Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Bucin Boleh, Tetapi Jangan Sampai Jadi baik


Penulis:        Malik Ibnu Zaman
Editor:         Thiara


Cangkeman.net - Setiap orang berhak untuk mencintai dan dicintai, jadi tidak ada alasan bagi seseorang untuk melarang jatuh cinta. Karena cinta itu memang merupakan fitrah manusia, semua orang pasti sepakat akan hal tersebut.

Kalian pasti sering mendengar istilah bucin, atau jangan-jangan kalian sendiri yang mendapat julukan bucin. Bucin merupakan kependekan dari budak cinta, sebenarnya tidak ada pengertian resmi dari istilah tersebut, karena bucin dikategorikan sebagai istilah gaul di tengah masyarakat.

Seringkali bucin disematkan kepada pasangan yang saling mencintai secara berlebihan. Cinta secara berlebihan tersebut seringkali dimanifestasikan dengan tidak mempedulikan keadaan sekitar, bahkan sampai rela melakukan apapun tanpa dipikir panjang. Dengan kata lain, dimanifestasikan dalam bentuk kebaikan.

Berarti, nggak boleh dong menjadi bucin? Ya boleh saja, asalkan bucin tersebut dimanifestasikan dalam bentuk positif, misalnya membuat buku, atau film. Tetapi seringnya, pasangan bucin itu malah justru bikin gedeg atau sebel. Tidak perlu jauh-jauh, contohnya, sebut saja pasangan sensasional Leslar (Lesti Kejora-Rizky Billar).

Pasti banyak netizen yang gedeg dengan kebucinan Lesti. Bagaimana tidak gedeg, coba? Rizky Billar melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kepada Lesti, kemudian oleh Lesti dilaporkan ke polisi. Apa yang dilakukan oleh Lesti? Ia berani melaporkan kekerasan yang dialaminya ke polisi; suatu hal yang patut diapresiasi. Netizen pun beramai-ramai membela Lesti, bahkan sampai membongkar aib Rizky Billar.

Dua minggu kemudian, Lesti malah mencabut laporannya tersebut. Dengan kata lain, Lesti Kejora dan Rizky Billar sepakat berdamai. Tentu saja, para netizen pun kecewa atas apa yang dilakukan oleh Lesti. Sebagian netizen berpendapat bahwa pencabutan laporan tersebut dikarenakan kebucinan Lesti, bahkan ada netizen yang memplesetkan bahwa KDRT yang dialami oleh Lesti bukan “Kekerasan Dalam Rumah Tangga” tetapi “Konten Dalam Rumah Tangga”.

Beberapa netizen pun ada yang mempertanyakan, "Kenapa nggak diselesaikan terlebih dahulu di dalam keluarga, kalau pada akhirnya, Lesti malah mencabut laporannya?". Sampai-sampai ada juga netizen yang menduga, bahwa jangan-jangan itu hanyalah cara untuk menaikkan kembali popularitas Leslar.

Beberapa waktu yang lalu, saya dan salah seorang kawan bernama Lazhar (bukan nama sebenarnya) mendiskusikan perihal Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh Rizky Billar kepada Lesti Kejora. Kami sepakat bahwa di antara mereka berdua, yang bucin itu Lesti. Kami juga khawatir bahwa kebucinan Lesti itu akan menjadi penyebab ia mencabut laporannya. Kekhawatiran kami pun terjawab beberapa hari kemudian, bahwa Lesti benar-benar mencabut laporannya itu.

Kembali ke soal bucin itu tadi, seringkali saya diingatkan oleh salah seorang kawan bernama Idha (bukan nama sebenarnya) untuk tidak bucin. Ia berulang kali mengingatkan saya lewat pesan WhatsApp bahwa, “Jangan bucin, karena bucin itu bikin baik. Fokus saja menulis, bucin justru malah membuat kualitas tulisan menjadi menurun,” imbuhnya. Saya pun membalas “Siap, Mas,”. Dalam hati, saya bergumam “Ngapain bucin, pacar saja saya tidak punya.”

Apa yang dikatakan oleh Idha tentu benar, tetapi tidak bisa diposisikan sebagai sebuah kebenaran mutlak. Salah seorang kawan saya Lazhar misalnya, awalnya ia sangat semangat dalam menulis, tetapi setelah bucin semangat itu menjadi hilang. Untungnya, bucin hanya membuat ia kehilangan semangat menulis, tidak sampai membuat ia menjadi baik.

Lain halnya dengan Lazhar, salah seorang kawan saya yang lain bernama Nabara (bukan nama sebenarnya), awalnya ia begitu bucin dengan pacarnya. Tetapi kemudian, ia ditinggalkan begitu saja oleh sang pacarnya. Hal ini mempengaruhi kehidupan Nabara, dia jadi sering pindah-pindah kerja hingga bermain judi (sepertinya sih sekarang sudah taubat).

Kawan saya yang lainnya lagi bernama Rotul (bukan nama sebenarnya), berulang kali ia ditipu oleh pacarnya terkait uang, dan berulang kali pula di-ghosting oleh pacarnya. Tetapi, kebucinan Rotul membuat ia mau-mau saja ketika diajak balikan. Setelah itu, pacarnya mengulangi lagi hal serupa, lalu balikan lagi, begitu seterusnya. Sering kali saya menasehati Rotul, tetapi nasehat saya hanya dianggapnya angin lalu.

Tentu, tidak semua bucin bisa menyebabkan baik. Buktinya salah satu kerabat jauh sekali–sebut saja namanya Adi, kebucinannya justru malah membuat ia semangat dalam bekerja. Sampai-sampai sekarang sudah memiliki rumah di usia pernikahannya yang baru seumur jagung.

Intinya bucin boleh, tetapi jangan sampai kebucinan tersebut justru malah menyebabkan baik.

Tulisan ini ditulis di Cangkeman pada tanggal 9 November 2022.
iblast867583
iblast867583 memberi reputasi
1
1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan