Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Mahasiswa Papua di Bali Ricuh Setelah Tolak KTT G20 & Tuntut Merdeka, Duh


Mahasiswa Papua yang tergabung dalam wadah AMP terlibat kericuhan dengan pecalang saat berniat menggelar aksi menolak KTT G20 dan menuntut Papua Merdeka di Renon Denpasar. Foto: Instagram @ceritabaline

bali.jpnn.com, DENPASAR - Aksi menolak KTT G20 yang tengah bergulir di Nusa Dua, Bali, pecah, Rabu (16/11). Namun, belum sempat embrio aksi pecah, rencana demo sekelompok mahasiswa Papua yang tergabung dalam wadah Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang menetap di Asrama Putra Papua (Aspura) Jalan Tukad Yeh Aya, Renon, Denpasar digagalkan pecalang.

Yang terjadi, kedua kelompok terlibat keributan di tempat kejadian perkara (TKP).

Terkuaknya rencana aksi menolak KTT G20 setelah puluhan massa AMP keluar dari Aspura di Jalan Tukad Yeh Aya Renon. Mereka keluar asrama sambil membawa spanduk dan sejumlah alat peraga.

Saat melakukan aksi, para mahasiswa Papua itu terpantau melakukan live streaming melalui Facebook dengan akun Aliansi Mahasiswa Papua KK

Dalam aksinya, para mahasiswa Papua menolak KTT G20 di Bali. Mereka juga meminta agar Papua merdeka dari Indonesia.

Namun, belum jauh dari keluar dari Asrama Aspura, aksi massa AMP dihentikan pihak desa, pecalang dan ormas PGN Bali.

Terlihat juga Ormas PGN pimpinan Gus Yadi yang selama ini getol menggagalkan aksi mahasiswa Papua menggelar demo di Bali.

Tujuan kami ke Konjen Amerika, bukan di sini” teriak mahasiswa Papua saat diadang pecalang dan ormas PGN.

Seorang tokoh adat kemudian menengahi pembicaraan sembari menegaskan bahwa para mahasiswa Papua harus punya izin melakukan aksi unjuk rasa dari kepolisian.

Jika menolak, pihak desa bisa menurunkan massa dan minta tidak melakukan keributan di wilayahnya.

Namun, belum sempat memberi penjelasan, pemimpin aksi AMP mengeluarkan kalimat provokasi.

Ya, turunkan saja (massa),” balasnya.

Spontan kericuhan antara mahasiswa Papua dengan pecalang pecah.

Beruntung aparat kepolisian dan TNI segera turun ke lokasi untuk meredam bentrok.

Mahasiswa Papua yang tergabung dalam wadah AMP terlibat kericuhan dengan pecalang saat berniat menggelar aksi menolak KTT G20 dan menuntut Papua Merdeka di Renon Denpasar. Foto: Instagram @ceritabaline

30 menit setelah kericuhan terjadi, suasana kembali berjalan normal.

Para mahasiswa Papua kembali digiring masuk asrama. (lia/JPNN)


https://bali.jpnn.com/bali-terkini/1...eka-duh?page=2

Demo Mahasiswa Papua saat KTT G20 di Bali Digebuki hingga Luka-luka, Massa Dikepung di Asrama
Demo mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bali digebuki polisi dan kelompok massa di Denpasar, Rabu (16/11/2022). Puluhan mahasiswa Papua yang dipukul mundur akhirnya masuk ke asrama mahasiswa Papua.

Demo Mahasiswa Papua saat KTT G20 di Bali Digebuki hingga Luka-luka, Massa Dikepung di Asrama
IST
Suara Denpasar - Demo mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bali digebuki kelompok massa hingga aparat di Denpasar, Bali, Rabu pagi (16/11/2022). Puluhan mahasiswa Papua yang dipukul mundur akhirnya masuk ke Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Yeh Aya Nomor 52, Denpasar. Sampai sore, mereka masih dikepung, tak bisa keluar dari Asrama Papua.

Bentrok tersebut berawal saat AMP Bali melakukan aksi menentang perhelatan KTT G20, dan minta menentukan nasib sendiri atau kemerdekaan bagi bangsa West Papua (Papua Barat) yang di Indonesia masuk wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Saat itu massa mahasiswa Papua sudah berbaris dan membentang spanduk serta mengangkat poster untuk menuju titik aksi di Konsulat Amerika di Jalan Hayam Wuruk, Renon, Denpasar.

Ketua Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bali, Herry Meaga menjelaskan kronologi aksi yang berujung bentrok tersebut. Dijelaskan, aksi dimulai dari Pukul 09.30 Wita. Saat itu Korlap mengarahkan massa aksi untuk menuju ke titik aksi.

"Sehingga massa aksi keluar dan berdiri berjejeran di pinggir jalan serta memegang poster/ tuntutan," kata Herry.

Akan tetapi, jelas Herry Meaga, sebelum mereka ke titik aksi di Konsultan Amerika, massa aksi langsung dihadang oleh gabungan dari pihak ormas reaksioner, pecalang dan aparat desa dalam jumlah banyak.

"Kemudian membungkam dan merepresi massa aksi serta meneriaki dengan kata-kata rasial," kata Herry Meaga.

Lebih lanjut, Herry menjelaskan, sekitar Pukul 10.00 Wita, massa aksi dihadang dan dilempari dengan batu, kayu, botol dan ada beberapa ormas yang menggunakan ketapel China. Karena kelompok penghadang lebih banyak, Herry Meaga menyatakan massa aksi tidak bisa membendung.

"Karena jumlah ormas semakin banyak dan terus mendorong serta memukul mundur kawan-kawan sehingga kawan korlap mengambil komando untuk mengarahkan kawan-kawan kembali masuk ke dalam Asrama," tuturnya.

Karena situasi aksi semakin tidak kondusif, menurut Herry, pada Pukul 11.00 Wita korlap mengarahkan massa aksi, dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap. Dia pun menjelaskan akibat kekerasan tersebut, sejumlah massa aksi mengalami luka-luka.


Massa aksi dari AMP Komite Bali saat baru berbaris sebelum dihadang dan digebuki kelompok massa dan aparat di Denpasar, Bali, Rabu (16/11/2022). (sumber: IST)
Herry Meaga menyebutkan setidaknya ada tujuh massa aksi yang mengalami luka-luka. Antara lain massa aksi berinisial He kena pecahan yang dilempar oleh penghadang, Bo ujung telinganya robek, Ya kena peluru ketapel tepat di perut, Le kena pukulan yang menggunakan cincin duri pada bagian perut, An kena pukulan menggunakan bambu pada bagian wajah, dan We luka di bagian bibir.

Selain itu, dia menyatakan sejumlah perlengkapan aksi juga dirusak dan dirampas. Antara lain sebuah AMP dirampas, megaphone diputuskan talinya, beberapa poster dirampas dan disobek, serta tali komando dirampas.

Sampai saat berita ini diturunkan, situasi saat ini tidak kondusif. Dikatakan, jaringan Telkomsel di area Asrama Papua terganggu, diduga diacak. Massa dari ormas, intel dan sebagainya memblokade jalan masuk dan keluar Asrama Papua sehingga massa aksi belum bisa untuk membubarkan diri.

Herry Meaga mengaku sampai saat ini pihaknya masih dikepung oleh pihak keamanan di Asrama Papua sehingga massa aksi tidak dapat membubarkan diri. (*/Aryo)
https://denpasar.suara.com/read/2022...pung-di-asrama

Menolak KTT G20 dan tuntut Hak Penentuan Nasib Sendiri, demonstrasi AMP di Bali diadang ormas dan aparat
Konten Sensitif


Aktivis Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bali menunjukkan luka yang dialaminya usai diadang massa ormas di Bali pada Rabu (16/11/2022). Dok. AMP Bali
Jayapura, Jubi – Massa Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali yang berunjuk rasa untuk menolak Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 dan menuntut Hak Penentuan Nasib Sendiri diadang organisasi kemasyarakatan dan aparat pada Rabu (16/11/2022). Sempat terjadi bentrokan di antara kedua massa, hingga akhirnya Aliansi Mahasiswa Papua atau AMP menarik massanya kembali ke Asrama Mahasiswa Papua.
Hal itu dinyatakan Ketua Umum AMP Komite Kota Bali, Jenno Dogomo saat dihubungi Jubi layanan WhatsApp pada Rabu. Menurutnya, massa aksi AMP itu diadang massa organisasi kemasyarakatan maupun aparat keamanan.

Dogomo menjelaskan demonstrasi AMP untuk menolak KTT G20 itu dimulai pada Rabu sekitar pukul 09.30 WITA. Saat itu, koordinator lapangan aksi itu mengarahkan massa bergerak dari Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Tukad Yeh Aya menuju Konsulat Amerika Serikat di Bali.

Akan tetapi, begitu keluar dari asrama, para mahasiswa Papua itu langsung diadang massa organisasi kemasyarakatan (ormas). “Kami sementara berdiri serta memegang poster, kami langsung diadang oleh ormas reaksioner, pecalang dan aparat desa Banjar Renon dalam jumlah banyak. Mereka merepresi kami, dan meneriaki kami dengan kata-kata rasial,” kata Dogomo.

Situasi semakin memanas, karena sekitar pukul 10.00 WITA para mahasiswa Papua itu mulai dilempari dengan batu, kayu, dan botol. Sementara massa AMP mencoba bertahan di sana untuk menyampaikan aspirasi mereka menolak KTT G20.

“Kami tidak bisa membendung represif dari pihak ormas, karena jumlah [mereka] semakin banyak dan terus mendorong serta memukul mundur kawan-kawan. Kami bertahan lama disitu,” katanya.

Dogomo menjelaskan bahwa sejumlah mahasiswa Papua dan aktivis lainnya terluka karena terkena lemparan. “Kawan kami Hery kena pecahan [kaca] yang dilempar pihak ormas reaksioner. Bolikam ujung telinganya sobek. Yabes kena peluru kartapel tepat di perut. Leksi perutnya kena pukul massa ormas yang menggunakan cincin duri. Andre wajahnya dipukul dengan bambu. Wemmy kena di bagian bibir, pecah,” kata Dogomo.

Menurutnya, sejumlah perlengkapan dan alat peraga aksi juga dirusak atau dirampas massa ormas. “Jadi barang barang kami yang dirampas adalah satu helai bendera AMP. Pelantang juga diputus talinya. Beberapa poster dirampas dan dirobek, tali komando juga dirampas,” kata Dogomo.

Menurut Dogomo, sekitar pukul 11.00 WITA, koordinator lapangan akhirnya mengarahkan massa AMP mundur dan kembali memasuki Asrama Mahasiswa Papua. “Kami masuk ke dalam asrama. Kemudian koordinator lapangan mengarahkan kawan-kawan melanjutkan [aksi] dengan pembacaan pernyataan sikap,” katanya.

Dogomo menyatakan situasi di dalam Asrama Mahasiswa Papua belum kondusif. Sinyal jaringan selular di sekitar asrama juga melemah, sehingga sulit digunakan.

Massa ormas, intel, dan sebagainya memblokade jalan masuk dan keluar asramam sehingga kami tidak bisa beraktifitas keluar asrama. Kawan-kawan yang di luar asrama juga kesulitan masuk untuk antar makanan dan minuman. Kami minta Mohon advokasi dan pemantauan dari semua pihak,” katanya.

Dogomo mengatakan, KTT G20 di Bali tidak memberi pencerahan, dan dapat berdampak buruk bagi rakyat Papua. “KTT G20 tersebut selain menyengsarakan rakyat Indonesia, juga berdampak buruk bagi warga Bali, serta berdampak lebih buruk bagi Papua yang mempuyai sumber daya alam melimpah,” katanya. (*)
https://jubi.id/tanah-papua/2022/men...as-dan-aparat/

Kalau dibiarkan demo di depan Konjen Amerika sementara KTT G20 masih berlangsung tentu bakal jadi santapan wartawan asing yang menjadi tujuan mereka sehingga agenda Papua merdeka jadi topik pembicaraan di media asing yang suka mengusung HAM dan demokrasi
Sudah kuduga bakal ada demo minta merdeka oleh mahasiswa Ppaua pas G20



nomorelies
belibeli69
vaklentine
vaklentine dan 5 lainnya memberi reputasi
6
3.4K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan