun, jangan salah karena Komik ini nyatanya berbahasa inggris.



Komikus Malang yang melalang buana di dunia Internasional ini memang punya karya lain, seperti Komik Kisah Lain dari Situ Gintung, Malena, Gurniti dan Karimata 1890 yang masih satu universe dengan komik terbarunya ini. Selain itu, Komik ini juga terdaftar dalam katalog sebagai koleksi resmi US Congress Library.  

Berbeda dari Karimata 1980, Lao Sam 1892 diterbitkan oleh Win Comics. Lao Sam 1892 adalah logy kedua dari tetralogy karya Pak Toni Masdiono, komik One Shot yang bisa kalian nikmati endingnya hingga selesai, namun kalau kita ambil dari segi ceritanya, statusnya masih ongoing alias belum tamat.

Lao Sam atau Lasem sendiri merupakan sebuah tempat di Kabupaten Rembang - Jawa Tengah, yang dikenal pula sebagai Tiongkok Kecil atau Little Chinatown karena menyimpan banyak sejarah tentang orang Tionghoa. Ditempat ini juga, perpaduan nilai budaya antara Cina dan Jawa terjalin, lintas etnis - lintas agama, sebuah tempat dengan nilai Toleransi yang sangat tinggi. 

Tulisan Silent Comic di cover depan adalah keterangan bahwa isi komik ini adalah Komik Bisu alias tanpa dialog. Sebuah jenis komik yang jarang ditempuh oleh mayoritas komikus, karena sulit dan sunyinya jalan mereka dalam membuatnya, belum lagi penyampaian ke pembacanya. 

Harganya sendiri jika bagi yang baru tahu pasti auto kaget, karena dijual dengan harga Rp. 200.000, tapi untuk pecinta komik atau yang paham tentang komik, harga segini itu pas atau malah hampir tak sebanding dengan proses pembuatannya, artnya, ceritanya, nilai historisnya dan cetakannya. 

Komik ini dibekali cover yang mewah dan elegan banget, menggunakan laminasi doff dan finishing hotprint warna merah dipadukan emboss di tulisan Lao Sam yang mengambil tokoh Inang yang tampil seksi dengan perpaduan warna soft kuning dan kontras hijau - merahnya.

Dengan dimensi komik yang besar berukuran 18x26x0,8cm, tentunya mantap sekali untuk pembaca. Selain besar komik ini juga berat karena menggunakan kertas artpaper sebagai isinya yang full hitam putih. Dengan materi artpaper ini, gambar jadi telihat jelas.

Pembukaan komik ini menyuguhkan art yang memanjakan mata. Meski bisu, komik ini bisa membawa pembaca dalam mengimajinasi cerita karena detail banget dalam objek maupun backgroundnya. Gelap terang dan kontras tingginya benar - benar membuat nostalgia, seolah membawa pembaca ke era cergam saat berjaya. 

Artsyle yang realis ditambah arsiran - arsirannya mampu membuat gambar di komik ini berasa teksturnya, seolah membawa media visual 2 dimensi ke 3 dimensi. 

Sejujurnya, panel tanpa narasi dan balon kata disisi lain begitu nikmat dibaca dan kental banget seninya, tapi disisi lain juga membuat pembaca repot karena harus ekstra bersabar dalam memahami setiap scene yang ada dalam 1 panel saja tanpa melewatkan bagian kecilnya.

Bagi yang sering membaca komik, dengan dukungan narasi ataupun balon kata saja, mungkin sudah bisa mencerna suatu adegan dalam 1 halaman dalam hitungan detik, tapi untuk komik bisu seperti ini, boro - boro satu halaman, satu panelpun punya arti yang berbeda - beda bagi pembaca.

Bagi yang meresapinya, melihat mimik wajah karakter, garis hujan dan background gelap malam yang ada di komik ini, akan langsung mengimajinasi pembaca untuk auto Isekai membawa perasaan komik ini ke dunia nyata. 


Tokoh -tokoh di komik ini yakni, Babah Lim, Inang, Wang The Tiger, Seruni, Ghita, Jahannam, Raden Panji Asmoro, Siauw Peng, Dulah, Bhan Teng, Babah Heng Lang dan Mat Codet

Premis komik ini bercerita tentang Inang, yang setelah pertempuran di Karimata menyembuhkan lukanya ke Seorang Dukun bernama Jahannam di Lereng Gunung Muria, Kudus. Selain berobat, dia juga menjadi murid dan juga menjadi budak nafsu sang Dukun. Di malam yang sunyi ia mengakhiri nyawa Sang Dukun dan dimulailah petualangan Inang menuju Lasem di Rembang. Alur ceritanya maju dengan pacing lambat mengingat ini komik bisu dan bergenre drama.

Di Lasem, perseteruan Geng Opium antara dua keturunan Tionghoa yang awalnya biasa saja mulau masuk ke babak menegangkan. Siapakah yang akan menang dan siapakah yang akan terbunuh ? . Inilah drama yang dibalut dalam cerita dewasa penuh aksi, romansa, erotisme, kesetiaan, perselingkuhan dan kekejaman dan keserakahan yang menuntut imajinasi pembaca.

0
989
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan