Miris, media sosial tengah dihebohkan dengan kabar pemberitaan terkait kepala penis seorang bocah terpotong saat sedang mengikuti sunat masal di salah satu klinik swasta di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Riau pada hari Minggu, 18 Desember 2022.

Menurut beberapa informasi yang beredar di media sosial dan salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @memomedsos dijelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi di acara syukuran klinik swasta yang ada di kecamatan Cerenti kabupaten Kuansing Riau yang tengah mengadakan khitanan massal.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Kuansing pun membenarkan akan adanya kejadian tersebut, dan dikabarkan bahwa anak yang menjadi korban sunat massal tersebut dirujuk ke UGD RSUD Telukkuantan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Adapun kronologis kejadian menurut beberapa informasi yang ada, bocah laki-laki yang menjadi korban merupakan peserta sunatan massal yang sudah mendaftar beberapa hari sebelum pelaksanaan, dan pada saat pelaksanaan sunat massal bocah tersebut ditemani oleh kedua orang tuanya sedangkan yang menangani adalah seorang perawat dari Puskesmas Batang Peranap.

Belum diketahui secara pasti penyebab terpotongnya kepala penis dari korban. Hanya saja saat melakukan penyunatan dan mengetahui kepala penis terpotong, perawat yang bertugas langsung berkonsultasi dengan dokter untuk kemudian korban dirujuk ke RSUD Teluk kuantan.

Diketahui di acara sunatan massal dalam rangka syukuran klinik ini melibatkan 6 orang perawat dan satu orang dokter yang bertugas menyunat peserta sunat massal.

Melihat adanya kejadian tak terduga ini, tentu dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi kita semua GanSis.

Sebagaimana kita ketahui, sunat massal adalah salah satu program yang seringkali dilakukan di berbagai acara entah itu acara keagamaan, pemerintahan, pengesahan bangunan tertentu, atau syukuran yang mentargetkan anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk mendapatkan sunat gratis.

Di dalam sunat massal biasanya bukan hanya sunat gratis, melainkan juga diberikan santunan berupa uang dan pakaian untuk peserta sunat massal yang diberikan oleh pemilik hajat.

Tentu dengan adanya kejadian ini benar-benar harus diambil sebagai pelajaran berharga bagi pelaksana sunat massal maupun para orang tua untuk lebih berhati-hati dan saling mengingatkan demi keselamatan bersama.

Saat ada kejadian yang seperti ini tentu saja kita tidak bisa mengambil kesimpulan bahwa petugas lalai dalam melaksanakan tugasnya, karena memang petugas pun juga tidak mungkin mau kecelakaan ini terjadi sehingga membuat seorang anak harus mengalami nasib nahas terpotong ujung alat kelaminnya.

Kehati-hatian dalam menjalankan tugas tentu menjadi kunci utama agar tidak mengalami kecelakaan atau kejadian serupa. Jika memang peserta sunatan massal terlalu banyak dan tim yang bertugas tidak sanggup maka akan sangat lebih baik jika menambah petugas atau membatasi jumlah peserta sunat massal.

Itulah tadi GanSis sekilas tentang pemberitaan yang tengah heboh dibahas oleh warganet.

Adanya kejadian ini sudah seharusnya dijadikan sebagai pembelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dan waspada lagi saat melakukan tugas.

Oke, mudah-mudahan thread ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi Agan Sista semua.