Suasana perayaan 1 Abad NU di Sidoarjo. (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 10 Feb 2023 11:01 WIB

Surabaya - Puncak Resepsi 1 Abad NU telah digelar di GOR Delta Sidoarjo pada 7 Ferbruari 2023 lalu. Namun, di balik kemegahan dan kesuksesan perhelatan akbar itu, ada ironi yang jadi rasan-rasan kalangan Nahdliyin. Saat para pejabat dan politisi duduk manis di kursi VVIP 1 Abad NU, justru banyak ulama dan kiai yang telantar di tengah jalan hingga tak bisa masuk ke GOR Delta Sidoarjo.

Seperti diketahui, kemacetan panjang terjadi saat harlah 1 Abad NU di Sidoarjo. Bahkan kendaraan yang lewat tol pun sama sekali tak bisa bergerak lebih dari 5 jam karena Exit Tol Sidoarjo ditutup. Di antara kendaraan yang terjebak macet itu ada rombongan ulama, kiai-kiai sepuh, beserta rombongan-rombongan Nahdliyin dari berbagai penjuru negeri.

Saat kondisi lalin yang mengarah ke Tol Sidoarjo mandek, mobil-mobil pejabat melenggang mulus. Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan kendaraan-kendaraan yang membawa rombongan pejabat melaju mulus dengan pengawalan patwal. Skema rekayasa lalin berupa contra flow diterapkan. Kendaraan-kendaraan yang dikawal polisi itu melaju di ruas jalan yang harusnya mengarah ke Surabaya, namun dibuka khusus mengarah ke Sidoarjo saat 1 Abad NU.
[table][tr][td]
Baca juga: Gus Muhdlor Apresiasi Warga Sidoarjo atas Suksesnya Puncak 1 Abad NU
[/td]
[/tr]
[/table]
Fenomena itu juga terpantau oleh Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib. Ulama yang akrab disapa Gus Salam itu memberikan sejumlah catatan kepada pihak panitia penyelenggara Puncak Resepsi 1 Abad NU.

Dia membenarkan bahwa memang cukup banyak kiai, ulama sepuh atau kalangan Rais Syuriah yang tidak bisa masuk ke lokasi dan tertahan di luar. Bahkan, tidak sedikit yang harus berjalan kaki beberapa kilometer. Padahal, para kiai dan ulama itu adalah tamu agung yang sesungguhnya, yang harusnya dijamu secara istimewa di panggung utama.

"Para kiai-ulama itu merupakan 'owner' dari NU. Kalau kita-kita ini kan hanya haflah atau panitia pelaksana saja,'' ujar Gus Salam kepada detikJatim, Jumat (10/2/2023).

[table][tr][td]Baca juga: Panitia 1 Abad NU Klarifikasi soal Beduk: Tidak Hilang, Tapi Diamankan[/td]
[/tr]
[/table]

Terlepas alasan macet, Pengasuh Ponpes Denanyar Jombang ini menyebut seharusnya panitia bisa berkoodinasi sejak awal agar para kiai sepuh bisa mendapatkan tempat yang selayaknya.

''Meski saya yakin para kiai sepuh itu tetap ikhlas, mungkin tidak banyak menuntut beliau-beliau. Namun, adab sebagai santri kan kita mesti bisa menyadari itu semua,'' ungkap Gus Salam.

Gus Salam menyatakan, tentu setiap kegiatan ada kekurangan-kekurangannya dan tidak selalu sempurna. Apalagi kegiatan yang melibatkan begitu banyak orang.
"Nah, salah satu catatan agar ke depan bisa semakin baik lagi adalah menyangkut kesiapan dan koordinasi panitia dalam menyambut dan memperlakukan para ulama-kiai sepuh," tutur Gus Salam.

Menurut Gus Salam ada sejumlah ulama-kiai sepuh yang telantar. Di antaranya KH Anwar Mansur, KH Afifuddin Muhajir, KH Anwar Iskandar, KH Idris Hamid, KH Mustofa Aqil, KH Athoillah Anwar, KH Ubaidillah Sodaqoh.

"Bahkan, menurut catatan, ada 9 sembilan bus rombongan yang dinaiki para Syuriah PBNU, Rais Syuriah PWNU se-Indonesia dan ulama luar negeri tidak bisa (masuk), tertahan jauh dari venue acara. KH Said Aqil Siroj juga tidak bisa masuk," bebernya.
Atas nama PWNU Jatim, Gus Salam turut meminta maaf atas hal-hal yang kurang berkenan. Baik kepada warga masyarakat, terutama para masyayikh. Gus Salam pun memberikan saran kepada para panitia, terutama dari PBNU, untuk sowan kembali ke para kiai dan ulama sepuh atas ketidaknyamanan tersebut.

''Menyampaikan terima kasih dan memohon maaf atas semua kejadian itu. Harapannya ke depan tidak terjadi lagi dan dapat semakin baik lagi," tukasnya.

Pesan Ketua Umum PBNU Gus Yahya. Baca halaman selanjutnya
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya telah memberikan pesan selepas acara. Pesan tersebut diunggah di akun Instagram resmi NU, @nahdlatululama.
Gus Yahya mengakui bahwa memang banyak kekurangan pada Puncah Resepsi 1 Abad NU tersebut. Dia meminta maaf dan memohon ampun kepada para ulama serta kiai-kiai sepuh.

[table][tr][td]Baca juga: Duka Resepsi Puncak 1 Abad NU di Sidoarjo, Kiai dan Santri Meninggal Dunia
[/td]
[/tr]
[/table]
Gus Yahya berharap segala kekurangan yang ada menjadi pembelajaran ke depannya. Berikut pesan Gus Yahya di akun @nahdlatululama seperti dilihat detikJatim:
"Saya mohon ampun kepada Yang Mulia Rais Am dan para kyai atas kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan keseluruhan rangkaian kegiatan peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama.
.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pengurus, panitia dan Kader Nahdlatul Ulama yang telah setahun ini bekerja banting-tulang tunggang-langgang untuk mewujudkan semua yang kita rencanakan bersama. Kepada mereka, tiada setitik pun keluhan.
.
جزاكم الله وبارك فيكم
Semua yang kita kerjakan, semua yang terjadi, kita kembalikan pada penglihatan Allah, Rasulnya, dan orang-orang beriman.
.
Kekecewaan, kemarahan dan caci-caci maki, kita ambil pelajaran sebisa-bisanya.
.
Kebencian orang terhadap kita, kita istighfari. Karena tiada orang dibenci tanpa sebab. Kalau kita dibenci, pasti gara-gara kelakuan kita sendiri.
.
وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم ويعفو عن كثير
Memang ada banyak orang mendengki tanpa sebab. Terhadap yang ini, kita hanya bisa mohon perlindungan kepada Allah.
.
Semoga setiap ingsut kaki, setiap gerak tangan, setiap tetes keringat, setiap getar suara, setiap kelebat gagasan, setiap buncah bahagia dan harapan, dikembalikan kepada kita sebagai barokah khidmah.
-
KH Yahya Cholil Staquf
Ketua Umum PBNU "

Sumber


Makanya pasang tiket masuk, biar ga satu desa dateng semua, ntar duitnya buat sewa hotel para kyai