muqfaAvatar border
TS
muqfa
Mengapa Tikus Menjadi Hewan Percobaan dan Penelitian Biomedis?


Tikus sebagai hewan penelitian. Sumber: Di sini



Kalau kita dengar tentang tikus, pasti terbayang adalah hewan jorok, kotor, dan semisalnya. Namun ternyata hewan tikus ini pula salah satu yang sering dijadikan hewan percobaan untuk uji penelitian biomedis.

Kali ini kita coba membahas ini ya

Hewan pengerat punya peran penting dalam penelitian biomedis.

Hewan pengerat (rodentia) seperti tikus dan kelinci memang memiliki peran penting dalam penelitian biomedis, karena memiliki struktur dan fungsi tubuh yang mirip dengan manusia. Penelitian yang dilakukan pada hewan pengerat dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengembangan obat atau terapi yang dapat digunakan untuk menangani berbagai penyakit pada manusia.

Selain itu, hewan pengerat juga memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga mudah dikelola dan dipelihara dalam laboratorium. Biaya untuk membeli dan memelihara hewan pengerat juga lebih murah dibandingkan dengan hewan percobaan lainnya seperti monyet atau kucing. Hal ini membuat hewan pengerat menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan dalam penelitian biomedis.

Mengapa Tikus Sering Jadi Hewan Percobaan dalam Penelitian

Tikus sering digunakan sebagai hewan percobaan dalam penelitian karena beberapa alasan, di antaranya adalah:

1. Ukuran dan biaya yang relatif kecil. 
Tikus memiliki ukuran yang relatif kecil, sehingga mudah dikelola dan dipelihara dalam laboratorium. Selain itu, biaya untuk membeli dan memelihara tikus juga lebih murah dibandingkan dengan hewan percobaan lainnya seperti monyet atau kucing.

2. Struktur dan fungsi tubuh yang mirip dengan manusia. 
Tikus memiliki struktur dan fungsi tubuh yang mirip dengan manusia, sehingga hasil penelitian yang dilakukan pada tikus dapat memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat untuk pengembangan obat atau terapi bagi manusia.

3. Mudah diinduksi penyakit. 
Tikus dapat dengan mudah diinduksi penyakit dengan cara memberikan virus atau bakteri tertentu ke dalam tubuhnya, sehingga dapat digunakan untuk menguji efektivitas obat atau terapi yang dikembangkan.

4. Cepat berkembang biak. 
Tikus memiliki kemampuan berkembang biak yang cepat, sehingga mudah untuk memperbanyak jumlah hewan percobaan yang diperlukan dalam penelitian.

Meskipun tikus sering digunakan sebagai hewan percobaan dalam penelitian, penggunaannya juga harus dilakukan dengan cara yang etis dan memperhatikan kondisi dan perlakuan yang layak bagi hewan tersebut. Penggunaan hewan percobaan harus dilakukan hanya jika tidak ada alternatif lain yang dapat digunakan, dan harus disertai dengan pengawasan yang ketat untuk menjamin perlakuan yang layak bagi hewan percobaan tersebut.

Referensi tulisan: yourgenome.org
adhityayodha
nisemono
cheria021
cheria021 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
6.9K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan