Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pilotamoy141Avatar border
TS
pilotamoy141
Ridwan Kamil, Dengarkan Betapa Jengkelnya Warga soal Transportasi Publik Bandung


Jakarta - Transportasi publik di Bandung sedang disorot. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diminta untuk mau mendengarkan keluh kesah warganya.
Buruknya transportasi umum di Bandung bukan sekali dua kali dikeluhkan warga dan wisatawan. Belakangan persoalan itu semakin memanas setelah Masjid Raya Al Jabbar diresmikan pada 30 Desember 2022.

Masjid itu pun menyedot perhatian publik. Kunjungan pun membeludak. Imbasnya, jalanan ke masjid itu macet parah. Sebab, jalanan menuju masjid raya Jabar itu sempit, seolah tidak sepadan dengan masjid megah nan mewah yang dituju.

Warganet pun menilai ada yang kurang pas dalam pembangunan masjid itu, karena tidak didukung oleh akses yang oke. Selain itu, anggaran hingga Rp 1 triliun untuk membangun masjid itu dinilai terlalu besar. Apalagi, dibandingkan dengan jalan raya dan transportasi buruk di Bandung.

Pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sonny Wibowo, mengatakan transportasi publik Kota Bandung tertinggal jauh dari kota metropolitan lain seperti Jakarta. Sebabnya, transportasi massal yang sekarang beroperasi tidak ada kemajuan bahkan tidak dikelola dengan baik sehingga ditinggalkan penumpang dan akhirnya banyak yang beralih menggunakan kendaraan pribadi.

Transportasi massal di kota Bandung masih didominasi angkutan kota (angkot) berwarna-warni. Selain angkot, ada sejumlah bus serta kereta rel diesel (KRD) yang menghubungkan wilayah kota dengan kabupaten.

Sonny mencontohkan Trans Metro Bandung yang dioperasikan sejak tahun 2011/2012. Konsepnya mirip TransJakarta. Sayangnya, kata dia, jumlah bus dan rute yang dilayangi bus ini kian menyusut.

Kemudian, Trans Metro Pasundan yang melayani wilayah Bandung Raya. Namun, menurutnya, transportasi ini pun tak terlalu banyak kemajuan sebab beberapa koridor dihentikan karena ditolak sopir angkot.

Sementara itu, jumlah angkot di Kota Bandung saat ini hanya tersisa 2.000-an dari sebelumnya ada 5.000-an.

Kondisi yang sama juga terjadi pada Boseh atau penyewaan sepeda. Sejak diluncurkan pada tahun 2017, kualitasnya makin lama makin turun.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan program konversi angkot ke bus di wilayah Bandung Raya akan dimulai pada 2023 yang diharapkan mampu mengatasi masalah kemacetan.

"Dalam lima tahun terakhir ini [transportasi massal] semuanya tidak berjalan dengan maksimal. Di saat angkutan umum terpuruk, alih-alih pemkot Bandung mengangkatnya, cenderung membiarkan. Akhirnya kebutuhan pergerakan masyarakat kembali ke motor atau mobil," kata Sonny seperti dikutip dari BBC.

Dilansir dari data Kota Bandung Dalam Angka BPS pada 2021, jumlah kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat sudah mencapai 1,5 juta unit.

Bandung pun pernah dinobatkan sebagai kota termacet di Indonesia dalam survei Asian Development Bank (ADB). Menurut Sonny, penyebabnya karena kepala daerahnya tidak pernah memulai langkah untuk menata angkutan umumnya.

"Semua berhenti di keinginan doang, tidak dilaksanakan. Padahal dulu ide-idenya bagus, ada kereta gantung, metro kapsul, kereta ringan atau LRT, terakhir mau ada trem tapi pakai sensor bukan rel. Itu pun nggak jadi, cuma konsep aja," kata Sonny.

Itulah mengapa, kata dia, kejengkelan warga soal transportasi umum di Bandung sudah bertumpuk sejak 10 tahun lalu. Padahal, sejumlah negara seperti Inggris, Jerman, dan Eropa sempat mengajukan program kerja sama soal transportasi massal dan pengembangan kota. Namun entah mengapa tak pernah terealisasi.
detik.com
jiresh
muhamad.hanif.2
viniest
viniest dan 20 lainnya memberi reputasi
21
3.1K
132
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan