Visiliya123Avatar border
TS
Visiliya123
Bermalam di Hutan Tinjomoyo
Horror Story

Cerita mengandung kata-kata kasar, yang sengaja digunakan untuk membiat cerita lebih hidup.


Quote:



Fun Fact terkait Hutan Tinjomoyo:

Hutan Tinjomoyo terletak di Kecamatan Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. Dulu, hutan ini digunakan sebagai kebun binatang, namun karena terjadi banjir besar, sehingga para binatang dipindah ke daerah Mangkang. Sekarang, hutan ini beralih fungsi menjadi hutan wisata. Banyak wisatawan yang berkunjung, seperti untuk foto prewedding, makrab atau ngcamp, outbond, atau sekedar berburu view yang bagus untuk diambil gambarnya dan di upload di sosial media.


Quote:



Gambar hanya pemanis, bukan aslinya (Sumber : Pixaby.com)



BAB 1

Suara tembakan terdengar Cumian telinga di kesunyian malam. Seorang pria dengan langkah kaki terseok sambil menggandeng bocah laki-laki berusia sepuluh tahun mengumpat kasar mendengar itu.

"Sial!" Mendengar suara tembakan dan ditambah tangisan bocah yang ia bawa membuat darahnya mendidih. "Bisakah kau berhenti menangis!" bentaknya sambil menampar pipi bocah itu dengan kencang, sedang tangan satunya mempererat pegangan pada sang bocah karena tak tahan lagi mendengar tangisan yang keluar dari mulutnya.

Sang bocah mengatupkan bibir, dadanya naik turun mencoba meredam isak tangis. Rasanya ia ingin menangis lebih kencang lagi, apalagi pegangan erat itu tak berniat melepasnya. Dia sangat kesakitan, tetapi pria yang menariknya tak peduli.

Suara derap kaki lebih dari satu orang terdengar. Pria tersebut semakin panik, lalu menyeret sebelah kakinya yang terluka karena tembakkan, lebih cepat dan begitu tergesa. Sang bocah berusaha mengikuti arah tarikan itu, tetapi langkahnya tak cukup lebar, hingga terkesan dia diseret dan membuat dedaunan kering yang terasa lembab berantakan, menujukkan tanda bahwa dia telah melewatinya. Melihat jejak kaki yang mereka tinggalkan, pria itu kembali mengumpat lalu membawa bocah itu untuk bersembunyi dibalik semak belukar yang cukup lebat. "Jangan berani pergi dari sini, atau aku akan membunuhmu!" ancamnya tak main-main. Tanpa bersuara, bocah itu mengangguk cepat, karena tak ingin mengambil resiko. "Bagus, anak pintar! Sekarang diam di sini dan tutup mulutmu! Aku akan segera kembali."

Pria tersebut kemudian meninggalkannya. Dia berjalan menuju jalanan yang mereka lewati tadi. Dengan tergesa, pria itu memindahkan dedaunan kering yang menumpuk, lalu menyebarnya di daerah yang mereka lewati. Berharap, jejak itu tak akan dikenali.

Derap kaki semakin mendekat, sang pria kembali mengumpat, entah untuk keberapa kali. Dia dengan cepat melompat dengan satu kaki menuju semak belukar tempat bocah tadi berada. Keduanya tak terlihat di kegelapan malam. Apalagi mereka di tengah hutan sekarang ini. Hanya ada satu penerangan, yaitu cahaya bulan. Namun, tetap saja, kegelapan lebih mendominasi.

Tak lama kemudian, dua orang yang menggunakan seragam polisi terlihat diterangi cahaya bulan yang menembus celah-celah pepohonan. Sang bocah ingin berteriak dan mengatakan bahwa dia di balik semak, tetapi sorot mata mengintimidasi dari pria yang menculiknya mampu mengurungkan niat itu. Tubuhnya gemetar hebat, dia menangis tetapi berusaha tidak membuka suara dengan cara membekap mulutnya sendiri menggunakan kedua tangan.

Dor

Quote:



Sumber gambar : Pixaby.com

Diubah oleh Visiliya123 28-12-2022 21:54
Bgssusanto88
sukhhoi
johny251976
johny251976 dan 4 lainnya memberi reputasi
3
1.9K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan