Bagi Agan dan Sista yang suka bepergian dengan menggunakan bus, terutama yang tinggal di sekitar Gunung Kidul, Jogja dan Magelang; pastinya tak asing dengan nama Maju Lancar (sering disebut ML). Perusahaan otobus ini berasal dari Gunung Kidul, dan bisa dibilang menjadi kebanggaan masyarakat dari kota tersebut. Meski penulis sendiri belum pernah naik bus ini, akan tetapi setiap kali berjumpa, bus asli Gunung Kidul ini pasti menghadirkan armada terbaru.

Untuk mencapai kesuksesan seperti sekarang, tentu diperlukan ketekunan dan keuletan. Maju Lancar sendiri ternyata punya sejarah panjang dalam dunia transportasi darat. PO bus ini didirikan oleh suami-istri H Sutrisno dan Hj Sri Hartati. Awalnya mereka merintis dengan membuka trayek angkutan pedesaan di sekitar wilayah Gunung Kidul pada dekade 1980-an. Waktu itu, angkutan pedesaan itu diberi nama Maju Lancar.

Maju Lancarsendiri memiliki filosofi yakni, "harapan agar usaha ini maju dan lancar." Dan sesuai namanya, usaha beliau berdua benar-benar dilancarkan hingga sekarang. Kembali ke cerita awal, untuk menambah penghasilan Bapak Sutrisno kemudian bergabung menjadi pengurus PO Ismo asal Wonogiri. Waktu itu kebetulan PO Ismo memiliki trayek Wonosari-Jakarta.

Pada perkembangannya, Bapak Sutrisno mendapat keluhan dari para penumpang PO Ismo, jika armada bus Ismo trayek Wonosari-Jakarta perlu peremajaan karena armada bus yang sudah tua. Jika tidak ada perubahan pada armada bus, mereka tidak mau lagi naik PO Ismo. Berangkat dari keluhan dari penumpang itu, Bapak Sutrisno mulai berpikir untuk membuat perusahaan otobus sendiri; karena peremajaan bus PO Ismo tidak bisa dilakukan dalam waktu yang cepat saat itu. Beliau kemudian menghadap Bapak Sumarmo, pemilik PO Ismo, dan mengutarakan gagasan untuk membuat PO sendiri mengisi trayek Wonosari-Jakarta.

Gagasan itu pun disetujui, hingga akhirnya Bapak Sutrisno merintis PO bus sendiri bernama Maju Lancar dengan armada awal 4 unit bus; waktu itu trayek pertama AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang dibuka adalah Wonosari-Jakarta. Secara resmi, PO Maju Lancar berdiri 2 Maret 1990. Sebelumnya pada 1986, Bapak Sutrisno juga telah membuka trayek bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) dengan rute Wonosari-Jogja.

Bersama istrinya, Bapak Sutrisno pun sukses merintis PO Maju Lancar. Bahkan berhasil mempertahankan usahanya melewati masa krisis moneter pada 1998 hingga masa pandemi pada 2020 lalu.



Untuk livery, Maju Lancar juga identik dengan warna hijau. Di mana warna hijau adalah warna daun. Hijau dan rimbun berarti subur, melambangkan kemakmuran. Sementara itu, selain aktif melayani trayek Jabodetabek-Jogja-Wonosari. PO Maju Lancar juga masih aktif mengisi rute AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), dengan melayani trayek Semarang-Magelang-Jogja PP.

Sekilas informasi tentang Bapak H Sutrisno, beliau ini adalah warga asli Pacitan. Pada periode 2000 sampai 2005 beliau berkesempatan menjabat sebagai bupati di kota kelahirannya tersebut. Menjadikan beliau bupati pertama Pacitan dari kalangan sipil. Beliau bersama istrinya juga cukup aktif dalam bidanh kesenian, bersama seniman asal Gunung Kidul, Manthous, beliau sempat membuat grup musik campursari. Bersama sang musisi beliau sempat membuat lagu campursari dengan judul "Sinom Maju Lancar."




Bagi Agan atau Sista yang biasa naik/turun dari bus di terminal Giwangan, pasti pernah melihat bus bernama Citra Adi Lancar. Bus ini biasa mengisi trayek Jogja-Cirebon-Kuningan. Bus ini juga masih bagian dari PO Maju Lancar, tetapi memiliki garasi pusat di Jogja. Bus ini dikelola oleh anak-anak Bapak H Sutrisno.

Bus ini berkonfigurasi kursi 2-2 dengan kelas Patas, bus yang digunakan biasanya memakai mesin depan, seperti Hino AK8 atau Mercedes Benz OH 1623 RF.






Bicara soal trayek, PO Maju Lancar konsisten mengisi trayek Wonosari-Jogja-Magelang-Jabodetabek hingga Bandung. Serta trayek Semarang-Jogja. Bus Maju Lancar sendiri juga menjadi favorit warga Gunung Kidul untuk bepergian ke arah Jakarta dan sekitarnya, mengingat warga di Gunung Kidul adalah perantau di kawasan Jakarta dan sekitarnya.

Untuk bodi bus yang digunakan, bisa dibilang Maju Lancar cukup update dengan bodi bus keluaran terbaru; seperti Avante, SR2, Jetbus. Di sisi lain, Maju Lancar sebenarnya tidak pilah-pilih bodi bus; mereka banyak memakai bodi dari berbagai karoseri. Seperti Morodadi Prima hingga Tri Sakti.

Untuk chassis bus yang digunakan cukup beragam, mulai dari Hino RK8, Hino AK8, Mercedes Benz OH 1626, Mercedes Benz OH 1526 sampai Mercedes Benz OH 1623 RF. Selain itu, Maju Lancar juga melayani bus Pariwisata.




Mengutip artikel iNews.id, Bapak H Sutrisno sebagai pendiri PO Maju Lancar meninggal dunia di Rumah Sakit Jogjakarta Internasional Hospital (JIH), Sleman pada Kamis (4/11/2021), pukul 06.00 WIB. Bapak H Sutrisno meninggalkan empat orang anak, dan kini anak-anak beliau melanjutkan usaha transportasi PO Maju Lancar. 

Di sisi lain, di tangan anak-anak beliau; PO Maju Lancar pun masih eksis dengan menghadirkan bodi-bodi bus terbaru mengikuti tren bus terkini. Dan sesuai namanya, usaha transportasi bus ini semakin "Maju" dan "Lancar." Dan jika Agan dan Sista punya pengalaman atau kenangan saat naik PO Maju Lancar, silakan berkomentar di bawah. Sampai jumpa








Referensi Tulisan: iNews.id& ayonaikbis.com
Sumber Foto: Facebook