Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

GembelzBikerzAvatar border
TS
GembelzBikerz
Luhut Bilang Masyarakat Rugi Jika Tak Beralih ke Motor-Mobil Listrik


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyarankan masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Sebab, jika tidak melakukan konversi itu, masyarakat sendiri yang bakal rugi.

Luhut mengatakan biaya operasional kendaraan konvensional bermesin ICE (Internal Combustion Engine) jauh lebih mahal dibandingkan biaya operasional kendaraan listrik.

"Ya silakan saja (tetap pakai BBM). Nanti kan dia kalau mau pakai itu lebih sulit, cost dia pasti lebih mahal. Kami sudah hitung kalau pakai listrik dengan fosil, pasti cost per bulan itu akan mahal (pakai BBM)," ungkap Luhut selesai rapat subsidi kendaraan listrik di kantornya (20/2/2023) dikutip dari CNN Indonesia.

Luhut tidak merinci perbedaan biaya operasional kendaraan konvensional vs kendaraan listrik, tapi dia menegaskan masyarakat bakal lebih untung jika beralih ke kendaraan elektrifikasi.

"Kalau sepeda motor, apalagi konversi, itu seperti Grab (ojek online) akan lebih menguntungkan buat mereka," klaim Luhut.

detikOto sudah pernah melakukan simulasi penghitungan biaya operasional kendaraan bensin vs kendaraan listrik full baterai. Hasilnya, biaya operasional mobil listrik lebih murah dibandingkan mobil konvensional.

Sebagai contoh, pengisian daya listrik di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dengan tarif tertinggi mencapai Rp 2.466/kWh. Misalnya untuk isi ulang baterai mobil listrik Hyundai Ioniq 5 Standard Range dengan kapasitas baterai 58 kWh.

Untuk mengisi baterai sampai penuh, dengan tarif Rp 2.466/kWh maka mobil listrik Hyundai Ioniq 5 ini membutuhkan biaya Rp 143.028. Dalam kondisi baterai penuh, mobil listrik Ioniq 5 Standard Range bisa menempuh jarak 384 km.

Mari kita bandingkan dengan biaya pengisian bensin untuk mobil konvensional. Simulasinya menggunakan mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang diklaim memiliki konsumsi BBM terbilang irit, rata-rata mencapai 20 km/liter.

Misalnya mobil diisi dengan BBM jenis Pertalite yang harganya baru saja naik menjadi 10.000/liter. Untuk menempuh jarak 384 km (jarak yang sama dengan Hyundai Ioniq 5 Standard Range), dibutuhkan biaya sebesar Rp 192.000. Itu pun kalau konsumsi bahan bakarnya benar-benar mencapai 20 km/liter.

Hasil ini didapat dari membagi jarak dengan konsumsi BBM rata-rata. Baru setelahnya dikalikan dengan tarif BBM per liter. Berikut simulasi perhitungannya:

384 km:20 km/liter= 19,2 liter (total bensin yang dihabiskan)
19,2 liter x Rp 10.000 (harga Pertalite)= Rp 192.000.

https://oto.detik.com/berita/d-65850...-mobil-listrik

—————————-

Bukannya gak mau pindah, tapi mobil/motor listrik mahal harganya pak…sy juga pingin pake tesla emoticon-Mewek wuling EV gak bisa dijadiin mobil utama.
scorpiolama
jerryreality019
bukan.bomat
bukan.bomat dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.4K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan