Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amekachiAvatar border
TS
amekachi
Bukan Kaleng Kaleng, Sejarah Wing Commander RAF Inggris Halim Perdanakusuma TBM

Bagi para pecinta sejarah perang dunia ke dua adalah sesuatu yang sangat mengagumkan dan membanggakan,ada lho seorang tentara yang berasal dari Indonesia yang berpartisipasi di perang dunia


Yaitu The Black Mascot Halim Perdanakusuma namanya,seotang pahlawan Indonesia yang bahkan tak pernah mengecap manisnya buah kemerdekaan



Perjuangan Abdul Halim Perdanakusuma dalam Sejarah Kemerdekaan RI



Biografi singkat Abdul Halim Perdanakusuma dan perjuangan dalam Kemerdekaan Republik Indonesia.



Abdul Halim Perdanakusuma, lahir di Sampang, Madura, pada 18 November 1922. Ia merupakan salah satu pelopor Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) yang ikut berjuang dalam revolusi kemerdekaan Indonesia.

Sayangnya karier militer Abdul Halim Perdanakusuma, berlangsung singkat. Pangkat terakhirnya sebelum meninggal pada 14 Desember 1947 adalah Laksamana Muda TNI AU.


Dia meninggal saat menerbangkan pesawat AVRO Anson dari Songkla, Thailand, melewati Singapura, dan menuju Bukittinggi.


Meskipun terbilang singkat, tetapi jasa-jasa Halim Perdanakusuma, dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup besar.


Saat agresi militer Belanda II berlangsung, Halim, ikut dalam operasi balasan serangan udara ke Semarang dan Salatiga.


Operasi yang disusun oleh Halim Perdanakusuma, terlaksana pada 29 Juli 1947 dan terhitung sukses.

Awal Karier Militer Halim Perdanakusuma




Halim Perdanakusuma merupakan putera keempat dari Patih Sampang, Raden Haji Mohammad Baharuddin Wongsotaruno.

Seperti anak pembesar Hindia Belanda pada saat itu, dia mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan di sekolah orang Eropa.

Halim Perdanakusuma masuk Hollandsc Inlandsche School (HIS) yang setara dengan sekolah dasar pada tahun 1928 di Madura.

Dia kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), dan kemudian Opleiding School Voor Inlandsche Amtenaren (OSVIA) Magelang.

Setelah lulus OSVIA, Halim sempat bekerja di departemen dalam negeri kolonial. Akan tetapi, situasi di tahun 1940an yang sedang bergejolak dengan terjadinya Perang Dunia II, membuat pemerintah Hindia Belanda memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk masuk pendidikan perwira angkatan darat, laut, dan udara.

Abdul Halim ikut dalam pendidikan tersebut dan masuk ke dalam pendidikan perwira angkatan laut. Dia ditempatkan ke dalam calon perwira kapal torpedo dan menjadi bagian dari Angkatan Laut Hindia Belanda.

Dikutip dari laman Pusat Sejarah TNI, Jepang mulai masuk ke Hindia Belanda pada tahun 1942 dan berhasil merebut Pulau Jawa.

Sementara pasukan Hindia Belanda berusaha menyelamatkan diri ke Australia, termasuk Halim Perdanakusuma.

Setelah menyelamatkan diri ke Australia, dia kemudian ikut bersama tentara Inggris ke India. Dia kemudian ditawari untuk melanjutkan pendidikan militer ke Inggris, dan menerimanya tetapi ingin pindah ke Angkatan Udara.

Dia kemudian mengikuti pendidikan juru terbang di Kanada, bersama dengan Royal Canadian Air Force, dan mengabdikan diri kepada sekutu. Abdul Halim, terlibat dalam Perang Dunia II bersama blok sekutu melawan Nazi Jerman.

Kembali ke Indonesia dan Berjuang dalam Revolusi Kemerdekaan

Setelah Perang Dunia II berakhir dan Jepang menyerah tanpa syarat Halim Perdanakusuma, memutuskan pulang ke Indonesia. Dia ikut rombongan pasukan Inggris yang mendarat di Jakarta pada September-Oktober 1945.

Akan tetapi, karena statusnya pernah bergabung dengan tentara Inggris, dia dianggap sebagai tentara NICA, dan ditangkap saat ingin menemui keluarganya. Setelah ditahan beberapa bulan dia akhirnya dibebaskan dan diizinkan pulang ke Madura.

Tidak lama setelah itu, Abdul Halim Perdanakusuma, dipanggil oleh Kepala Staf ANgkatan Udara Republik Indonesia Suryadi Suryadarma ke Yogyakarta. Dia diminta untuk memperkuat Angkatan Udara Indonesia yang baru didirikan.

Halim Perdanakusuma yang saat itu berpangkat Komodor Angkatan Udara, melatih prajurit TNI AU untuk melakukan terjun payung, dan mengendarai pesawat tempur peninggalan Jepang. Dia pun terlibat dalam banyak operasi militer balasan kepada tentara NICA.

Selain itu, dia juga bertugas untuk membangun Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan membeli pesawat ke luar negeri. Dalam upaya membeli pesawat Auro Anson RI 003, Halim Perdanakusuma, menerbangkat pesawat tersebut secara langsung dari Thailand ke Indonesia bersama Iswahyudi.

Sayangnya, dalam penerbangan tersebut pesawat Auro Anson RI 003 mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk di Tanjung Hantu, Malaysia.

Laksamana Muda TNI AU Abdul Halim Perdana Kusuma dan Iswahyudi, meninggal dunia dalam insiden tersebut.


Kisahnya di perang dunia ke dua





Halim Perdanakusuma, 'The Black Mascot' Tentara Inggris Sukses 42 Kali Misi Pengeboman Markas Nazi

Pahlawan Nasional Indonesia ini sudah tak asing di telingan kita.
Sebagai penghormatan bagi jasa sang pahlawan, namanya dijadikan sebuah nama bandar udara di kota Jakarta.
Ia kala itu ikut berperang melawan penjajahan, nahas ia tewas ketika misi penerbangan dari Malaysia ke Indonesia.
Tak banyak yang tahu kisah hidup 'The Black Mascot', julukan yang diberikan oleh ratu Inggris untuk Halim.
Lika-liku perjuangan telah ia lalui, bahkan sampai ikut perang dunia II di dataran Eropa.
Begini cerita singkat sang Pilot perang Indonesia.

Abdul Halim Perdanakusuma, pemuda asal Madura yang lahir pada 18 November 1922.
Ia menempuh pendidikan pertamanya di Sampangan.
Dalam Buku berjudul Halim Perdanakusuma (1978) yang ditulis M. Sunjata, Halim kecil sekolah di HIS (Hollandsche Inlandsche School) dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) sekolah setingkat SD dan SMP untuk pribumi yang berbahasa Belanda.
Setelah lulus Ia lanjutkan studi ke Magelang, tepatnya sekolah Pamong Praja (MOSVIA) yang ia tempuh sampai tingkat II saja.
Selepas lulus ia sempat bekerja menjadi pegawai negeri Probolinggo.
Bekerja menjadi pegawai negeri tidaklah membuat ia puas.

Halim lalu pergi ke Surabaya untuk bergabung dengan Angkatan Laut dan ditempatkan di bagian torpedo.
Tak lama bergabung dengan Angkatan Laut Hindia Belanda, Jepang menyerbu Nusantara.
Banyak orang Belanda yang menyeberang ke Australia, tak sedikit pula orang pribumi yang ikut serta termasuk Halim muda.
Di Australia, Ia tak lama karena harus ditugaskan ikut ke India untuk bergabung dengan militer Inggris yang ada di sana.
Di India ini kisah keberuntungan Halim Perdanakusuma dimulai.
Awal kisahnya adalah ketika ia melukis wajah Panglima Armada Inggris di India, Laksamana Mountbatten.
Ketika lukisan itu jadi, lalu ia gantung di kamarnya.

Dari buku M. Sunjata tertulis bahwa Halim memang sejak kecil gemar melukis.


Berita mengenai lukisan Panglima di barak tentara pun terdengar oleh Mountbatten, dan tak lama Halim di kunjungi oleh idolanya tersebut.
Singkat cerita Halim ditawari oleh sang Laksamana untuk melanjutkan pendidikan militer di Inggris.
Tapi ia mengajukan permintaan untuk pindah jurusan ke angkatan udara, permintaan tersebut dikabulkan.
Abdul Halim terbang ke Gibraltar kemudian ke Inggris setelah dari Inggris lalu lanjut ke Kanada.
Royal Canada Air Force (RCAF) adalah sekolah tempat ia menempuh pendidikan angkatan udara.


Pada saat itu Abdul Halim Perdanakusuma baru berusia 22 tahun dan terpisah jauh dari keluarga bahkan tunangannya tanpa bisa berkomunikasi karena keadaan perang sedang meletus.
Dalam buku Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003, Halim muda saat itu tergabung di Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force (RAF).
Di RAF inilah sepak terjang pemuda Madura dibuktikan olehnya.
Tidak kurang dari 42 kali ia ikut misi pengeboman oleh Angkatan Udara Inggris di wilayah NAZI Jerman.
"Setiap kali ia iktu dengan skwadronnya dalam serangan udara atas kota-kota di Jerman dan Perancis, pasti seluruh awak pesawat pulang dengan selamat," tulis M.Sunjata dalam bukunya.
Itu yang melatarbelakangi Angkatan Udara Inggris menjulukinya sebagai 'The Black Mascot'.
Selesai Perang Dunia II di Eropa, Halim dikembalikan kepada satuan awalnya MLD (Marine Luchtvaart Dienst) alias Dinas Penerbangan Angkatan Laut Belanda.

Dari situlah Halim mempunyai kesempatan untuk kembali ke tanah air, sekembalinya ke Tanah kelahiran ternyata di Indonesia sedang terjadi masa Revolusi.
mantan kru MLD Belanda tersebut lalu merapat ke Badan Keamanan Rakyat Udara milik Indonesia.
Halim adalah awak pesawat amfibi Catalina PBY yang bisa mendarat di air.
Meski upah tentara Indonesia lebih kecil ketimbang upah tentara Belanda pada masa itu, Halim tetap bergabung dengan tentara tanah kelahirannya.
selepas bergabung dengan Angkatan Udara Indonesia, beberapa misi sukses ia jalankan.
Sampai tahun 1947, menjadi tahun kelam baginya dan Angkatan Udara Indonesia.

Abdul Halim Perdanakusuma bersama koleganya Iswahyudi menjadi korban jatuhnya pesawat AVRO Anson di Tanjung Hantu, Semenanjung Malaya.
Selepas kematiannya Abdul Halim Perdanakusuma dikenang sebagai salah satu pahlawan Dirgantara Indonesia dan namanya dipakai sebagai nama salah satu bandar udara di Indonesia.
(*)



Sumber 1 :

https://www.google.com/url?q=https:/...9Yeju6igIRZ_xt

Sumber 2 :

https://www.google.com/url?q=https:/...QrU4ZRrv3a_lxP

Sumber gambar :

https://www.google.com/url?q=https:/...K8pqshz7IYCsbq

Yang senang dengan sejarah perang dunia ke dua silahkan ikuti dan ramaikan forumnya

Berbagi pengetahuan dan kisah

Forum PECINTA SEJARAH PERANG DUNIA KE 2
https://www.kaskus.co.id/forum/1188
#ForumKaskus via @KASKUS
pakisal212
jagotorpedo
NecroTorture
NecroTorture dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan