Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amekachiAvatar border
TS
amekachi
Tukang Bubur Naik Bu Haji















Bel alarm berdering sangat kencang


"oh astaga, saya kesiangan" gerundel Slamet memaki dirinya yang terlambat mempersiapkan segala perlengkapan untuknya berjualan bubur ayam pagi ini


Sebenarnya pagi yang cerah untuk dirinya, Argentina menang dalam final tadi malam tim yang ia kagumi sejak dulu ketika Batistuta masih bermain, bergegas Slamet mulai mendorong gerobak bubur ayamnya meyusuri jalan desa Sukamiskin,

"mang, buburnya mang" dari kejauhan tampak seorang ibu meneriaki Slamet

"ya bu" sahut Slamet sambil membelokkan gerobaknya kerumah sang ibu


Wah bu Anissa baru habis mandi nih, guman Slamet sambil melirik perempuan itu yang kembali masuk rumahnya untuk mengambil uang

"bodinya bagus juga nih bu Anissa" pikir Slamet

"bubur ayamnya berapa bu?"

"5 ribu aja mang"

"kok buru buru amat sih bu, panggil saya sampai keluar rumah cuma pakai handuk"

"iya mas, soalnya mamangnya kalau nggak buru buru dipanggil ntar sudah ngilang" kata Anissa memberi alasan, guru SD yang baru kehilangan suaminya akibat kecelakaan di Tol Cipali tahun kemarin



Rasa sakit hati masih membekas dihatinya, suaminya tewas bersama seorang wanita ketika akan kunjungan keluar kota menuju Bandung, keterangan dari polisi pun tak pernah menjelaskan keterangan yang jelas siapakah perempuan itu, polisi hanya menerangkan pak Ahmad suami Anissa hanya menolong seorang wanita yang tersesat dijalan sebelum kecelakaan yang menimpanya


Kecelakaan yang mengerikan di Tol Cipali pada Mei 2022 membuat kegundahan tersendiri buat bu Anissa, sejak kepergian suaminya ketika sebuah minibus menabrak mobil sedan yang ia kendarai dengan seorang wanita berinisial M maka praktis dialah sekarang yang menjadi tulang punggung membiayai 2 anaknya sendirian, biaya hidup semakin berat sehingga ekonomi keluarga kecil itu pun makin berantakan, anissa sering berhutang untuk menutupi kebutuhan hidupnya, bahkan ia tak sungkan sungkan meminjam uang kepada Slamet yang hanyalah seorang tukang bubur biasa

Slamet perantau dari brebes adalah pemuda yang baik, melihat kondisi kesusahan bu Anissa pun ia tanpa pikir panjang membantunya walau sebenarnya ia pun tiap bulan harus mentranser pula sedikit uang penghasilannya jualan bubur kepada orang tuanya dikampung...











Slamet kembali meneruskan perjalanan gerobak kesayangannya melewati perkampungan tersebut, beruntung hari ini rupanya dagangan bubur ayamnya sangat laris sampai masuklah Slamet ke komplek perumahan elite di desa Sukamiskin, tidak semua orang bisa dengan mudah masuk perumahan ini Slamet pun tiap hari harus merogoh kocek minimal seharga satu bungkus rokok mild kepada petugas yang menjaga gerbang masuk komplek perumahan tersebut,

Sebenarnya bukan masalah karena ini komleksnya para pejabat di Kabupaten Bekasi, Slamet bisa menjual buburnya dengan harga 2 kali lipat bahkan lebih dari itu jika menjual bubur di kawasan ini


Satu pembeli seperti tiga pembeli teriak Slamet sambil memasuki gerbang, si satpam yang baru saja mendapatkan satu bungkus rokok pemberian Slamet menimpalinya bercanda,

"iya dong, harusnya mah dua bungkus rokok Met!"




Slamet terus berlalu sampai kesebuah rumah besar di perumahan Griya Asri tersebut, rumah ibu haji Saodah menjorok lebih tinggi dari rumah yang lain sehingga Slamet harus bersusah payah naikin gerobak ke kawasan lingkup kompleknya, Saodah hajjah muda suami anggota sebuah partai berlambang hewan yang tiap hari membeli bubur Slamet, bisa dikatakan inilah rumah tujuan utama Slamet ketika berjualan, bayangkan hanya untuk semangkok bubur ayam Slamet memberikan harga 25 ribu kepada bu Saodah

Hajjah Saudah adalah mantan artis Ibukota, jika Slamet lihat lihat sih mukanya mirip Inneke Koesherawati dan Slamet pun mengetahui setelah sering ngobrol dengannya bahwa dulu sebelum hijrah Saodah merupakan bintang film panas namun sekitar tahun 2010an ia terpapar hidayah dan arti hidup sejak berkenalan dengan suaminya, Tubagus Arya Wandara



"bu bapak sudah berangkat" tanya Slamet membuka obrolan

"sudah mang, ada rapat penting katanya di kantor karena kondisi partainya pak Wandara lagi genting pejabat negara terbaik yang diusung partai katanya mau mendongkel kepemimpinan ketua umum partainya bapak, makanya bapak beserta kawan kawan bingung mau milih bu Megi atau pak Kiki?"

Kehidupan malam Saodah sebenarnya sangat menyenangkan baginya, berawal dari gadis sampul sang direktur mengajaknya perkenalkan dunia gemerlap yang ia tak pernah rasakan dan bayamgkan semasa di desa, lulusan SMP ini terhanyut sampai puluhan tahun di Jakarta sampai dia mengenal seorang pemuda pelajar Universitas Indonesia bernama Tubagus Arya Wandara di sebuah mall kawasan Tebet, dia begitu periang sehingga Saodah takluk dengan candaan dan gurauan Wandara

Sampai suatu malam Saodah pun menceritakan kehidupan yang ia jalani semenjak merantau ke Jakarta, Wandara sangat bersimpati dan dia berniat mengangkat saodah dari kehidupan penuh maksiat yang masih ia jalani sekarang

Wandara anak konglomerat dari daerah Banten dan Tubagus adalah nama sandang bagi para keturunan terhormat keluarga arab di kawasan tersebut....



Slamet pun memberikan semangkok bubur ayam yang paling spesial buatannya untuk hari ini kepada bu Saodah, seorang ibu rumah tangga yang mewarnai hidupnya kini hanya dengan berdandan dan sibuk main sosmednya itu karena Wandara sang suami jarang pulang akibat sibuk dengan aktivitasnya sendiri

"bapak biasanya pulang jam berapa bu?" tanya Slamet memulai kembali pembicaraan



Sambil memegang mangkok penuh bubur menggiurkan Saodah menyahut "oh iyah, masuk saja dulu ke ruang tamu mang, sambil nemenin aku ngobrol, kalau bapak mah pulang malam jam 8 atau jam 9an, itupun kalau pulang, biasanya nggak pulang!"

"wah kalau nggak pulang berarti nyonya tidur sendirian dong" selidik Slamet

"ya iya dong mang, masak ada yang nemenin"

"nggak takut emangnya"

"idih, takut sama siapa mang?"

"kan tetangga juga banyak dimari, kamu ini nanyanya ada ada aja mang"

"hehehehehe" Slamet cekikikan



Saodah terlihat sangat lahap menyantap bubur ayam buatan Slamet, dalam sekejap mangkok pun jadi bersih mengkilat dan begitu mangkok ditaruh dimeja Slamet segera mengambilnya untuk di taruh pada ember cucian di gerobaknya, dia berfikir malu rasanya berada di rumah seorang wanita yang suaminya sedang pergi, apa kata tetangga pikir Slamet?













Namun baru memegang mangkok dan menoleh membalikkan pandangan ke gerobak diluar rumah Saodah tiba tiba Saodah berkata lirih "mang buru buru amat, sini dulu sebentar, Saodah punya sesuatu buat mamang, kalau mamang berminat silahkan dicoba, kalau nggak mau juga nggak masalah kok"

"ayo ke lantai atas, barang barangnya ada diatas semua"

"ada apa nyonya" bibir Slamet tiba tiba bergetar, kakinya pun ikut bergetar seperti kena parkison

"ayo naik aja" Slamet pun mengikuti nyonya rumah tersebut naik tangga menuju ke lantai atas

"duduk dulu ya mang, aku ambil barangnya dulu"

Pikiran Slamet makin tak menentu "i, i iya neng"

"kok eneng sih Saodah kan sudah 30 tahun mang?" tanya Saodah sambil tersenyum manis ke slamet


Agak lama Slamet menunggu...





Dilihatnya Saodah keluar kamar sambil membawa secarik kertas, belum sampai dihadapan Slamet saodah sudah berkata

"gini mang, saya kan nganggur dirumah nih, yah itung itung buat sambilan saya juga sekarang ikut promosiin ini ke tetangga dan teman teman, siapa tau mamang tertarik" sambil menyodorkan sebuah brosur


Slamet tertegun "oh"



Tangerang, 23 Februari 2023

@amekachi
provocator3301
greenoto
ondapriatna
ondapriatna dan 7 lainnya memberi reputasi
8
4.2K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan