Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Tambua Dan Tansa, Kesenian Minang Yang Harus Dilestarikan!





"Hoyak" kecek urang minang ketika suara gendang ditabuih hingga lasuih, ondeh "rancak bana" baitulah pujian yang terlontar dari dunsanak-dunsanak di perantauan.

Bunyi tambua dan tansa mengiringi derap langkah kaki marapulai jo anak daro, ketika sedang ada acara resepsi pernikahan, kerap sekali arak-arakan ini ditampilkan.

Kalau agan ke Sumatra Barat tentu akan menyaksikan alat musik yang bernama Gandang Tambua, apakah ini benar dari budaya minang yuk kita cari tahu penjelasannya.



"Tambua" merupakan alat musik gendang tradisional dari Negeri yang bernama " Minang Kabau". Alat ini di tabuh oleh enam orang penabuh dengan pakaian adat Minangkabau.

Selain itu "Tambua" biasanya juga di iringi oleh alat musik lain seperti "Tassa" dan "Talempong". Dengan alat ini maka bunyi "Tambua" akan semakin ramai.

Bahkan tak jarang pula ditambahi dengan suara"pupuik sarunai" yang dibuat dari batang padi, walau ada juga yang terbuat dari bambu.

Alat musik ini biasanya di gunakan untuk membuat ramai sebuah "Alek" atau acara pesta. Dengan Tambua ini maka acara alek akan semakin meriah.



Kesenian Tambua ini memang dengan alat yang sederhana dan dimainkan sekelompok orang secara bersama. Tak jarang juga adanya peristiwa mistis dalam permainan tambua ini, banyak yang menikmati bunyinya pemain tambua sampai hilang kesadaran.


Cara Membuat Tambua

Gendang tambua atau tambur terbuat dari tabung kayu berukuran besar. Tingginya sekitar 75 sentimeter dengan garis tengah 50 sentimeter.

Untuk ketebalan kayu dapat divariasi agar tercipta bunyi-bunyian yang berbeda. Namun, biasanya berukuran 1,5 sentimeter sehingga terdengar bunyi nyaring dari tabung kayu itu. Tabung itu ditutup dengan kulit kambing yang dikencangkan lilitan tali. "Tak ubahnya seperti beduk di Masjid, tapi ukurannya lebih kecil.



Ada satu lagi alat yang digunakan, yaitu tansa, alat ini berupa bejana berbentuk kuali. Bisa berbahan aluminium atau seng yang permukaannya ditutup kulit tipis. Alat ini digunakan sebagai pemandu pukulan pemegang tamburnya. Juga sebagai komando dalam pergantian lagu, mulai dan selesai. "Kalau didengar, perpaduan dua alat musik itu tercipta paduan bunyi yang indah,"

Tanpa adanya tansa, gendang tambua tidak menjadi satu bagian karena ketukan tambua monoton dan tansa ini yang menjadikan irama tambua menjadi banyak variasinya.


Asal Mula Tambua

Seni Tambua yang berkembang di Sumatera Barat itu derasal dari kawasan India. Saat Islam masuk Indonesia, maka datanglah saudagar asal India terutama dari Gujarat. Mereka datang mencari rempah ke Minangkabau ratusan tahun lalu.

Para saudagar Gujarat tersebut akhirnya banyak juga yang beradaptasi dengan masyarakat setempat. Bahkan, menikah dan beranak-pinak di tempat mereka yang baru itu. Kemudian beberapa di antaranya bermukim di Pariaman.

Mereka ini yang akhirnya disebut urang kaliang karena mereka berasal dari suku Kalinga yang berkulit hitam. "Sebagai bangsa yang masih eksis di daerah rantau itu, maka mulailah mereka juga memainkan seni dari tanah leluhurnya.



Kesenian tersebut ialah memukul gendang kayu yang digunakan untuk berbagai upacara. Ternyata penduduk asli di Pariaman senang mendengarkan tetabuhannya, bahkan juga gerakannya mengundang semangat tersendiri.

Di antaranya upacara untuk mengenang cucu Nabi Muhammad saw., Hasan-Husen, tradisi kebanyakan kaum Islam Syiah. "Maka berkembanglah seni tambua ini di Pariaman," .

Setelah Islam berkembang di Pariaman dan banyak penduduk asli yang menganut agama yang dibawa para saudagar itu, mulailah dilaksanakan perayaan maharak tabui, yaitu perayaan untuk mengenang peristiwa Karbala.

Ketika itu terjadi perang saudara sesama muslim antara pengikut Ali bin Abi Thalib yang terbunuh dengan golongan Muawiyah sebagai kalifah kelima.

"Di sanalah kedua cucu Nabi Muhammad saw., gugur. Maharak tabuik merupakan simbol mengarak jenazah keduanya dan ini divisualkan pertempuran Karbala itu di Pariaman,"



Setelah perkembangan zaman, akhirnya seni ini berkembang ke arah kawasan Danau Maninjau. Penduduk di sana mulai memainkan seni tradisi ini dan makin digemari. Perkembangan secara merata ke seluruh daerah pesisir di Sumatera Barat, bahkan setelah beberapa dekade akhirnya perkembangan hampir menyeluruh di provinsi tersebut. "Juga sampai keluar provinsi seperti Bengkulu,"

Kesenian tradisi semacam tambua ini juga dikenal di Bengkulu untuk mengiringi acara adatnya. Di sana dinamai tabot yang fungsinya juga sama, yaitu penolak balak.

Setiap bulan Safar warga Bengkulu membuat gunungan dari berbagai macam buah-buahan makanan lain.

Jadi inilah kisah yang sebenar benarnya kisah, semoga agan /sista dapat menambah wawasan dari artikel ini yang di rangkum dari berbagai sumber.

Referensi klik, klik, klik




Diubah oleh c4punk1950... 14-01-2023 11:20
srusuut
littlesmith
Avnerhero
Avnerhero dan 4 lainnya memberi reputasi
5
832
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan