Australia dipilih untuk penempatan pesawat pembom B-52H Stratofortress oleh Paman Sam, rencananya 6 unit B-52H akan punya markas baru di Negeri Kanguru. Mengutip artikel The War Zone(31/10/2022) 6 unit B-53 akan ditempatkan di Royal Australian Air Force (RAAF) Base Tindal. Lokasi pangkalan ini berjarak 300 km di sebelah selatan kota Darwin, Northern Therritory.

Menurut artikel dari ABC (31/10/2022), pejabat Australia telah mengkonfirmasi jika Pnagkalan Udara Tindal akan ditingkatkan guna menampung Si Mbah B-52. Peningkatan pada pangkalan akan mencakup apron yang diperluas dengan ruang untuk bisa menampung enam B-52, fasilitas operasi skadron, dan infrastruktur pemeliharaan. 

Setelah selesai, pangkalan udara akan jauh lebih mampu menampung detasemen pembom serta pesawat tanker dan pesawat tempur, dengan tugas tambahan untuk menangani penyimpanan bahan bakar dan amunisi dan bangunan perencanaan misi. Saat ini, Tindal adalah rumah permanen bagi satu skadron tempur siluman F-35A RAAF. Biaya operasi skuadron dan fasilitas pemeliharaan di Tindal telah mencapai US$14,4 juta, dengan total nilai modernisasi di pangkalan ini kelak mencapai US$100 juta. Yang semuanya akan ditanggung Amerika.



Pejabat Australia mengatakan sekarang sedang dilakukan pembuatan desain untuk Pangkalan Angkatan Udara Tindal, dan pekerjaan peningkatan pangkalan direncanakan selesai pada akhir 2026. ABCmenyebut peningkatan pangkalan diperlukan untuk mendukung operasi strategis serta menjalankan beberapa latihan 15 hari selama musim kemarau untuk skadron B-52 yang dikerahkan.

Pengerahan B-52 ke Australia juga menunjukkan bahwa, Amerika Serikat berencana untuk lebih meningkatkan pengerahan pembomnya ke Australia utara, dalam hal jumlah, durasi, dan keteraturan. Yang paling penting, Tindal akan menambah lokasi operasi maju lainnya untuk pembom AS. Saat ini pembom AS sudah beroperasi di Hawaii, Guam dan Diego Garcia.

Potensi kerentanan pangkalan seperti ini, terutama terhadap serangan rudal China, berarti pangkalan tambahan apa pun yang dapat menerima pembom untuk operasi reguler adalah bonus besar. Terlebih lagi, Australia utara jauh lebih jauh dari China, sehingga lebih sulit untuk menyerang dari daratan. Pesan dari rencana pengerahan B-52 ke Australia sudah jelas, jika AS memperingatkan China agar tidak menginvasi Taiwan.

Sebelumnya, pada bulan Juli 2022; Paman Sam juga telah mengirim 4 pembom siluman B-2 Spirit ke Australia. Keempat pesawat itu berasal dari 509th Bomb Wing yang bermarkas di Whiteman Air Force Base, Missouri, mereka dikerahkan dalam misi bertajuk Pacific Air Forces Bomber Task Force. Dua B-2 Spirit tiba di Amberley Air Force Base pada 10 Juli, sementara dua B-2 lainnya tiba pada 12 Juli 2022. Sementara itu meski B-2 telah mengunjungi Australia sebelumnya, kunjungan kali ini adalah penyebaran pertama B-2 ke negara itu sebagai bagian dari Bomber Task Force (BTF). BTF sendiri merupakan misi yang sering dilakukan USAF untuk menempatkan pesawat pengebomnya di pangkalan udara milik sekutu.



Dilihat dari segi kemampuan Si Mbah, pembom tua B-52 sendiri bisa terbang tanpa air refueling (pengisian bahan bakar di udara) sejauh 16.327 km. Sementara radius tempur pembom ini mencapai 14.200 km. Sebagai gambaran untuk Agan, jarak antara Pangkalan Udara Tindal dan titik tengah di Laut Cina Selatan sekitar 3.874 km, sementara jarak Pangkalan Udara Tindal ke Taiwan adalah 4.422 km. Untuk mencapai lokasi yang dimaksud, pembom B-52 harus terbang melintasi ruang udara Indonesia.

Di sisi lain, meski usianya tak lagi muda; B-52 tetap menjadi aset penting bagi USAF dan Paman Sam. Bisa dibilang inilah bomber tua warisan Perang Dingin yang punya kemampuan terbang jarak jauh yang paling mumpuni di gudang senjata USAF. Dan lewat program modernisasi dengan penggantian kedelapan mesinnya, B-52 diharapkan akan tetap strongsampai tahun 2040.






Referensi Tulisan: The War Zone& ABC
Sumber Foto: USAF