Sebanyak 16 siswa di SMP 3 Berbah, Kabupaten Sleman, ketahuan menenggak minuman keras (miras) di lingkungan sekolah akhir Desember 2022 lalu. Mereka kemudian dikirim ke pondok pesantren untuk dibina selama seminggu.

"Perlu kami sampaikan kejadian yang terjadi di SMP 3 Berbah. Memang disinyalir ada beberapa anak terlibat minum-minuman keras," kata Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana kepada wartawan, Jumat (6/1).

Ery menceritakan ide menenggak miras itu berasal dari salah seorang siswa. Siswa tersebut kemudian mengajak rekannya yang lain. Siswa yang diajak sebenarnya sempat menolak tapi akhirnya menuruti ide itu.

Para siswa lalu patungan membeli minuman keras. Ada satu siswa yang disuruh untuk membeli minuman keras.

"Minuman keras itu diminum bersama-sama disinyalir ada 16 siswa yang ikut minuman keras dengan tiga kategori. Ada anak yang minum karena memang sukarela ingin minum, ada anak yang minum karena dipaksa, dan ada anak yang minum karena ingin coba-coba," katanya.

Pihak sekolah mengetahui peristiwa itu langsung memanggil orang tua siswa. Para siswa dibina dan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya.

"Sebagai bentuk pembinaan dari 16 anak itu, kemudian disepakati untuk dilakukan pembinaan dalam rangka pembinaan biar menyadari akan bahaya minuman keras dan tidak mengulangi lagi. Disepakati pembinaan itu dititipkan di salah satu pondok pesantren selama satu minggu," katanya.

Ery mengatakan langkah pembinaan itu disambut baik oleh orang tua wali. Biaya pembinaan Rp 300 ribu per siswa ditanggung oleh orang tua dan wali siswa. Dengan pembinaan ini, diharapkan para siswa bisa menyadari perbuatannya.

"Sudah dikomunikasikan dan disepakati orang tua dan orang tua merasa senang untuk pembinaan ini," katanya.

Kepada kepala sekolah di Sleman khususnya jenjang SMP, Ery berpesan agar siswa senantiasa dibina untuk membentuk karakter siswa yang baik. Kejadian di SMP N 3 Berbah tidak terjadi di sekolah lain.

https://m.kumparan.com/amp/kumparann...n-1zaL6b0jDk7?