Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

xianying21Avatar border
TS
xianying21
Nasib Radio Kecil di Era Digital, Tergerus Zaman dan Malah Jualan Obat


Apakah agan masih sering mendengarkan radio, atau kapan terakhir kali agan mendengarkan radio? Di era digital ini, pendengar radio memang sudah tidak sebanyak dulu. Kini orang-orang lebih suka mendengarkan musik streaming dengan playlist yang bisa diatur sesuka hati atau mendengarkan podcast sesuai keinginan dan mencampurkan keduanya secara beriringan.

Sebelum ini, ane kangen mendengarkan radio seperti yang suka ane lakukan ketika masih sekolah dulu. Jadilah ane instal aplikasi radio online dan mendengarkan radio besar seperti Prambors Radio. Lalu ane juga kangen dengan radio lokal di tempat ane yang dulu ketika ane masih remaja suka dengerin setiap malam hari, mendengarkan musik dan penyiar, request lagu, dan kirim-kirim salam.

Nah, ketika ane dengerin radio lokal setelah terakhir kali ane dengerin tahun 2009 ternyata radio lokal yang bernama Tri FM tersebut sudah sangat berubah. Dari dulunya yang fresh dan anak muda banget, programnya bagus-bagus, menjadi radio medioker dengan target pendengar orang tua dan isinya adalah jualan obat, ya jualan obat melulu! Programnya juga alakadarnya dan penyiarnya pun sekaligus menjadi sales obat.

Ternyata, radio ini telah berubah menjadi wadah media jualan obat untuk tetap bisa bertahan.

Radio Besar Tetap Bertahan dan Radio Kecil Jualan Obat


Radio dengan nama besar seperti Prambors, Trax, Ardan Radio dan yang lainnya mungkin masih punya penggemar setia dan radio-radio ini mengikuti perkembangan zaman seperti turut serta sebagai radio online, membuat podcast kekinian dan mendapatkan endorse dari produk bergengsi dan mampu mendatangkan artis-artis papan atas. Para pendengarnya pun adalah Gen Z yang suka mendengarkan radio.

Tapi tidak dengan stasiun radio medioker, mereka mengubah target pendengar menjadi para orang tua dan masyarakat yang belum menjangkau internet seperti para orang tua di kampung-kampung. Selain itu, radio-radio kecil ini lebih menjadi saluran untuk dagang obat dengan adanya testimoni dari para pembelinya. Ini adalah strategi radio kecil untuk bisa bertahan yaitu dengan menjadi agen obat atau bahkan perusahaan obat itu sudah menjadi pemilik radio.

Mungkinkah Radio Akan Punah?


Sulit untuk diprediksi, dulu ketika muncul televisi juga ada yang menganggap kalau radio bakal ditinggalkan tapi ternyata tidak karena kebutuhan radio masih dibutuhkan walau sudah ada tv yang sudah audio visual. Ketika Youtube muncul juga ada yang memprediksi kalau tv bakal mati tapi ternyata tidak karena tv dan Youtube itu saling melengkapi dan sangat berbeda.

Kini dengan majunya dunia digital, dengan harga bulanan yang terjangkau orang sudah bisa mendengarkan musik yang jumlah track-nya mencapai puluhan juta membuat setiap orang punya radio pribadinya masing-masing. Dengan seperti itu, wajar jika ada yang menganggap kalau radio akan mati. Tapi, dalam waktu dekat radio tidak akan mati.

Radio tetap punya segmentasinya yaitu orang yang tak peduli akan mendengarkan lagu apa untuk menemani saat bersantai, beraktivitas, bekerja, dan di perjalanan. Para pendengar radio juga umumnya ingin mendengarkan cuap-cuap penyiar dengan program-programnya.

Jika di zaman dulu request lagu bertujuan untuk ingin sekali mendengarkan lagu yang direquest sekarang requeat lagu karena ingin lagu tersebut didengarkan juga oleh orang lain yang sedang mendengarkan. Karena kalau cuma ingin dengar lagu ya tinggal cari saja di Spotify atau Youtube.

Nah, gan apakah agan masih suka mendengarkan radio sekarang? emoticon-Leh Uga

Sumber Referensi
madjoeki
damel88
nomorelies
nomorelies dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan