Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

s3chamdaniAvatar border
TS
s3chamdani
Anda Hobi Menulis Cerpen? Ini Dia Cara Asyik Menulis Cerpen!

Menulis untuk Hobi juga Hiburan



 
Bismillah

Dapat menjalani hobi dengan asyik itu impian, apalagi ada banyak yang mendukungnya. Dengan begitu dapat dipastikan kita semakin semangat melakoninya.

Kali ini TS ingin sedikit berbagi pengalaman terkait hobi menulis cerpen.

Sejatinya, banyak cara juga trik dalam menghasilkan sebuah cerpen. Setiap penulis dengan gayanya masing-masing, tentu dapat merumuskan cara termudah dan ternyaman dalam membuat cerpen.

Berikut ini sedikit tips yang dapat memudahkan kita untuk menghasilkan sebuah cerpen.

A. Kenal



Seperti pepatah yang sering kita dengar yaitu 'tak kenal maka 'tak sayang, begitu juga dengan kita dalam menulis cerpen.

Maka, perlu bagi kita untuk mengenal, apa sebenarnya cerpen itu, atau setidaknya kita tahu secara singkat bagaimana ciri cerpen itu.

Sesuai dengan namanya cerpen, artinya cerita pendek, tentu saja karena pendek, maka ia lebih ringkas, sehingga cerita ini cenderung lebih jelas. (1)

Berikutnya yaitu bahwa cerpen mempunyai ciri tidak lebih dari 10.000 kata. (2)

Lantas berikutnya yaitu, umumnya cerpen mengangkat hanya satu permasalahan, dan konfliknya itu hanya pada satu tokoh saja. (3)

B. Mencari Referensi

Setelah mengenal cerpen itu apa, seperti apa dan bagaimana, berikutnya yaitu, kita harus rajin-rajin mencari referensi cerpen.

Dalam mencari referensi cerpen, upayakan yang sejenis atau sejalan dengan apa yang ingin kita tuliskan.

Mulailah berusaha mencari cerpen untuk bahan bacaan. Saat ini, ada begitu banyak cerpen yang di-posting di internet atau mengunjungi toko buku. Bahkan dari perpustakaan online pun juga tersedia

Quote:


C. Banyak Membaca

Jika diibaratkan dengan mata uang, maka membaca dan menulis adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan.

Jika di dalam Islam, maka membaca merupakan wahyu pertama yang diturunkan. Itu artinya, bahwa membaca adalah hal penting dalam kehidupan.

Tidak hanya penting pada kehidupan, tetapi kegiatan membaca ini juga paling penting dilakukan oleh seorang penulis. Agar dapat melahirkan karya-karya yang tidak biasa, tentunya dibutuhkan membaca karya orang lain. Dapat dikatakan bahwa membaca adalah kuliahnya seorang penulis, ini yang penting untuk digaris bawahi.

Lantas, apa yang kita baca?

Tentu saja dari hasil mencari referensi tadi, dalam hal ini yaitu buku-buku atau tulisan-tulisan berupa cerpen tersebut. Dari kegiatan membaca tersebutlah, kita bisa mengamati bagaimana sang penulis menampilkan; opening, klimaks, ending; latar tempat, waktu; keseimbangan dialog dan narasi; hubungan antara penokohan dan latar; gaya bahasa; alur juga plot.

Inilah alasan mengapa kita perlu mencari cerpen yang istilahnya bisa dibilang recommanded, karena kita butuh belajar dari bacaan semacam itu.

 D. Mengulang-ulang Bacaan

Buku yang sudah kita dapati atau miliki, sebaiknya tidak dibaca sekali. Mungkin butuh beberapa kali untuk sebagian orang.

Mengapa demikian?
Maka jawabannya adalah, ketika kita membaca bertujuan hanya ingin menikmati hasil karya orang lain, maka cukup dibaca sekali. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku jika kita membaca, bertujuan ingin mencari referensi.

Mencari referensi di sini bukan untuk menjiplak ide, tetapi untuk mengetahui tekhnik dan gaya kepenulisan.

Dari membaca itulah, in syaaAllah kita akan dapati hal baru, ilmu baru dan pengalaman baru. Bukannya memang membaca adalah jendela ilmu?

E. Gagasan
 
Mungkin kita sering mendengar seseorang berkeluh kesah, bahwa ia ingin menulis, tetapi tidak ada ide atau belum menemukan ide.

Akan tetapi, sejatinya ide itu begitu banyak bertebaran, mungkin saja tidak menemukan karena belum terasah, terampil atau peka dari setiap keadaan.

Kita bisa temukan ide dari apa yang pernah kita lihat, kita dengar, bahkan mungkin apa yang langsung pernah kita alami.

Tidak hanya itu, ide bisa kita munculkan ketika ada orang yang curhat, ada yang tidak terima dan seterusnya. Atau bisa juga setelah baca sebuah buku, ternyata isi buku bertentangan dengan ide kita, maka kita bisa membuat cerita yang boleh dikatakan tulisan tandingan.

Atau ketika kita membaca sebuah buku, lalu kita anggap buku itu isinya kurang lengkap menurut kita, maka kita bisa membuat tulisan yang lebih lengkap dari apa yang pernah kita baca.

Langkah berikutnya setelah menemukan ide atau gagasan, maka kita buat semacam brainstorming, yaitu menemukan hal-hal yang terkait dengan ide atau gagasan yang kita temukan.

Apa pun yang melintas di pikiran kita, yang berhubungan dengan gagasan awal, maka segera tuliskan semua hingga lengkap.

Misal saja, kita temukan ide tentang seorang jomlo yang ingin segera menikah. Maka kita dapat tuliskan bagaimana seharusnya seorang jomlo memantaskan diri, lalu bagaimana agar jomlo dapat menemukan jodoh yang tepat, kemudian langkah-langkah apa yang dibenarkan, setelah itu modal apa saja yang harus dipersiapkan, dan seterusnya.

Intinya apa pun yang muncul di pikiran, maka segera saja menuliskannya di note, agar ide-ide yang bertebaran tidak menguap begitu saja.

Setelah memperoleh hasil dari BS ini, maka coba disusun sesuai urutan peristiwa (alur yang diinginkan), jika itu karangan fiksi, dan menyusun sesuai tema jika itu tulisan nonfiksi, maka proses semacam ini biasa disebut dengan outlining atau menyusun outline.

Outline ini berfungsi membantu dalam proses menulis, supaya tulisan kita menjadi lebih terarah dan salah satu upaya agar tidak mengalami writingblock.

Hanya saja, sebagian orang ada yang memilih untuk menyusun semua itu di kepala, tetapi menyusun outline justru lebih diutamakan.

 F. Tidak ada Kata Berhenti

Jika kita sudah temukan gagasan, lalu berlanjut menulis outline, berikutnya yaitu segera tulis pengembangan idenya. Jangan pernah menunda-nunda menuangkan ide, karena akan tidak memiliki ruh, ketika kita tuliskan di waktu yang lain.

Paling utama, tulis saja dahulu, jangan pernah takut salah atau jelek. Lalu, yang terpenting adalah jauhkan diri dari membandingkan tulisan kita dengan karya tulisan para senior. Apalagi jika sampai menjadikan diri insecure.

Intinya kembali, yakinkan diri, bahwa setiap tulisan yang kita ramu, pasti ada jodoh dari pembaca tulisan kita. Nikmati prosesnya, nanti Allah-lah yang akan menuntun dan menunjukkan arahnya.

G. Husnuzan

Umumnya, penyakit utama dari seorang penulis pemula adalah banyaknya kalimat tanya dan keraguan pada diri sendiri.

Sering kali mereka ragu, lalu bertanya pada diri mereka sendiri, baguskah tulisanku? Adakah yang mau membaca goresanku? Menarikkah karyaku? Dan seterusnya. Mereka tidak percaya diri, tidak yakin pada diri sendiri.

Sering kali merasa jelek, tidak benar, banyak salah. Maka di sini, kita butuh untukbrandingdiri, branding tulisankita.

Kita tidak perlu ingin menjadi seperti penulis ini dan penulis seperti itu, atau memaksakan diri agar seperti tulisan orang lain atau para senior. Sangat tidak perlu memaksakan diri.

Jadilah diri sendiri, gali potensi diri sendiri, lakukan semampunya, dan jadikan diri gemar belajar, sehingga setiap hari kita memiliki perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.

H. Tawakkal

Bagian terpenting berikutnya yaitu berserah diri, atau bisa kita sebut dengan kata tawakkal.

Setelah berusaha atau ikhtiar sesuai alur yang ada, maka wajib bagi kita untuk berserah.

Itulah beberapa cara agar dapat menghasilkan karya cerpen, tetapi dengan cara yang mengasyikkan. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di thread berikutnya.

wassalam
Tulisan: s3chamdani
Narasi: opini pribadi


 



 

0
745
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan